Share

Bab 88. Usaha

Kepalanya sangat berat dengan mata yang susah sekali dibuka, Faqih pun memutuskan untuk pergi istirahat ke paviliun. Meninggalkan sang papa yang demikian setia menunggu istrinya di bangku tunggu ruang opname. Sang papa juga sungguh-sungguh menyuruh anak lelaki untuk menyusul tidur istrinya di paviliun.

Hawa dingin malam di luaran ternyata lebih menggigit kulit begitu membuka pintu paviliun dan Faqih masuk ke dalamnya. Mendekati sofa dan mendapati Jeta yang meringkuk dan melipat kakinya hingga di perutnya yang mengganjal. Selimut yang tadi ditutupkan, telah berserakan di belakang tubuhnya.

Wajah indah itu memejam rapat meski dengan dahi yang sedikit berkernyit. Terlihat gelisah dan kedinginan dengan tarikan nafas yang cepat.

Faqih merasa iba dan trenyuh. Mengakui jika Jeta adalah gadis yang tabah dan tangguh. Telah banyak kali diuji oleh masalah bertubi dan berat, tetapi tidak menunjuk reaksi berlebihan yang di luar batas. Menyikapi dengan tenang dan bijak. Meski caranya yang sering k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status