Share

Bab 7 : Hasrat yang Memabukkan

Erlangga pulang dini hari ke rumah dalam keadaan mabuk berat. Sopir yang diminta untuk mengantar pemuda tampan yang terlihat teler itu pun memapah dirinya bersama seorang sekuriti untuk menaiki tangga melingkar dirumah itu untuk sampai di kamarnya yang berada di atas. Sesampai di lantai atas, Imam yang tahu kalau antara Elena dan Erlangga belum bercerai mengetuk pintu kamar tersebut.

Tok ... Tok ... Tok ...

Elena yang baru saja memejamkan matanya usai membuatkan susu untuk Sakti yang berada di kamar bawah, terkejut dengan ketukan pada pintu kamarnya.

“Siapa yaa...?” tanya Elena beranjak dari tempat tidurnya.

“Maaf Nyonya Elena..., Saya sopir yang bawa Tuan Erlangga,” sahutnya pelan di depan pintu kamar Elena.

“Erlangga?!”

Cklek...!

Pintu kamar wanita cantik itu pun terbuka, Elena pun mempersilakan sopir dan sekuriti di rumah itu untuk meletakan tubuh Erlangga yang tampak berantakan dengan bau alkohol serta bau asap rokok pada seluruh baju yang dikenakannya.

“Makasih Pak Imam..., Pak Sobirin..., jadi merepotkan,” ucap Elena saat tubuh lelaki tampan yang masih menjadi suami sah nya tak berdaya karena alkohol telah dibaringkan di tempat tidur.

“Sama-sama Nyonya...,” jawab keduanya bersamaan dan keluar dari kamar Elena.

Elena berjalan menuju tempat tidur. Dipandanginya wajah tampan Erlangga. Diusapnya rambut lebat, kedua pipi dan bibir Erlangga dengan kasih sayang. Dan tanpa disadari bibirnya pun berucap, “Er..., Maaf aku.”

Dengan menarik napas panjang Elena mulai membuka kedua sepatu Erlangga. Terlihat ada bekas muntah pada baju lelaki itu, maka Elena pun turun ke lantai bawah, mengambil wadah sebagai tempat untuk menyeka tubuh Erlangga.

Sekitar lima menit kemudian, Elena mengambil air hangat di kamar mandinya. Ia pun membuka pakaian Erlangga dan mulai menyeka tubuh lelaki itu dengan waslap, tanpa menyentuh bagian wajahnya.

Setelah selesai dengan tubuh bagian atas, Elena terdiam sejenak. Wanita cantik itu ragu-ragu untuk membuka celana jeans dari Erlangga. Beberapa saat Elena termenung dan menatap dada bidang Erlangga.

“Aku buka nggak yaa celana jeans nya? Kalau nggak aku buka ... gimana cara aku lap betis dan kakinya? Hmmmm..., Gimana yaa?” tanya Elena pada dirinya sendiri.

Namun dalam lubuk hati terdalam, sebenarnya pertanyaan yang ia ucapkan itu sebagai upaya menetralkan perasaannya bila ia membuka bagian celana jeans Erlangga dan tergoda atas hasrat yang mungkin saja mencuat setelah beberapa bulan ia berpuasa menahan hasrat yang ingin disalurkannya.

Elena kembali mengelus dada lelaki yang masih menjadi suaminya. Lalu, tanpa bisa dihindari jemari tangannya telah membuka resleting celana Erlangga.

Dengan menelan Salivanya diikuti jantungnya yang berdebar tak menentu, Elena pun membuka celana lelaki itu dengan perlahan. Kini yang tersisa hanya celana boxer Erlangga.

Tangan Elena menyeka bagian paha, betis dan kaki Erlangga dengan berulang kali menelan salivanya saat matanya tak dapat mengelabui dirinya yang ingin sekali melihat gundukan pada bagian ternikmat milik Erlangga yang masih berbalut boxer nya.

Ditatapnya lelaki yang tertidur bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer. Kemudian, Elena yang takut terbawa hasratnya pun, menutup tubuh Erlangga dengan selimut dan ia berbaring disebelah Erlangga dengan masih jantung yang berdetak cukup keras.

Elena sama sekali tidak mampu memicingkan matanya barang sekejap usai memandang gundukan di dalam boxer Erlangga. Sampai akhirnya, Elena yang tak kuasa menahan hasratnya memegang bagian luar boxer tersebut dengan jantung yang kian berdebar kuat.

Dalam hati Elena pun bergumam, ‘Uhm..., Aku kangen sekali pengen pegang batang kenikmatan ini, Kalau aku pegang kira-kira Erlangga bangun nggak ya? Pasti dia nggak akan bangun, soalnya kan lagi mabuk berat. Ya udah, dari pada aku nggak bisa tidur.., mendingan aku pegang aja batang kenikmatannya.’

Setelah berperang dalam dirinya, Elena pun memberanikan diri memasukkan tangannya ke dalam boxer Erlangga dan meraih batang kenikmatan milik lelaki itu dengan mata terpejam dan saliva yang terus ditelannya.

“Gimana ini..., Aku jadi pengen...,” ucapnya pelan usai menarik batang kenikmatan Erlangga tanpa diketahui oleh pemiliknya.

Kemudian, Elena membuka selimut yang menutupi tubuh Erlangga dan menurunkan boxer nya hingga bagian paha. Setelah itu, Elena yang sudah tak mampu menahan hasratnya, membuka pakaian tidur dan celana dalamnya dengan hanya menggunakan BRA.

