Home / Romansa / Hasrat Cinta / Menjalankan Rencana Pertama

Share

Menjalankan Rencana Pertama

Author: Nrlatifah
last update Last Updated: 2022-04-11 10:00:20

"Dimana kamu sekarang?" tanya Alena kini terlihat berbicara dengan seorang pria dari balik telepon. 

"Kalau begitu, cepat datang kemari. Aku akan mengirim alamatnya kepadamu," sambungnya sambil terus mengikuti Ella dan Lias. Dia sudah tak bisa menunggu waktu lagi untuk menjalankan rencananya. Baginya, semakin cepat rencana yang tersebut dijalankan, maka semakin cepat juga dia mendapatkan Lias dan membuat Ella semakin menderita.

Dia kini masuk ke sebuah restoran Jepang. Dilihatnya, Ella dan Lias sedang duduk di kursi paling pojok yang ada tempat di dekat jendela. Dia pun akhirnya memilih untuk mencari tempat duduk yang aman agar pasangan tersebut sama sekali tidak mengetahui bahwa dia mengikuti mereka sedari tadi.

"Silahkan nikmati kemesraan kalian. Lihat saja aku akan menghancurkan ini semua. Aku tidak akan membiarkan kalian terus bersama dan berbahagia sementara aku hanya bisa terus sendiri dan cemburu melihat Lias bersama denganmu, Ella. Akan aku pastikan bahwa laki-laki yang paling kamu cintai sebentar lagi akan menjadi laki-laki yang paling membenci bahkan sama sekali tidak sudi untuk melihat wajahmu lagi," batin Alena sambil terus memperhatikan keduanya dari kejauhan. Dia juga mulai gelisah karena anak buahnya belum juga datang.

"Kenapa dia lama sekali?" sambungnya melirik kearah jam tangan miliknya. Dia telah menunggu anak buahnya itu.

"Maaf telah membuat Anda menunggu, Bos," kata seorang pria beberapa saat kemudian yang kini datang menghampirinya. Pria yang memiliki paras yang begitu sangat menawan dan berkulit sawo matang serta memiliki tinggi 170 cm. Pria yang begitu sangat ideal.

"Tadi aku terjebak macet di jalan, Bos," sambungnya.

"Ya sudah cepat lakukan sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan. Aku sama sekali tidak ingin menunda waktu lagi," kata Alena meminta anak buahnya tersebut untuk menjalankan rencana mereka. Dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk emosi dan memaki anak buahnya tersebut karena telah membuatnya menunggu lama. 

"Baik Bos," kata pria tersebut yang kini beranjak meninggalkan Alena dan berjalan menuju ke arah Ella dan Lias. Sementara, Ella memantau dari kejauhan.

"Maaf," kata pria tersebut yang dengan sengaja menumpahkan minuman tepat dipakaian Ella.

"Auch," keluh Ella kini mendapati bajunya terlihat begitu sangat kotor karena tumpahan minuman tersebut.

"Kalau jalan hati-hati dong, Bro," kata Lias kesal dan mengambil tisu dan membantu Ella untuk membersihkan pakainya.

"Aku sama sekali tidak sengaja, kalau begitu ganti pakaianmu dan aku akan membelikan pakaian yang baru," kata pria tersebut. Lias benar-benar dibuat tidak terima dengan perkataan laki-laki barusan.

"Kamu tidak perlu mengganti pakaian kekasihku. Dia bahkan bisa membeli jauh lebih banyak," kata Lias.

"Kenapa kamu malah emosi sih? Dia saja santai, kenapa kamu yang ikut campur?" kata pria tersebut. Dia memang sengaja untuk memancing emosi Lias

"Ngajak ribut kamu yah," Lias sudah tidak bisa lagi mengontrol emosi. 

"Sudahlah sayang. Lagian dia juga sama sekali tidak sengaja bukan? Pakaianku bisa dibersihkan nanti," kata Ella. Dia tidak ingin jika Lias mencari masalah dengan pria tersebut. Lagian, pria terus telah minta maaf dan mengaku tidak sengaja. 

"Tapi sepertinya dia berusaha untuk merendahkan kita, Sayang," kata Lias.

"Sudahlah Mas. Aku tidak ingin kita mencari masalah. Biarkan saja," kata Ella.

Pria tersebut seketika tersenyum kecut, "kamu itu perempuan yang cantik. Kamu sama sekali tidak pantas bersama laki-laki seperti dia. Laki-laki yang emosional," ucap pria tersebut.

"Jaga bicaramu! Kamu ...." 

