Share

Bab 12

Pandu tertawa setelah Luki pergi. Dia sampai memegangi perutnya.

"Ada yang lucu?" tanyaku sewot.

"Ahm. Nggak ada," jawabnya seraya menahan tawanya.

"Senang sekali ya, kamu melihatku menyedihkan begini!" sungutku.

"Siapa yang senang? Jangan su'udzon, kamu itu!" sahutnya seraya tersenyum.

Senyum yang membuatku semakin jengkel.

Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, dia masih saja menjengkelkan.

"Hiish!" Aku menyandarkan tubuhku ke sandaran sofa.

"Jangan marah-marah, nanti cepat tua!" Pandu menatapku sambil mengulum senyum.

"Memang sudah tua. Puas kamu!"

"Kamu itu, sama Pamannya kok galak banget. Kuwalat nanti kamu sama orang tua!"

Awas saja. Tunggu pembalasan dariku. Aku tau, dia sangat suka melihatku terlihat menyedihkan begini.

Dia itu, suka banget menggangguku dari dulu. Bahkan dia pernah berpura-pura menjadi Abang yang galak saat ada teman lelakiku yang datang ke rumah ingin PDKT. Dia akan memarahi lelaki itu habis-habisan. Ceramah panjang lebar juga ia lontarkan.

Yang katanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status