Kini tangan kanan Elena mulai memainkan bagian daging ternikmat miliknya dengan tangan kiri menarik-narik batang kenikmatan Erlangga. Wanita cantik itu bersensasi hingga mendesah. Seiring dengan hasrat yang kian bergelora, tangan kirinya pun semakin cepat menarik-narik batang kenikmatan milik Erlangga.

“Aku harus cium aroma batang kenikmatan itu, biar aku bisa klimaks,” ucapnya bermonolog dan beranjak dari sisi Erlangga ke sisi paha lelaki itu.

Melihat batang kenikmatan yang selama ini dirindukannya, Elena pun menciumnya dengan menelan salivanya. Tanpa bisa dihindari, Elena pun menjilati bagian kepala batang kenikmatan Erlangga dan berakhir dengan mengulumnya dengan kuat.

Erlangga yang dalam keadaan mabuk berat tidak bisa membuka matanya, namun ia merasakan kenikmatan pada batang lelakinya. Hingga ia pun mengerang penuh nikmat dan membuat batang kenikmatannya mengeras.

Tanpa pikir panjang, Elena yang merasakan batang kenikmatan Erlangga bangun dan mengeras pun langsung naik ke atas Erlangga yang masih menutup matanya dan mulai Elena mulai menduduki batang kenikmatan itu dengan jeritan kecilnya.

“AAakhhhh....!” pekiknya.

Setelah itu, Elena pun menekan, menggoyang dan maju mundur dengan memegang dada Erlangga.

“Oouuwwhh..., Eenaakk..., Aaakkhh...,” erang Elena.

Erlangga yang kian merasakan kenikmatan yang teramat sangat kala batang kenikmatannya diputar di dalam liang kenikmatan Elen pun memicingkan matanya dan samar-samar dilihat Elena tengah menggenjot kuar dengan meremas bagian dadanya sendiri.

“Lenaaaa...? Aarrrghhhh...., nikmaaattt...,” tanyanya diantara rasa nikmat yang dirasa.

“Er..., aku pengen..., Eennaakk sekali punyakuu..., Aaakkhh..., isep ini akuuuu..., Oouuwhh...,” pinta Elena yang seolah tak peduli saat Erlangga mengenalinya. Malah ia menarik tangan Erlangga untuk memegang dua gundukan kenyal miliknya dengan mengerang nikmat.

Erlangga pun lupa atas semua masalah yang mereka hadapi saat hawa nafsu dan rasa nikmat berada diantara selangkangannya. Seketika tangannya pun meremas kedua gundukan cukup besar punya Elena.

Merasa tidak puas dengan hanya meremas, Erlangga yang agak sempoyongan bangun dan kini tubuhnya bersandar pada sandaran tempat tidur untuk bisa menyesap dan memilin kedua gundukan putih bersih Elena disaat wanita itu menghentak-hentakan tubuhnya dengan mengeluarkan batang kenikmatan Erlangga dan memasukkan kembali serta menekan dan menggoyangkannya.

Mereka berdua pun saling mencari kenikmatan dan kepuasan pada hubungan intim yang baru pertama kali mereka lakukan sejak beberapa bulan berlalu.

Hingga akhirnya, Elena berteriak keras dengan memeluk dan menggigit bahu Erlangga saat bokongnya bergoyang keras dalam pangkuan Erlangga kala mencapai klimaks.

“Ouuwhh...., Nikmaaatt..., Er..., Lagiii..., Aakkhh..., Eenaakknya...,” erang Elena saat mengalami klimaks.

Sementara itu, karena pengaruh Alkohol, Erlangga yang terus merasakan kenikmatan belum mengeluarkan cairan kenikmatannya, maka Erlangga pun merubah posisi dengan menempatkan Elena dibawahnya.

“Aku belom keluar..., Buka lebar..., taruh kakimu kesini...,” perintah Erlangga yang menempatkan kaki Elena pada bagian bahu.

Setelah itu, Erlangga pun menghunjamkan batang kenikmatannya dengan kasar dan cepat ke dalam liang kenikmatan milik Elena, hingga tubuhnya pun bergetar kuat.

“Aaakkhh...., Terusss..., Eennaakk..., Aakkhh..., Lebih cepettt..., Ooohhh..., Nikmatnyaaa...,” erang Elena yang melingkarkan kakinya pada bagian leher Erlangga dan sesekali bokongnya diangkat tinggi dan diputarnya saat batang kenikmatan Erlangga menusuk dalam.

“Aarrggghhh..., Lenaaaa..., Aarrggghhh..., Eenaakknya, barangku seperti ke tarik, AAakhhhh...., Goyaaang..., AAakhhhh..., Aku keluaarr..., Nikmatnya...,” erang Erlangga saat Elena bergoyang dan bokongnya membenamkan seluruh batang kenikmatan Erlangga untuk mencapai klimaks kedua kali.

Setelah itu, keduanya pun terkapar dan terlelap tanpa balutan benang dengan berpelukan dalam keadaan lelah dan Erlangga setengah mabuk memandang Elena dan mencium lembut wanita cantik yang telah terlelap usai puas mencapai klimaks hingga dua kali.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Makasih untuk komentar dan sarannya Kak Kun Gaming (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠) Bantu komen di Ulasan dan Bintang 5 nya yaa Kakak sayang(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
Kun Gaming
please lha jangan bikin om her jadi tumbal... kasihan bgt gak ada yang menyayangi nya elena kasih om her aja thor
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Yukk.. kakak kasih komentar di ulasan plus bintang 5 nya yaa. makasih⁽⁠⁽⁠ଘ⁠(⁠ ⁠ˊ⁠ᵕ⁠ˋ⁠ ⁠)⁠ଓ⁠⁾⁠⁾
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status