Share

Chapter 61 Penyelamat

Penulis: Tya Prajana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-17 04:55:39

Lucian melajukan mobilnya dengan cepat. Melalui jarak Mobilnya berhenti di tempat parkir sebuah rumah sakit. Lucian masuk ke dalam dengan terburu-buru.

Dia masuk ke dalam sebuah bangsal, dia melihat Luna berada di sana. "Bagaimana kondisi Leanna?"

"Dia sedang tertidur setelah mendapatkan suntikan." Lucian hendak masuk ke ruangan. Namun, Luna menghentikannya. "Lucian, maafkan aku. Seandainya aku tetap memaksa Leanna sebelumnya, ini pasti tidak akan terjadi."

"Tidak apa-apa. Bukankah kau juga telah bertanggung jawab dengan membawanya ke rumah sakit ini? Leanna pasti akan mengerti."

Lucian melepaskan tangan Luna. "Aku akan melihat Leanna."

"Lucian, aku akan masuk bersamamu."

Lucian membuka pintu. Saat itu, Leanna sudah bangun. "Paman, kenapa kau membawa wanita itu?"

"Leanna, jangan seperti itu. Luna telah menolongmu saat pingsan," ucap Lucian.

"Menolongku? Meskipun kesadaranku sedikit memudar, tapi aku yakin bukan dia yang menolongku! Paman, kau telah diberdaya olehny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 63 Kembali Tersiksa

    Lucian masuk ke dalam mobil, diikuti dengan Luna diam-diam tersenyum. "Semoga gadis itu tidak pernah muncul lagi dalam hidup Lucian," ucapnya dalam hati. Lucian melajukan mobilnya melewati Leanna. Cengkeraman tangannya pada kemudi begitu erat saat meliriknya dari kaca mobil. "Lucian, jangan khawatir. Bukankah kau bilang dia akan kembali ke apartemen?" Lucian tidak mengatakan apapun. Pandangannya fokus me depan dengan tatapan dingin. *** Leanna menatap mobil yang semakin menjauh dari pandangnya. Dia tidak menyangka bahwa Lucian akan benar-benar meninggalkannya seperti ini. Leanna menatap dengan sedih Dia menghadang taksi dan masuk ke dalam. "Nona, kemana kita akan pergi." Leanna terdiam sejenak. Dia merogoh tas kecilnya dan melihat uang yang ada disana. Leanna dengan terpaksa menyebutkan alamat rumah besar keluarganya. Taksi itu melaju menyusuri jalanan. Leanna hanya diam sepanjang jalan. Jujur, dia merasa takut bertemu orang-orang itu lagi, khususnya jika ibunya

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 62 Dia Hanya Mengancam

    "Jadi, kau sebenarnya sengaja terus menerus untuk berpihak pada Nona Luna untuk membuat keponakanmu menyerah pada perasaannya padamu, tapi kau takut dia akan membencimu?" ucap Asistennya setelah mendengar curhatan Lucian. "Menurutku kau harus segera menikahi Nona Luna atau setidaknya mengatur pertunangan lebih dulu." "Saranmu sungguh tidak membantu. Aku mulai ragu untuk memilihnya sebagai pasangan." "Bos, tidak mudah menemukan orang yang bisa mengendalikan keponakanmu itu. Selain itu, jika kau memilih yang lain maka keponakanmu pasti akan bertentangan dengannya juga karena dia ingin memilikimu. Bukankah sama saja?" Lucian mulai memikirkan apa yang dikatakan oleh asistennya. "Jika kau mempercepat peresmian hubungan dengan ikatan yang kuat dengan Nona Luna, maka dia pasti akan menyerah, dan jika kau tidak puas setelah menikah dengan Nona Luna maka kau bisa berpisah dengannya di saat keponakanmu sudah move on darimu." Asisten itu kembali memberikan penjelasan. "Selain itu, Tuan

