Share

62 ~ Siap Mengakhiri

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2025-03-07 22:22:38

Bab 62

Gerald dan Irene duduk di sofa yang nyaman dengan seorang pria dengan jas yang terlihat begitu rapi. Ruangan ini terlihat mewah, dengan dekorasi yang elegan dan jendela besar yang membiaskan cahaya alami ke dalam ruangan. Pria tersebut, yang kemudian Gerald sebut sebagai Evan, menatap Gerald dengan wajah menyunggingkan senyum tipis.

"So, apa yang aku bisa bantu Tuan Gerald?" Evan bertanya, matanya berkilau dengan rasa penasaran. Ia tidak bisa tidak memperhatikan Irene, yang duduk di samping Gerald dengan postur yang sedikit tegang.

Gerald menghela napas pelan, "Evan... Aku mau kamu mengurus dokumen-dokumen Irene dan regalisir semuanya." Suaranya terdengar tegas, namun dengan nada yang lembut ketika ia menatap Irene.

Evan yang tadi tersenyum seketika terkekeh pelan, "Hah, aku merasa pernah mengalami ini," gumamnya pelan. Ia memandang Gerald dengan mata yang berkilau, seolah-olah mengingat kenangan lama pada kakak sepupunya—Austin Harold.

"Ok, ok, sebelum itu ceritakan apa yang s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
paris_22
bener² gila sih Gerald..... minta surat cerai dalam satu jam Oh MY
goodnovel comment avatar
Rheia
lsnjut thor..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   91 ~ Sesuatu Yang Menanti

    Bab 91"Ka-kamar kita?" tanya Irene gugup. Yang ada dipikiran Irene saat ini adalah kenapa harus kamar kita? Apa artinya ia akan tidur bersama Gerald?Gerald menaikkan satu alisnya. “Apa ada yang salah?”“Uhm… Maksud kamu kamar kita?” tanya Irene hati-hati, berharap Gerald paham maksud pertanyaannya.“Ya, benar. Kamar kita berdua. Kamar kamu dan aku.” Gerald kemudian menatap tajam, meraih dagu Irene. “Apa yang kamu pikirkan, sayang?”Irene menggeleng pelan, "Tidak ada." Ia tersenyum tipis. Yah, tidak mungkin kan Gerald membiarkannya tidur sendiri? Hah! Dia sudah menjadi miliknya.Mereka berdua pun melanjutkan melihat interior penthouse tersebut. Gerald menuntun Irene melewati ruang keluarga yang luas, dapur gourmet dengan peralatan canggih, hingga akhirnya mereka tiba di koridor menuju area privat.Irene takjub melihat ruang pakaian yang terisi penuh. Itu adalah ruang walk-in closet yang sangat besar, dipenuhi gaun-gaun designer, tas-tas mewah, dan sepatu dari merek-merek ternama, sem

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   90 ~ Kamar Kita?

    Bab 90Setelah badai gairah mereda, Gerald menarik Irene ke pelukannya. Mereka terlelap beberapa jam dalam penerbangan panjang di tengah kenyamanan kabin.Private jet mendarat dengan mulus di landasan pacu Bandara Internasional Toronto, Kanada. Cahaya matahari pagi menerobos jendela, menandakan awal hari yang baru, di benua yang baru.Irene dan Gerald sudah berganti pakaian. Gerald kembali mengenakan setelan jas abu-abu gelapnya, tampak fresh dan sempurna membalut tubuhnya yang tegap. Sementara Irene mengenakan setelan celana panjang krem yang elegan, memancarkan kecantikan wanita itu.Mereka turun dari private jet. Udara Kanada terasa dingin dan bersih, sebuah kontras yang tajam dari Jerman. Seperti biasa, asisten Gerald—Victor, sudah siaga menyambut mereka di bawah tangga pesawat.Victor membungkuk hormat. "Selamat datang kembali, Tuan Gerald. Selamat pagi, Nyonya Irene."Gerald hanya mengangguk singkat, sementara Irene tersenyum tipis. Mereka berjalan menuju mobil mewah yang sudah

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   89 ~ (21+) Call me, sayang!

