Share

Bab 4 : Hubungan Her & Er

Herlambang yang awalnya telah berangkat ke kantor, akhirnya kembali ke rumah usai menghubungi Dimas yang memberitahukan kalau Tiara tidak ada di rumah sebelum makan siang.

“Dimas, apa Nyonya Tiara ada di rumah?” tanya Herlambang.

“Maaf Tuan besar, Nyonya keluar rumah sebelum makan siang dengan Imam,” jawab Dimas.

“Apa kamu tau dia kemana? Soalnya telepon saya nggak di jawab,” ungkap Herlambang.

“Coba saya hubungi Imam, Tuan,” ujar Dimas.

“Jangan! Nggak usah, biar aja. Hmmm, apa Elena hari ini nggak ke rumah mamanya?” tanya Herlambang kembali.

“Betul Tuan, Nyonya Elena ada di rumah,” ucap Dimas.

“Oh, Ok! Terima kasih,” tutur Herlambang menutup pembicaraan diantara mereka.

Sekitar pukul dua siang, mobil yang dikendarai oleh Herlambang pun sampai di rumah. Herlambang melangkah panjang memasuki rumah mewah tersebut dan menaiki tangga menuju kamarnya. Disaat Herlambang melintasi kamar Elena, samar-samar terdengar suara televisi. Kemudian, Herlambang pun meraih gagang pintu kamar tersebut.

Cklek!

Dibukanya pintu kamar yang tak di kunci. Bersamaan dengan itu, Elena yang tampak asyik menonton televisi menoleh ke pintu kamarnya dengan terkejut, “Om Her?!”

Lelaki tampan itu tersenyum di depan pintu kamar, sedangkan Elena sendiri beranjak dari sofa di depan televisi, berjalan mendekati Herlambang dan kembali berucap, “Ada apa ya Om?”

Saat Elena telah mendekati pintu kamarnya, Herlambang yang tak menjawab pertanyaannya telah masuk ke dalam kamarnya dengan tersenyum nakal. Elena yang mendapati gelagat tak baik dari Herlambang yang telah hampir dua bulan ini bersikap sopan pun mendekati pintu yang di tutup oleh Herlambang dengan mendekati gagang pintu, namun oleh Herlambang di halanginya.

“Om, tolong jangan begini!” gusar Elena mendapati pintu kamarnya dikunci oleh Herlambang dan tangannya yang akan membuka pintu di pegangnya.

“Lena ... aku kangen sama kamu. Tolong jangan tolak aku,” pinta Herlambang.

“Om! Jangan buat saya menanggung malu lagi. Om tau, saya belum bercerai dari Erlangga. Apa Om tau pandangan dari beberapa pelayan tentang saya, di sini? Apalagi tante Tiara nggak ada di rumah. Tolong, buka pintunya,” pinta Elena yang beberapa kali mendengar tiga orang pelayan membicarakan dirinya di halaman belakang.

Herlambang yang pikirannya telah dipenuhi oleh gelora cinta dan kangen akan pelukan yang sering dirasakannya kala semua belum terbongkar pun memasakan diri dengan tetap memeluk Elena yang menolaknya. Namun, tenaga lelaki tampan nan atletis lebih kuat dibandingkan dengan Elena yang coba melepaskan diri dari pelukan Herlambang.

“Sayang, aku kangen. Aku kangen menciummu,” Herlambang memeluk Elena dan berbisik di telinganya.

“Om ... lepas, saya nggak mau jadi omongan beberapa pelayan di rumah ini,” ucap Elena membalas bisikan Herlambang.

Dilonggarkan pelukan Herlambang, dan tangannya menyibak anak-anak rambut Elena yang menutupi wajahnya. Kemudian, ditautnya dengan lembut bibir Elena sembari memejamkan mata. Herlambang sangat menikmati momen kecupan yang dilakukan pada bibir Elena. Namun, wanita cantik yang kian mempesona itu, tidak membalas tautan pada bibir Herlambang.

Dilepas tautan bibir Herlambang dan ditatapnya wanita cantik yang selama ini membuat dirinya tergila-gila dan menjadi candu dalam kehidupannya. Lalu, Herlambang menatap dengan mata yang sayu karena hasrat yang telah bersarang pada benaknya.

