Sekitar jam 8 pagi, suara ponsel Erlangga berdering. Hal itu membuat lelaki tampan yang pagi itu masih terlelap dalam kantuknya memicingkan matanya dan meraih ponsel pada nakas sebelah tempat tidurnya.
âHalo,â sapa Erlangga dengan kedua mata yang masih terpejam tanpa melihat nama yang ada di depan layar ponselnya.âEr ... Jam berapa ke rumah? Papimu udah ke Bandara dan Elena ada di rumah,â ujar Tiara menghubungi putranya.âYa Mii..., Er mau mandi dulu,â jawab Erlangga.âUdahlah cuci muka aja. Nanti disini mandinya..., Biar kita bisa sarapan bersama Elena,â perintah Tiara.âAduh..., Mami ini, Er risih..., lagi pula Er masih belom bis...ââErlangga...! Tolong untuk kali ini kamu ikuti apa kata Mami! Apa Bella disana..., makanya kamu merasa keberatan dengan saran Mami?â tanya Tiara curiga atas keberadaan Bella di apartemen putranya.âBella nggak tidur disini..., Ya udah sekarang Er cuci m.ka, langsung ke rumah,â sahut Erlangga tanpa ingin membantah perintah Tiara.Erlangga pun mencuci mukanya dan turun dari lantai 7 dari 32 lantai di apartemen tersebut. Kemudian lelaki tampan itu pun berjalan menuju parkir dan masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, mobil pun meluncur keluar area Apartemen menuju jalan raya.Di sepanjang jalan itu, Erlangga terus memikirkan pertemuannya dengan Elena. Seorang wanita yang sangat dicinta dan dibencinya. Seorang wanita yang telah berselingkuh dengan orang yang sangat dikasihinya pula. Mengingat kejadian itu, membuat hati Erlangga sakit kembali.âHuufff..., Sialan, ternyata masih sakit juga hati gue. Tapi..., Kenapa jantung gue berdebar seperti ini ya?â tanya Erlangga bermonolog dibelakang setir.Lelaki tampan itu pun menurunkan kaca yang berada persis bagian atas depannya. Dilihat wajahnya yang tampak acak-acakan dan lelaki itu membersihkan wajahnya kembali dengan tisu basah.âWaduh, muka gue nggak banget..., Nanti dipikir Elena, gue kagak ngurus diri gara-gara dia. Hmmm..., Gimana caranya gue ganti tshirt nih? Bau kagak sih badan gue?â Erlangga kembali bermonolog dengan mencium dirinya di sekitar ketiak dan tshirt bagian dadanya.Dicari parfum yang biasa dibawa dalam tas selempang miliknya. Setelah mendapatkan parfum tersebut, Erlangga pun menyemprotkan wewangian itu pada tubuhnya.Terlihat wajah Erlangga begitu semeringah kala ia merasa tubuhnya telah wangi dan timbul kepercayaan dirinya saat akan bertemu dengan Elena, istri yang masih SAH ia nikahi. Erlangga pun tersenyum sendiri dan terkejut dengan dering teleponnya.âYa Bel,â sapa Erlangga kala dilihat Bella menghubunginya.âUdah di rumah mami ya?â tanya Bella dalam sambungan telepon.âBelom..., Gue kesiangan. Ini udah mau deket. Ada apa telepon?â balik tanya Erlangga.âKok elo tanyanya kayak gitu? Apa karena baru mau ketemu Lena..., Jadinya elo ngomong begitu sama gue! Pasti pagi-pagi banget elo udah mandi dan bingung ya cari pakaian yang cocok...? Apalagi elo kan udah lama tuh nggak ketemu cewek itu! â ketus Bella menanggapi ucapan Erlangga.âBel...! Asal elo tau..., Gue ke rumah nyokap aja nggak mandi..., Apalagi mikirin baju apa yang mau gue pakai. Sedikit pun, gue kagak ada mikirin Elena,â sanggah Erlangga dengan nada kesal.