"Cukup Mas, tidak usah diladenin," pangkas Ella.

"Aku minta lebih baik kamu pergi saja. Aku sama sekali tidak masalah dengan pakaian kotor ini," sambungnya kepada pria yang telah menumpahkan minuman tepat di pakaiannya itu. 

"Karena kamu yang memintaku maka aku akan pergi. Aku hanya ingin memberitahu satu hal bahwa jika laki-laki tersebut mencampakkanmu ataupun kamu merasa bosan dengannya maka kamu bisa datang kepadaku," kata pria tersebut sambil menyodorkan kartu nama kepada Ella. Tapi Lias malah mengambilnya dan merobeknya tepat di depan pria itu.

"Pergi dan jangan sekali-kali berharap untuk bisa menggoda calon istriku!" bentak Lias. Seketika mereka kini menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di restoran tersebut.

"Baiklah, aku pergi!" kata pria itu yang ikut meninggikan suaranya lalu pergi meninggalkan Ella dan Lias.

Ella hanya bisa menghela nafas berat setelah melihat kejadian barusan. Bagaimana mungkin dia harus bertemu dengan laki-laki yang begitu sangat menyebalkan di saat mereka ingin menghabiskan momen bersama. 

"Pria itu sangat kurang ajar!" kata Lias kesal.

"Sudahlah sayang. Kita lupakan saja dan lanjutkan makan ini," kata Ella.

Sementara, Alena tersenyum puas dari kejauhan melihat apa yang telah terjadi barusan. Anak buah tersebut bekerja dengan baik dan membuatnya merasa sangat puas. Langkah pertama telah mereka lakukan, sebentar lagi mereka akan kembali melanjutkan rencana yang kedua. 

"Ternyata begitu sangat mudah untuk bisa menjalankan rencana ini. Jika semuanya terus berjalan seperti ini maka aku sangat yakin bahwa rencanaku akan berjalan dengan baik tanpa ada kendala sama sekali," kata Alena.

Dia pun kini beranjak pergi meninggalkan restoran tersebut. Baginya tidak ada guna untuk terus berada di restoran ini setelah semua rencananya telah selesai. Dia tinggal menunggu momen dan waktu yang tepat untuk bisa menjalankan rencana berikutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Cinta   Perpisahan Yang Menyakitkan

    "Lias, apakah kamu sungguh tidak ingin memberikan kesempatan kepada Ella untuk memperbaiki semuanya? Aku sangat yakin bahwa apa yang terjadi di antara kalian memang benar-benar hanyalah sebuah kesalahpahaman. Bagaimana jika sampai Ella memang hanya di jebak," kata Ibu Margaretha. Dia berusaha memberikan pemahaman kepada putranya tersebut untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi ke luar negeri. Dia tidak ingin jika sampai Lias menyesal suatu saat nanti jika sampai ini semua memang hanyalah sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan."Aku tidak mengerti dengan apa yang ibu pikirkan. Aku adalah korban dari ketidaksetiaan perempuan itu. Ibu lebih percaya perempuan tersebut dibandingkan aku? Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan maaf kepadanya." Lias sudah sangat hancur dan pusing atas semua kebenaran yang dia ketahui. Dia merasa kecewa karena berpikir bahwa Ella memang benar-benar telah menghianati cintanya dan lebih memilih tidur dengan laki-laki lain. Ditambah, kedua orang tuanya

  • Hasrat Cinta   Sakit

    Ella terus saja kepikiran dengan semua ancaman yang telah diberikan oleh Alena kepadanya. Dia benar-benar sangat takut jika sampai perempuan tersebut benar-benar melakukan tindakan yang sama sekali tidak dia inginkan."Ibu, kamu tidak apa-apa?" tanya Ella kepada ibunya."Aku sama sekali tidak apa-apa, Sayang," jawab Ibu Farah. Dia kini terlihat jauh lebih baik. "Apa yang telah dilakukan oleh perempuan tersebut kepadamu, Ibu? Dia sama sekali tidak macam-macam, bukan?" tanya Ella memastikan."Ada apa, Nak? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia hanya menyampaikan ucapan maaf dan juga turut berbelasungkawa atas kematian ayahmu," kata Ibu Farah."Hubungan persahabatan kalian baik-baik saja, bukan?" lanjutnya.Ella seketika mengangguk. Dia tidak ingin jika sampai ibunya kepikiran ketika mengetahui tentang apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dan juga sahabatnya tersebut."Semuanya baik-baik saja, Ibu. Lebih baik sekarang ibu istirahat. Aku akan keluar sebentar," kata Ella. Ell

  • Hasrat Cinta   Akan Aku Singkirkan Ibumu!

