Share

Menjalankan Rencana Pertama

"Dimana kamu sekarang?" tanya Alena kini terlihat berbicara dengan seorang pria dari balik telepon. 

"Kalau begitu, cepat datang kemari. Aku akan mengirim alamatnya kepadamu," sambungnya sambil terus mengikuti Ella dan Lias. Dia sudah tak bisa menunggu waktu lagi untuk menjalankan rencananya. Baginya, semakin cepat rencana yang tersebut dijalankan, maka semakin cepat juga dia mendapatkan Lias dan membuat Ella semakin menderita.

Dia kini masuk ke sebuah restoran Jepang. Dilihatnya, Ella dan Lias sedang duduk di kursi paling pojok yang ada tempat di dekat jendela. Dia pun akhirnya memilih untuk mencari tempat duduk yang aman agar pasangan tersebut sama sekali tidak mengetahui bahwa dia mengikuti mereka sedari tadi.

"Silahkan nikmati kemesraan kalian. Lihat saja aku akan menghancurkan ini semua. Aku tidak akan membiarkan kalian terus bersama dan berbahagia sementara aku hanya bisa terus sendiri dan cemburu melihat Lias bersama denganmu, Ella. Akan aku pastikan bahwa laki-laki yang paling kamu cintai sebentar lagi akan menjadi laki-laki yang paling membenci bahkan sama sekali tidak sudi untuk melihat wajahmu lagi," batin Alena sambil terus memperhatikan keduanya dari kejauhan. Dia juga mulai gelisah karena anak buahnya belum juga datang.

"Kenapa dia lama sekali?" sambungnya melirik kearah jam tangan miliknya. Dia telah menunggu anak buahnya itu.

"Maaf telah membuat Anda menunggu, Bos," kata seorang pria beberapa saat kemudian yang kini datang menghampirinya. Pria yang memiliki paras yang begitu sangat menawan dan berkulit sawo matang serta memiliki tinggi 170 cm. Pria yang begitu sangat ideal.

"Tadi aku terjebak macet di jalan, Bos," sambungnya.

"Ya sudah cepat lakukan sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan. Aku sama sekali tidak ingin menunda waktu lagi," kata Alena meminta anak buahnya tersebut untuk menjalankan rencana mereka. Dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk emosi dan memaki anak buahnya tersebut karena telah membuatnya menunggu lama. 

"Baik Bos," kata pria tersebut yang kini beranjak meninggalkan Alena dan berjalan menuju ke arah Ella dan Lias. Sementara, Ella memantau dari kejauhan.

"Maaf," kata pria tersebut yang dengan sengaja menumpahkan minuman tepat dipakaian Ella.

"Auch," keluh Ella kini mendapati bajunya terlihat begitu sangat kotor karena tumpahan minuman tersebut.

"Kalau jalan hati-hati dong, Bro," kata Lias kesal dan mengambil tisu dan membantu Ella untuk membersihkan pakainya.

"Aku sama sekali tidak sengaja, kalau begitu ganti pakaianmu dan aku akan membelikan pakaian yang baru," kata pria tersebut. Lias benar-benar dibuat tidak terima dengan perkataan laki-laki barusan.

"Kamu tidak perlu mengganti pakaian kekasihku. Dia bahkan bisa membeli jauh lebih banyak," kata Lias.

"Kenapa kamu malah emosi sih? Dia saja santai, kenapa kamu yang ikut campur?" kata pria tersebut. Dia memang sengaja untuk memancing emosi Lias

"Ngajak ribut kamu yah," Lias sudah tidak bisa lagi mengontrol emosi. 

"Sudahlah sayang. Lagian dia juga sama sekali tidak sengaja bukan? Pakaianku bisa dibersihkan nanti," kata Ella. Dia tidak ingin jika Lias mencari masalah dengan pria tersebut. Lagian, pria terus telah minta maaf dan mengaku tidak sengaja. 

"Tapi sepertinya dia berusaha untuk merendahkan kita, Sayang," kata Lias.

"Sudahlah Mas. Aku tidak ingin kita mencari masalah. Biarkan saja," kata Ella.

Pria tersebut seketika tersenyum kecut, "kamu itu perempuan yang cantik. Kamu sama sekali tidak pantas bersama laki-laki seperti dia. Laki-laki yang emosional," ucap pria tersebut.

"Jaga bicaramu! Kamu ...." 

"Cukup Mas, tidak usah diladenin," pangkas Ella.

"Aku minta lebih baik kamu pergi saja. Aku sama sekali tidak masalah dengan pakaian kotor ini," sambungnya kepada pria yang telah menumpahkan minuman tepat di pakaiannya itu. 

"Karena kamu yang memintaku maka aku akan pergi. Aku hanya ingin memberitahu satu hal bahwa jika laki-laki tersebut mencampakkanmu ataupun kamu merasa bosan dengannya maka kamu bisa datang kepadaku," kata pria tersebut sambil menyodorkan kartu nama kepada Ella. Tapi Lias malah mengambilnya dan merobeknya tepat di depan pria itu.

"Pergi dan jangan sekali-kali berharap untuk bisa menggoda calon istriku!" bentak Lias. Seketika mereka kini menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di restoran tersebut.

"Baiklah, aku pergi!" kata pria itu yang ikut meninggikan suaranya lalu pergi meninggalkan Ella dan Lias.

Ella hanya bisa menghela nafas berat setelah melihat kejadian barusan. Bagaimana mungkin dia harus bertemu dengan laki-laki yang begitu sangat menyebalkan di saat mereka ingin menghabiskan momen bersama. 

"Pria itu sangat kurang ajar!" kata Lias kesal.

"Sudahlah sayang. Kita lupakan saja dan lanjutkan makan ini," kata Ella.

Sementara, Alena tersenyum puas dari kejauhan melihat apa yang telah terjadi barusan. Anak buah tersebut bekerja dengan baik dan membuatnya merasa sangat puas. Langkah pertama telah mereka lakukan, sebentar lagi mereka akan kembali melanjutkan rencana yang kedua. 

"Ternyata begitu sangat mudah untuk bisa menjalankan rencana ini. Jika semuanya terus berjalan seperti ini maka aku sangat yakin bahwa rencanaku akan berjalan dengan baik tanpa ada kendala sama sekali," kata Alena.

Dia pun kini beranjak pergi meninggalkan restoran tersebut. Baginya tidak ada guna untuk terus berada di restoran ini setelah semua rencananya telah selesai. Dia tinggal menunggu momen dan waktu yang tepat untuk bisa menjalankan rencana berikutnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status