âMasa??? Coba alihkan jadi video call,â pinta Bella pada sang tunangan.Erlangga pun menempatkan ponselnya pada tempat ponsel dekat setirnya dan mengganti panggilan tersebut jadi video call. Setelah itu, Bella pun melihat Erlangga yang sama sekali tidak mengganti pakaiannya, karena terakhir kali mereka video call Erlangga memakai pakaian yang sama seperti saat ini.Melihat hal itu lewat video call, Bella pun meminta maaf pada Erlangga. Namun, lelaki tampan yang marah itu hanya melirik dan fokus di belakang setirnya.âEr..., Gue minta maaf ... udah nuduh elo macam-macam...,â sesal Bella atas ucapannya yang menuduh dan ngegas pada Erlangga, kala dilihat kekasih hati yang dicintanya tampak marah.âPuas lo?!â ketus jawaban Erlangga saat berhenti di lampu merah terakhir dekat kompleks perumahannya.âGue minta maaf..., Er...,â ulang Bella atas perasaan salahnya.âAsal elo tau...! Gue paling kagak suka dituduh macam-macam sala elo! Harusnya elo berpikir positif. Kalau emang elo kagak percaya gue..., Mendingan elo cari lelaki lain...,â sengit Erlangga atas memandang tajam ke arah Bella lewat sambungan video call.âEr..., Gue kan, takut kehilangan elo, makanya seperti ini..., kenapa sih omongan elo kayak gitu, serius gue minta maaf, Er...,â keluh Bella.âBosen gue Bel.., sama kata maaf dari elo. Nggak ada kata lain yang bisa jadi jaminan kalau elo kagak cemburu lagi?!â bentak Erlangga kesal.âEr..., Maaf. Serius gue nggak akan cemburuan lagi, terutama sama Elena. Serius, Er...,â lirihnya takut saat dilihat raut wajah kecut dan intonasi Erlangga yang meninggi.âInget tuh! Satu lagi, jangan telepon gue waktu di rumah mami. Gue kagak mau waktu gue sama mami terganggu. Kalau gimana elo kirim pesan aja,â pinta Erlangga dengan intonasi melunak.âTapi Er..., Masa gue sama sekali nggak boleh telepon elo? Gue selalu kangen sama elo, Er...,â ucapnya kecewa.âGini aja..., Gue yang akan hubungi elo..., Jadi elo tunggu aja. Ngerti kan maksud gue?â tanya Erlangga yang telah menyerang dan kini persis di depan rumahnya.âIya...,â jawab Bella.âGue udah sampe rumah mami. Udah dulu yaa. Ingat....ââEr..., Tunggu! Gue mau cium elo virtual..., deketin muka elo..., sayang...,â pinta Bella.âCup...!âTerlihat Erlangga menarik napas panjang seiring dengan dimatikannya ponsel mereka dan mobil miliknya masuk ke dalam halaman rumah mewah Herlambang. Sejenak Erlangga terdiam di dalam mobil sembari melihat ke kiri dan kanan serta pilar yang tampak tetap gagah di tempatnya.âNggak ada yang berubah,â ucap Erlangga bermonolog lalu membuka pintu mobilnya. Baru saja pintu mobil dibuka, Erlangga disambut oleh seorang pelayan muda yang tidak ia kenal dan bertanya padanya, âMaaf..., Bapak mau bertemu siapa?âMendengar pertanyaan pelayan muda tersebut, Erlangga pun menatap sinis gadis belia berusia 19 tahun itu, namun gadis itu justru membalas tatapan Erlangga, hingga membuat wajahnya memerah.âKurang ajar sekali kamu! Siapa namamu?!â tanya Erlangga penuh rasa marah.Terlihat Dimas menghampiri Erlangga dan menyapanya serta menegur pelayan muda tersebut.âSelamat datang Tuan muda.... Maaf, ini Ami pelayan baru, Tuan..., â sapa Dimas menunduk dan Ami pun melakukan hal yang sama seperti Dimas.Tanpa menjawab sapaan Dimas, Erlangga pun berlalu dari halaman menuju undakan menuju teras. Sesampai di teras terlihat Tiara menyambut putra kesayangannya dengan pelukan hangat.