Share

Pasukan Tetangga

“Bagus … bagus sekali! Gosipin aja aku teroosss! Puas, Kak?” ucap Citra dari belakang punggungku sambil bertepuk tangan. Aku kaget sekali, karena ternyata dia sudah berada di belakangku sedari tadi, dan ibu-ibu yang belanja sayur pun tak menyadari kedatangan Citra, saking asyiknya mengobrol.

Ibu-ibu melanjutkan memilih sayuran, sambil pura-pura tak mendengar Citra bicara. Begitupun denganku, aku lebih memilih melayani mereka yang berbelanja, tak sedikitpun meladeni Citra.

“Helloo! Aku di sini lho, dan kalian ngomongin aku seenak jidat? Gak takut dosa apa, hah?” sungut Citra.

Tak ada yang menggubris Citra. Kami semua kini ngobrol dengan topik berbeda. Lagipula Citra kok berani banget, kami ini kan lebih tua darinya, tapi gaya Citra seolah-olah ngajak berantem. Karena itu, Citra jadi kesal. Dan dia melampiaskan kekesalannya padaku.

“Eh, Kak Dewi! Jangan suka ngomongin aku di belakang ya, apalagi ngejelek-jelekin! Kakak lupa ya dua hari kemarin Kakak datang ke rumah aku ngemis-ngemis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status