    Alena merasa sangat puas telah berhasil menghancurahkan hubungan antara Ella dan Lias. Memang ini adalah hal yang diinginkan sejak awal."Kamu sungguh perempuan yang sangat luar biasa, Alena. Aku sangat yakin bahwa saat ini Ella pasti sedang meratapi nasib atas kepergian dari laki-laki yang begitu sangat dicintai," kata Alena.Dia beranggapan bahwa ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Ella. Perempuan tersebut pantas mendapatkan semua kesedihan itu."Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bagaimana mungkin kamu begitu sangat membenci perempuan seperti Ella. Padahal jika diperhatikan dia adalah perempuan yang baik," kata Alex yang saat itu terlihat duduk tepat di depan Alena. "Diam Alex!" bentak Alena. Dia sama sekali tidak suka jika laki-laki tersebut berkata demikian. "Lancang sekali kamu memuji perempuan tersebut di depanku," lanjutnya."Wow, maafkan aku," kata Alex sambil menaikkan kedua alisnya karena beranggapan bahwa itu semua hanyalah candaan dan tidak perlu diper

  • Hasrat Cinta   Memberitahu Ibu Farah

    Sudah hampir dua minggu lamanya sejak hubungan antara Ella dan Lias berakhir, namun rasanya masih begitu sulit bagi Ella untuk bisa berdamai dan menerima semua perpisahan tersebut. Dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari laki-laki tersebut. Lias benar-benar telah pergi dari hidupnya."Sepertinya kamu sungguh tidak mengharapkan aku lagi, Lias. Apakah sebegitu bencinya kamu kepadaku? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" Ada begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benak Ella. Hampir setiap harinya dia terus kepikiran tentang laki-laki tersebut. Ella juga harus menghindar dari pertanyaan ibunya tentang rencana pernikahan antara dirinya dan juga laki-laki itu. "Nona, mobil telah siapa. Kita bisa berangkat sekarang," kata salah seorang sopir yang kini terlihat menghampiri Ella yang masih duduk termenung di ruang tamu. "Baiklah," kata Ella. Dia akan pergi ke rumah sakit dan melihat bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat berharap semoga perempuan tersebut tidak melont

  • Hasrat Cinta   Berakhirnya Sebuah Hubungan

    Ella kini hanya bisa menangis di sudut kamar sambil meratapi nasibnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan hidup seperti ini. Satu persatu orang yang dicintainya pergi begitu saja akibat ulah Alena. Dia dibuat tidak berdaya."Kenapa kamu sekejam itu kepadaku? Selama ini aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Namun rupanya kamu begitu sangat membenciku bahkan kamu sama sekali tidak ingin melihatku bahagia," kata Ella.Dia tidak tahu lagi harus mencurahkan segala isi hatinya kepada siapa. Dia tidak mungkin mengatakan ini semua kepada ibunya. Kondisi perempuan tersebut benar-benar tidak memungkinkan. Ella tidak ingin jika sampai kondisi kesehatan ibunya semakin memburuk setelah mengetahui bahwa Alena selama ini begitu sangat membencinya bahkan berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.Saat ini, dia bahkan tidak mampu untuk bertemu dengan ibunya di rumah sakit. Dia meminta kepada Nisa agar perempuan tersebut menjaga dan merawat ibunya dengan b

  • Hasrat Cinta   Membujuk Lias

    Ibu Margaretha melihat kepergian anaknya tersebut masuk ke dalam rumah kini langsung meminta suaminya untuk membujuk Ella, sementara dirinya akan menyusul putranya tersebut."Biar aku yang mengurus Lias," kata Ibu Margaretha kepada Pak Bagas.Ibu Margaretha dengan cepat mengikuti langkah kaki anaknya tersebut. Sementara itu, Pak Bagas kini terlihat mencoba menenangkan Ella. Dia mengajak perempuan tersebut untuk duduk di taman sambil meminta seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Paman percaya kepadaku, bukan? Aku sama sekali tidak pernah menduakan Lias. Ini semua hanyalah jebakan dan aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana mungkin aku bisa ada di hotel tersebut. Selama ini ada seseorang yang benar-benar begitu sangat membencimu bahkan dia sama sekali tidak ingin melihatku bahagia. Namun aku sama sekali tidak bisa memberitahu siapa orang tersebut. Aku ...." Ella kini terus saya terisak. Pak Bagas tersenyum, dia percaya bahwa calon menantunya tersebut adalah perempuan yang beg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status