Share

Berselisih Paham

"Maaf telah membuatmu menunggu lama, Sayang," kata Lias yang kini menghampiri Ella yang telah menunggunya sedari tadi.

"Kenapa kamu lama sekali? Kamu tahu sendiri kan bahwa aku sama sekali tidak suka menunggu?" kata Ella dengan wajah jutek.

"Ia maaf," kata Lias mengaku salah.

"Ini minuman untukmu," sambungnya menyodorkan minuman rasa jeruk kepada kekasihnya tersebut sembari mendudukkan badannya tepat di samping Ella.

"Terima kasih," kata Ella. Dia yang tadinya terlihat begitu sangat cemberut seketika melemparkan senyum ke arah Lias. Dia sama sekali tidak bisa marah dan kesal terlalu lama kepada kekasihnya tersebut.

"Tadi aku bertemu dengan perempuan yang kemarin datang ke rumahmu," kata Lias.

Ella seketika menoleh kearah kekasihnya tersebut dan menaikkan salah satu alisnya, "perempuan yang kemarin datang ke rumah? Siapa?" tanya Ella yang belum bisa menembak.

"Perempuan yang kamu bentak dan kamu usir," ujar Lias.

"Apa? Jadi kamu bertemu dengan Alena? Di tempat ini?" tanya Ella yang seketika terkejut dan menatap Lias dengan penuh perasaan penasaran.

"Ia sayang," jawab Lias.

Ella hanya menghela nafas berat sambil menatap sinis Lias. "Oh jadi itu yang membuat kamu begitu lama? Pantas saja karena kamu pasti mengobrol dengan perempuan itu bukan?" kata Ella yang sama sekali tidak suka.

"Iya sayang. Aku minta maaf karena mengobrol dengannya," kata Lias. Dia berusaha berbicara dengan tenang agar tidak membuat Ella semakin kesal kepadanya.

"Kamu tahu bahwa aku akan sangat marah besar ketika kamu melakukan apa yang tidak aku sukai bukan? Dan sekarang kamu baru saja melakukan hal tersebut," kata Ella dengan nada suara yang mulai meninggi.

"Aku harap agar kamu maafkan dia, Sayang. Aku tahu bahwa mungkin dulu dia pernah membuatmu kesal dan juga kecewa. Tapi kelihatannya dia benar-benar telah menyesal dan serius ingin meminta maaf kepadamu. Apa salahnya memperbaiki semua itu dan memberikan kesempatan kedua kepada Alena," kata Lias.

Ella yang mendengar hal tersebut sontak beranjak dari tempat duduknya dan menatap Lias dengan tatapan yang terlihat penuh dengan amarah.

"Apa katamu? Aku memaafkan dia? Kamu sama sekali tidak tahu siapa perempuan itu. Dia adalah perempuan yang pandai bersandiwara dan sepertinya saat ini kamu telah hanyut dalam semua sandiwaranya itu. Aku tidak tahu apa yang telah dia katakan kepadamu, tapi satu hal yang harus kamu ketahui bahwa semua perkataan dia adalah bohong. Dia itu iblis bermuka manusia, Lias," kata Ella yang ingin rasanya menonjok kekasihnya tersebut.

"Sayang dengarkan aku sayang. Aku sama sekali tidak ...."

"Diam dan jangan mengucapkan sepatah kata lagi. Lebih baik kamu tidak usah ikut campur. Kamu sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi dan apa yang telah dilakukan oleh perempuan itu. Bahkan meskipun dia menangis darah, aku tidak akan pernah memaafkannya," tegas Ella.

"Aku memang tidak tahu apa masalah yang telah terjadi diantara kalian. Kalau begitu cepat katakan apa sebenarnya yang telah dilakukan oleh Alena kepadamu? Jika memang itu adalah kesalahan yang sangat fatal maka aku tidak akan mengungkit ini lagi," kata Lias.

Ella  seketika kembali terdiam. Bagaimana mungkin Lias ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di antara mereka.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Katakanlah apa yang telah dilakukan oleh Alena kepadamu?" sambung Lias yang mendapati kekasihnya tersebut tidak memberikan respon sama sekali.

"Aku capek, lebih baik kita pulang sekarang," kata Alena menarik tas dan berniat untuk meninggalkan tempat itu.

Lias paham bahwa kekasihnya tersebut sangat marah besar sekarang.

"Sayang, tunggu!" kata Lias meraih tangan Ella dan mencegah perempuan tersebut untuk pergi meninggalkannya.

"Aku minta maaf kepadamu karena membuatmu kesal. Aku tidak akan memaksa jika memang kamu tidak bisa memaafkan dia. Mungkin luka yang telah dioleskan oleh Alena begitu besar. Jika kamu memilih untuk tidak memberitahuku dan tidak ingin membuka pintu damai, itu sama sekali tidak masalah. Tapi aku mohon jangan marah seperti ini kepadaku," sambung Lias. Dia tahu betul bagaimana Ella. Dia adalah perempuan yang baik hati bahkan memaafkan semua orang yang telah melukai hatinya. Dia telah mengenalkan perempuan tersebut cukup lama dan karena kebaikan hati dari perempuan itulah sehingga membuat dia memilih untuk bertahan dan setia kepada Ella. Dia kini yakin bahwa sepertinya apa yang telah dilakukan Alena telah membuat kesabaran Ella habis. Tapi apapun masalahnya itu, Lias tidak ingin ikut campur dan tetap berharap semoga keduanya bisa berdamai satu sama lain kelak.

Sementara, Ella tanya terus terdiam dan menampakan wajah cemberutnya. Seketika dia teringat dengan perkataan Alena. Perempuan tersebut telah berjanji untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.

"Jangan sampai ini adalah rencana Alena untuk membuat hubungan kami retak dan terus berselisih paham satu sama lain. Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi," batin Ella.

"Sayang, kenapa diam saja. Maafkan aku yah, bagaimana kalau kita cari makan? Aku akan mentraktirmu memakan apapun yang kamu inginkan," kata Lias yang sama sekali tidak menyerah untuk mendapatkan kata maaf dari Ella.

Ella langsung tersenyum melihat kekasihnya yang benar-benar sangat tulus mencintainya. Ella seketika memeluk Lias, "Terima kasih karena telah mencintaiku apa adanya, Lias," kata Ella.

"Ada apa denganmu? Kamu terlihat begitu sangat marah barusan dan sekarang kamu mengatakan itu kepadaku," kata Lias tersenyum meskipun masih sedikit bingung.

"Kita lupakan apa yang telah terjadi barusan. Kamu janji untuk mentraktirku bukan? Kalau begitu ayolah kita pergi sekarang," kata Ella lalu menarik tangan Lias untuk segera pergi meninggalkan tempat tersebut dan menuju ke restoran favoritnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status