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 61 Penyelamat

    Lucian melajukan mobilnya dengan cepat. Melalui jarak Mobilnya berhenti di tempat parkir sebuah rumah sakit. Lucian masuk ke dalam dengan terburu-buru. Dia masuk ke dalam sebuah bangsal, dia melihat Luna berada di sana. "Bagaimana kondisi Leanna?" "Dia sedang tertidur setelah mendapatkan suntikan." Lucian hendak masuk ke ruangan. Namun, Luna menghentikannya. "Lucian, maafkan aku. Seandainya aku tetap memaksa Leanna sebelumnya, ini pasti tidak akan terjadi." "Tidak apa-apa. Bukankah kau juga telah bertanggung jawab dengan membawanya ke rumah sakit ini? Leanna pasti akan mengerti." Lucian melepaskan tangan Luna. "Aku akan melihat Leanna." "Lucian, aku akan masuk bersamamu." Lucian membuka pintu. Saat itu, Leanna sudah bangun. "Paman, kenapa kau membawa wanita itu?" "Leanna, jangan seperti itu. Luna telah menolongmu saat pingsan," ucap Lucian. "Menolongku? Meskipun kesadaranku sedikit memudar, tapi aku yakin bukan dia yang menolongku! Paman, kau telah diberdaya olehny

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 60 Wanita yang Lebih Licik

    "Aku telah membumbuinya dengan beberapa takaran dan juga kematangan daging juga bermacam-macam. Kau bisa memilih mana yang kau sukai," ucap Luna. Leanna terkejut. Dia tidak menyangka Luna telah mempersiapkan ini. Luna mengeluarkan beberapa mangkuk lainnya. "Yang ini kematangan dagingnya pas," kata Luna sambil menunjuk satu mangkuk. "Yang ini bumbunya lebih kuat dari sebelumnya. Luna menjelaskan satu persatu dari isi mangkuk itu. "Jika kau menyukai bumbu yang tajam dan menyengat maka aku menyarankanmu sup yang ini. " Leanna mencicipi salah satunya, begitu juga dengan Lucian (yang tidak sempat Leanna cegah) Leanna hendak memberikan komentar, tetapi Lucian terlebih dahulu bicara, "Rasanya tidak buruk." "Tuan Lucian, apa kau menyukainya? Apa ini sesuai dengan seleramu?" ucap Luna dengan antusias. Leanna merasa kesal. Dia tidak suka ada wanita lain yang mendapatkan pujian dari Lucian. "Ini pemborosan. Kau membuat terlalu banyak makanan. Jika kau menikah dengan pamanku, maka

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 59 Lawan yang Tangguh

    "Leanna, aku akan tetap pada keputusanku. Aku harap kau akan menerima ini." Suara tangisan terdengar dari pintu kamar Leanna. Lucian kembali mengetuk pintu Leanna. "Leanna, apa kau menangis? Buka pintunya, biarkan aku masuk." "Paman egois! Aku benci paman!" Leanna berteriak dengan keras. "Pergi!" Lucien menghela nafas panjang dan menarik tangannya dari pintu. "Kita akan bicara nanti setelah kau tenang. Aku akan kembali ke kantor. Jika kau butuh sesuatu, telepon aku!" Tidak ada jawaban dari Leanna. Hanya ada suara tangisan yang semakin menyakitkan bagi Lucian. Lucian keluar dari apartemen, tetapi sesekali menoleh ke belakang. Dia merasa khawatir jika Leanna sampai melakukan sesuatu saat Lucian tidak berada bersamanya. Namun, jika dia masih di apartemen, dia tidak akan sanggup mendengar tangisan yang akan mengubah pikiran. Lucian berjalan menuju ke tempat parkir bawah tanah dengan banyak pemikiran rumit di otaknya. Tiba-tiba saja seseorang menepuk bahunya. Lucian meno

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 58 Kenapa Kau Menikahinya?

    "Apa kau akan membatalkan perjodohan ini jika aku memang seperti itu?" ucap Lucian dengan dingin. "Tidak. Namun, kenapa kau harus memantau wanita di rekaman itu? Apa dia keponakanmu?" ucap Luna dengan heran. "Apa kau begitu posesif dengannya?" "Kau terlalu banyak bicara. Kembalilah ke kursimu sendiri." Lucian menatapnya dengan tajam. Luna berbalik kembali ke kursinya. Namun, Lucian memanggilnya lagi. "Tunggu! Ada yang ingin aku diskusikan denganmu." "Ada apa?" "Setelah kita menikah, Leanna akan tinggal bersama dengan kita." Asistennya yang berada tidak jauh diantara mereka, menepuk kepalanya. "Bos, bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya jika--" "Diam! Aku tidak sedang bicara denganmu!" Lucian menegur Asistennya itu. "Lebih baik kau tidak ikut campur." Lucian kembali mengalihkan pandangan ke arah Luna. "Kau tidak keberatan, kan?" "Kenapa? Kenapa dia harus tinggal bersama kita? Bukankah keponakanmu sudah cukup dewasa?" Luna merasa keberatan. "Aku adalah w

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status