âSayang..., Terima kasih kamu sudah datang. Mami kangen kamu, Er...,â sambut Tiara.Erlangga tak berkata sepatah kata pun, yang dilakukan hanya memeluk dan mencium kedua pipi Tiara dengan perasaan tak menentu.Entah mengapa jantungnya berdetak lebih kencang kala kakinya melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dan kini detak jantungnya kian terasa lebih kencang saat kakinya menuju ruang keluarga dan akhirnya....Deg!Jantungnya berdebar tak menentu saat dilihat, perempuan yang dicintanya sedang berdiri menatapnya dengan kerinduan, diantara ruang keluarga dan ruang makan menyambut dirinya. Seketika balur kerinduan menyergap dirinya. Ada rasa sedih, rindu dan marah pada sosok wanita yang dicintanya.Dalam hati terdalam Erlangga pun berbisik, âSial...! Ternyata gue masih cinta sama Lena.âErlangga yang mengetahui kedatangan Herlambang, membuat lelaki tampan itu uring-uringan. Di rumah, Erlangga yang tak pernah membentak Bella atas kesalahan kecil yang diperbuatnya, di pagi hari itu saat lelaki tampan itu akan ke kantor, membuat Bella menangis atas hal kecil yang tak diduganya.âLain kali, kamu itu mikir! Masa iya aku ke kantor pakai pakaian ini? Apa kamu pikir ini cocok aku pakai? Padahal sejak awal kamu pilihkan pakaian ini, aku sudah ngomong..., singkirkan dari lemari pakaianku! Dasar perempuan nggak bisa buat suami bahagia!â teriak Erlangga pada Bella kala wanita cantik itu mengambilkan pakaian yang tak disuka oleh Erlangga.Elizabeth yang mendengar putrinya dibentak oleh Erlangga pun masuk ke dalam kamar itu dan menegur menantunya, âAda apa sih sama kamu? Masalah pakaian saja sampai memaki-maki Bella! Apa putriku kurang baik mengurus putramu?!â Erlangga yang terkejut dengan kehadiran Elizabeth yang datang ke kamar mereka pun melirik ke arah wanita yang telah cukup
Perselingkuhan yang dimulai oleh libido yang tak tersalurkan oleh Elena, membawanya dalam pusaran ketakutan dan hasrat yang kian tak terbendungkan. Karena sejak saat itu, mereka sering melakukan hubungan intim di ruang kerja Erlangga. Terlebih, Bella kini sudah sangat percaya pada Erlangga sejak sang suami mempunyai sekretaris seorang lelaki.Seperti pagi ini, Erlangga berpamitan di pagi hari dengan alasan akan ada kunjungan dari investor sehingga ia harus mengecek seluruh data yang diminta oleh investor tersebut. Dan Erlangga juga meminta pada Elena untuk datang pukul 7 pagi, dengan alasan yang sama. Maka, saat Erlangga telah berada di ruangan kerjanya, lelaki tampan yang telah mempersiapkan diri dengan meminum vitamin dan suplemen serta obat kuat pun, menunggu kedatangan Elena.Tok ... Tok ... Tok ...âYa masuk,â ucap Erlangga seraya tersenyum lebar kala melihat jam baru menunjukkan pukul 7 kurang sepuluh menit.Lelaki tampan itu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Elena y