“Lena ... aku benar-benar kangen diri kamu yang dulu. Sebentar saja ... dari tadi pagi aku terus membayangkan kamu,” ucapnya pelan menatap tajam mata indah Elena.

“Om, tolong jangan seperti dulu lagi. Lena belum bercerai. Lagi pula Lena hamil anak Er. Jangan lakukan itu Om. Lena hanya mau lakukan itu, kalau kita udah menikah,” jawab Elena membalas tatapan tajam Herlambang.

“Pegang aja Lenaaa,” rayu Herlambang, mencium kening dan kedua pipi gadis cantik yang kini telah menjadi wanita dewasa dan telah matang dalam memutuskan keinginannya.

“Maaf ... jangan paksa Lena seperti ini, Om. Tolong, keluarlah,” pinta Elena dan kembali berkata, “Kalau Om seperti ini terus, Lena akan balik ke rumah mama aja.”

Mendengar ancaman Elena membuat lelaki tampan yang telah membayangkan hal ternikmat seperti dulu kala mereka meraih manisnya sebuah perselingkuhan, akhirnya menyerah dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, kembali mengecup lembut bibir Elena yang dibiarkan olehnya saat Herlambang mengulumnya. Lalu, lelaki tampan itu pun keluar dari kamar itu dengan kepala pening tentunya.

***

Sementara itu, Erlangga yang telah sampai di apartemennya pun menghubungi Bella, wanita cantik dan pencemburu itu untuk membatalkan janji menjemputnya dengan berbohong. Karena Erlangga sangat paham dengan sifat Bella yang masih saja cemburu dengan Elena, walaupun mereka telah hampir dua bulan tinggal bersama. Dan hal ini lah yang menyebabkan Erlangga tidak pernah menjenguk Tiara sejak mereka tinggal bersama.

“Hallo, sayang ... lagi ngapaen? Hmmm, sepertinya gue kagak jadi jemput ... soalnya besok pagi gue harus jemput mami dan anter dia untuk kemoterapi. Katanya sih, mami kangen pengen di antar sama gue. Apalagi udah dua bulan ini nggak ketemu,” ujar Erlangga membohongi Bella.

“Kemoterapi? Kan, kagak ada urusannya kalau gue nginap di apartemen elo. Aneh! Sekarang elo lagi dimana? Apartemen ... apa elo lagi ketemuan sama cewek lain?” tanya Bella dengan intonasi cemburu.

Hampir setiap saat Bella selalu curiga dan cemburu bila Erlangga diluar apartemennya. Walaupun Erlangga telah menjelaskan tujuannya. Seperti waktu Erlangga pergi bertemu teman alumni SMP nya, untuk sekedar nongkrong atau main game bersama. Namun, karena Bella cemburu maka Erlangga pun mau tak mau mengajaknya kemana pun ia akan bertemu temannya. Hal itu jelas terkadang membuat Erlangga merasa terbelenggu dan malu pada beberapa teman dan sahabat karibnya. Berbeda dengan Elena yang selalu memberikan waktu Erlangga untuk kumpul dengan teman-temannya sendiri.

“Bel! Gue bosen denger elo curiga aja sama gue!” ketus Erlangga dalam sambungan telepon.

“Makanya, Elo jangan bohong sama gue!” sungut Bella yang juga ketus menjawabnya.

“Gue bohong masalah apa, Bella?! Ini dah yang gue kagak suka sama elo. Sesekali elo harus berpikir positif ... gue rasa ini penyebab elo kagak hamil. Coba elo berpikir positif, pasti elo hamil. Apalagi selama ini gue kagak pernah pake pengaman dan kita udah tinggal bareng hampir dua bulan. Elo tetap kagak merasa itu penyebabnya?!”

“Er, nggak usah elo bawa masalah hamil segala. Kagak jelas amat sih, omongan elo. Pokoknya, jemput gue sekarang! Kagak usah pake alasan apa pun. Juga ... kalau pun besok elo harus antar nyokap, juga bisa ajak gue sekalian. Apalagi, udah lama gue kagak ketemu dia,” tolak Bella yang tetap dengan keinginannya.