Kepergian Herlambang dalam menjajaki pembukaan perusahaan baru atas nama putranya Sakti, membuat Elena merasa kesepian saat berada di rumah. Wanita cantik itu lebih suka menghabiskan waktu di kantor, karena lebih cepat waktu berlalu dibandingkan saat ia berada di rumah. Terlebih saat ini, Sakti yang kini telah berusia 9 tahun, lebih banyak kegiatan ekstra di sekolah atau pun di tempat bimbel serta tempat olah raga.Seperti saat ini, setelah dua minggu berlalu, Elena yang merasa kesepian karena sang putra harus melakukan kegiatan olah raga memilih untuk ke rumah Herlina. Di rumah Herlina, Elena biasanya mengobrol banyak hal pada sang mama yang telah semakin menua.âLena..., mama kangen sekali sama Jamila. Apa kamu bisa menghubungi Jamila?â tanya Herlina.âYa Maa.., sekarang Lena hubungi Mila,â jawab Elena.Satu jam kemudian, Jamila yang diminta datang ke rumah Herlina pun, menyambangi wanita yang telah dianggap mamanya pula. Mereka bercengkerama dan bercerita pada masa tinggal di sebua
Sejak Erlangga mengajak makan siang Elena, hubungan mereka kian akrab. Keakraban mereka tanpa diketahui pasangan masing-masing telah terjalin selama 2 tahun sejak Elena menjadi kepala cabang dari perusahaan EDC tersebut. Namun, selama ini keakraban mereka hanya sebagai atasan dan bawahan, ayah dan ibu dari seorang pewaris utama. Dan mereka juga sering bercerita tentang rumah tangga masing-masing dengan kebahagiaan masing-masing serta membicarakan tumbuh kembang Satrya di bawah pengawasan Bella, ketika mereka makan bersama di saat Herlambang keluar kota. Hal ini mereka lakukan, agar tidak adanya kesalahpahaman atas hubungan yang kini terjalin di antara mereka. Seperti saat ini usai mereka mengikuti rapat di sebuah Bank Swasta, mereka pun makan bersama pada sebuah restoran. Di momen ini, Elena mulai mengeluhkan perihal diri Herlambang pada Erlangga. Dan hal itu jelas membuat Erlangga terkejut. Karena selama ini, Elena sangat bersemangat jika membicarakan tentang Herlambang yang sering
Erlangga yang sejak awal ingin memutuskan hubungan dengan Anggun akhirnya dapat dengan mudah melempar wanita yang semakin ingin memilikinya. Sementara, Elena yang telah dua kali ditolong Erlangga saat menghadapi kendala di tempatnya bekerja merasa berhutang budi atas segala tindakan yang telah dilakukan oleh Erlangga pada dirinya. Maka, usai pemecatan yang dilakukan langsung oleh HRD, Erlangga memanfaatkan kejadian itu dengan mengajak Elena untuk keluar makan bersama, kala wanita nan cantik jelita itu sedang menghadap di ruang kerjanya. âTerima kasih Pak, sudah menolong saya dari kekasaran sekretaris Bapak,â ucap Elena tersenyum samar.âSama-sama. Memang selama ini, aku sempat dengar beberapa staf komplain ke HRD perihal perangai Anggun yang arogan dan kurang bisa diajak kerja sama. Finalnya ya tadi itu. Berarti dia itu orang yang nggak bisa menghormati orang lain, terlebih orang baru seperti kamu,â tutur Erlangga basa-basi dengan memikirkan siasat agar Elena bisa diajak makan bersam
Sejak Elena bekerja di perusahaan milik keluarga Erlangga dan Herlambang, lelaki tampan itu sudah membuka percakapan untuk memberitahukan istrinya perihal Elena. Namun, setiap kali Erlangga membuka percakapan tentang Elena. Bella selalu menolaknya dan hal itu telah dilakukan beberapa kali, hingga akhirnya Elena telah bekerja di bawah kepemimpinan Erlangga selama tiga bulan.Erlangga kembali memberitahukan Bella perihal Elena pada pagi hari sebelum lelaki tampan itu berangkat ke kantornya di sebuah meja makan saat mereka sarapan pagi. âSayang, aku ingin memberitahu kamu tentang Elena,â ucap Erlangga saat menyelesaikan suapan terakhir sarapannya.âAku nggak mau tau!â ujarnya sembari meletakkan gelas usai ia meneguk air mineral yang ada dalam gelas panjang bening miliknya.âSayang ... Mau nggak mau kamu harus mendengar penjelasanku sebelum kamu menuduhku macam-macam,â ujar Erlangga menyeka bibirnya dengan serbet putih.âMenuduh...? Maksudnya menuduh siapa?â tanya Bella menghentikan sua
Tiga bulan setelah Elena menyandang gelar sarjana manajemen and Business, wanita cantik itu pun mulai memberanikan diri untuk terjun langsung dalam bisnis yang digeluti oleh Herlambang setelah suami tercintanya menjelaskan secara rinci perusahaan yang selama ini dimiliki oleh Erlangga dan dirinya. Dimana, perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan beberapa Bank yang menawarkan jasa dalam pengembangan digital seperti mesin EDC.Selama ini, perusahaan tersebut telah menjadi distributor utama mesin EDC, sebuah mesin yang digunakan untuk bertransaksi di beberapa merchant seperti resto, butik, swalayan termasuk hotel-hotel. Kalau selama ini, perusahaan ini hanya sebagai pemasok mesin EDC atau mesin gesek untuk transaksi yang dilakukan beberapa merchant terkait, kini sejak kehadiran Erlangga dan menyandang sebagai CEO, lelaki tampan itu melakukan terobosan baru dengan mendirikan anak perusahaan yang mengelola mesin EDC berikut System IT yang dikembangkan sebagai inovasi dari mesin EDC ya
Bella yang telah kesal dengan Elena tak mampu melampiaskan kemarahannya pada wanita cantik itu. Untuk melampiaskan kekesalannya pada Erlangga pun, bukan suatu yang bisa ia lampiaskan. Apa lagi mengikuti cara Elizabeth. Kalau saja dirinya tidak mandul, mungkin ia sudah memaki-maki dan melampiaskan kekesalannya pada Erlangga dan Elena. âSekarang, Bella harus gimana Maa?â tanya wanita cantik nan judes itu sembari memegang dan memijat-mijat dahinya.âKasih aja foto ini, tanya baik-baik pada Erlangga. Kenapa dia harus bohong jika harus bertemu dengan Elena? Dengan begitu, Erlangga akan semakin menghormati dan menganggap dirimu memang berkelas. Jangan marah-marah ... Pakai akalmu,â nasihat Elizabeth.âMama sih, gampang. Pakai akal ... Mama aja yang tahu Papa nikah sama sekretarisnya langsung labrak dan buat Papa malu di kantornya dan lebih memilih wanita itu...,â cibir Bella yang kesal atas nasihat Elizabeth.âBella, kenapa Mama minta cerai? Karena untuk apa juga Mama urus Papa kamu yang u
Bella yang penasaran atas cerita Elizabeth atas diri Erlangga sedikitnya merasa penasaran atas apa yang dikatakan mamanya. Karena itu, usai ia melakukan Nail pada kuku jemari tangan dan kakinya, wanita cantik itu dengan keraguan di hatinya beberapa kali meraih ponselnya dan meletakkannya kembali dengan bermonolog.âAku nggak bisa curiga seperti itu terus menerus sama Erlangga. Kalau ternyata kecurigaanku salah dan apa yang dituduhkan mamaku hanya berita kebohongan, bagaimana cara aku mempertahankan mama tinggal disini?â tanyanya pada diri sendiri.Bella yang ragu untuk menghubungi Erlangga, kembali meletakkan ponselnya untuk ke sekian kalinya. Hingga akhirnya, wanita cantik itu memanggil Indah yang biasanya sedang menonton televisi di kamar Satrya.âIndah...! Indah...!â panggil Bella setengah berteriak hingga membuat beberapa pelayan di rumah itu, berlari ke ruang keluarga.Melihat dua orang pelayan di rumah itu tergopoh-gopoh berlari ke arah Bella yang ada di ruang keluarga, membuat