“Masalahnya, mami maunya jalan berdua sama gue dan mami juga mau curhat perihal kejadian yang ada di rumah. Udah jelas?!” bentak Erlangga yang kesal dengan sikap dan sifat egois dan manja Bella.

Bella yang telah hampir dua bulan ini terus diikuti kemauannya dan sadar kalau Erlangga sedang pusing dengan hal yang belum disampaikannya pun, berpikir untuk tetap bertemu dengan pemuda tampan itu , walaupun telah ditolak olehnya. Lalu, Bella pun berpikir untuk mengajak Erlangga ke dokter kandungan.

“Ya udah, gini aja. Sekarang elo antar gue ke dokter kandungan, biar elo yakin kalau rasa cemburu gue bukan penyebab dari gue kagak hamil, sembari kita konsultasi ke dokter, supaya elo juga yakin kalau kandungan gue baik-baik aja,” ajak Bella seraya membela diri usai disudutkan perihal kehamilan.

Erlangga yang terkadang memikirkan kehamilan Bella selalu berpikir atas kesehatan kandungan Bella. Tetapi, ia tidak pernah menyampaikannya. Kecurigaan Erlangga perihal kandungan Bella mengalami masalah muncul karena, selama kurun waktu lebih dari setahun saat Bella tinggal bersama Alexander, tidak pernah sekali pun saudara sepupunya bercerita tentang masalah kehamilan Bella dan Erlangga jadi berpikir, ada yang tak beres dengan kandungan Bella.

“Ya gue setuju elo ke dokter kandungan, tapi jangan sekarang. Gue lagi lelah dan pengen tidur cepet. Biar besok pagi gue lebih fresh waktu antar mami ke dokter. Kalau gimana, elo minta jadwal tiga hari lagi ke dokter kandungannya,” titah Erlangga.

“Sekarang aja, Er ... ya Er,” rajuk Bella yang ingin tetap menginap di apartemen Erlangga.

“Sayang, tolonglah sekali ini aja, elo nurut sama gue. Dua hari lagi gue mau antar elo ke dokter kandungan. Jadi elo harus cari dokter kandungan yang bagus. Kalau hasilnya bagus kita minta jadwal, kapan masa subur elo. Setelah itu, kita bikin anak tiap hari hehehehe ...,” celoteh Erlangga tertawa kecil mencairkan suasana tegang diantara mereka untuk menenangkan hati Bella.

“Gue yakin kok kandungan gue baik-baik aja. Dan pegang janji elo untuk bikin gue hamil setelah gue ke dokter kandungan,” pinta Bella ngomong manja.

“Iya ... pastilah, gue perlu calon penerus di keluarga gue dan berharap elo bisa kasih gue anak. Pokoknya kita harus berjuang untuk bisa punya anak. Kalau elo sampai hamil, gue bakal nikah sama elo tanpa nunggu Elena lahiran," tegas Erlangga mengatakan keinginannya ada Bella.

“Ya udah kalau gitu. Tapi, elo janji juga. Kalau ketemu Elena jangan ngomong sama dia,” pinta Bella.

“Sayang ... kata mami gue, orang yang terus bikin elo cemburu itu, tiap hari di rumah mamanya, jadi gue minta jangan terlalu mikirin tuh orang. Dia aja belum tentu mikirin kita,” pinta Erlangga kembali mengingatkan Bella.

“Iya sayang ... mulai sekarang gue akan berusaha kagak mikirin cewek matre itu,” jawab Bella dan mereka pun menutup percakapan mereka dengan sebuah kecupan dari ujung telepon.

Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Ho'oH... emang begono kak... diincer sejak SMA...(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠) makasih segudang and Love You sekebon ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Siap kak Franita(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠) dilanjutkan Bab next yaa..(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠) Makasih Segudang and Love You Sekebon(⁠っ⁠.⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)⁠っ
goodnovel comment avatar
Franita
Najis bgt cow ganteng, tajir sekelas Erlangga mau sama Bella, si Elena jg jual mahal bgt dng om Her, namanya novel buat hot sekalian lah biar lebih menarik
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status