    Bab 89Gerald mengangkat wajahnya, menyeringai puas. "Itu baru permulaan, my love," bisiknya serak. Ia tidak membiarkan Irene beristirahat lama.Kini tubuh Irene benar-benar dilahap oleh Gerald. Pria itu dengan cepat menanggalkan sisa pakaiannya dan Irene, menyatukan kulit panas mereka. Tanpa menunggu, pria itu terus menghujam miliknya dalam-dalam ke inti tubuh Irene. Dorongan pertama begitu kuat, membuat Irene menjerit tertahan dan melengkungkan punggungnya."Oh my, Gerald!" Irene memekik, mendesah kuat saat ia hendak mendapatkan pelepasan keduanya. Gelombang nikmat itu datang lebih cepat dan lebih buas.Gerald tidak menjawab dengan kata-kata, melainkan dengan hentakan pinggul yang intens dan bertenaga. Suara berat Gerald dan geramannya memperlihatkan bagaimana ia begitu menyukai tubuh kekasihnya."Oh Irene sayang..." geramnya, suaranya serak dan dominan. Ia semakin memacu pinggulnya, hentakannya dalam dan memabukkan. Ia menarik tubuh Irene, memeluknya erat, membuat tubuh basah merek

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   88 ~ (21+) Baru Permulaan

    Bab 88“Oh my, Ge…” lirih Irene, matanya memejam, pasrah dan penuh gairah. Ia tidak lagi mampu mengucapkan kata-kata.Gerald tersenyum tipis, Ia memutus ciuman mereka, namun tatapannya tak pernah lepas dari mata Irene.Gerald melepaskan pakaian atas Irene, blazer putih dan dress lilac itu kini tergeletak di lantai, memperlihatkan bra renda hitam yang kontras dengan kulit putih mulusnya. Ia mencium bahu mulus milik kekasihnya. Kulit putih dan lembut, aroma manis yang khas, adalah candu baginya. Ia menghirupnya dalam-dalam, menikmati aroma Irene yang memabukkan.Napas panas Gerald berhembus halus di kulit leher Irene, membuat tubuh Irene bereaksi. Setiap sentuhan udara panas itu, setiap ciuman ringan di tulang selangkanya, membuat nadi dan sarafnya merespon semua sentuhan Gerald.Tangan pria itu sudah turun, meremas lembut bukit kenyalnya yang sudah menantang, siap disantap. Melalui lapisan bra, Gerald merasakan detak jantung Irene yang berpacu kencang. Ia meremas, mengelus, dan memilin

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   87 ~ Terbang Bersama

    Bab 87"Aku bodoh bukan?" bisik Gerald, suaranya serak.“Ya?” tanya Irene, menantikan kalimat selanjutnya, matanya memancarkan rasa ingin tahu yang dalam."Aku bodoh karena terlalu lama menemukan dirimu, aku bodoh karena saat itu tidak menahanmu saat pertemuan pertama kita. Aku bodoh membuatmu—"Irene mengecup Gerald, sebuah kecupan cepat dan lembut di bibir pria itu, membuat pria itu berhenti berbicara. Tindakan itu penuh kasih sayang dan pengakuan. Namun, segurat senyuman tercetak di wajah tampannya, menunjukkan betapa ia menikmati interupsi itu.Irene melepaskan kecupannya dan berkata, suaranya penuh ketenangan."Stop menyalahkan dirimu. Perjalanan hidupku yang lalu bukan tanggung jawabmu, Ge."Gerald membalas tatapan itu, hatinya menghangat karena ketulusan Irene. Ia membelai lembut pipi Irene."Hmm, baiklah, sayang. Tapi sekarang dan selamanya, kamu adalah tanggung jawabku. Apapun kesedihan dan kebahagiaanmu adalah bagian dari hidupku."Gerald tidak memberikan kesempatan Irene un

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   86 ~ Aku Bodoh Bukan?

    Bab 86Gerald dan Victor berjalan cepat, meninggalkan kantor polisi dengan aura kemenangan yang tegas. Mereka tidak menyisakan satu pun keraguan bahwa ini adalah akhir dari kisah Owen dan Bertha.Mereka tiba di parkiran VIP bandara. Sampai di mobil, Gerald tersenyum lembut, senyum yang murni dan hangat, jauh berbeda dari seringai dingin yang ia tunjukkan pada Owen. "Maaf lama, sayang," ujarnya pada wanita cantik yang tengah menunggunya di dalam mobil. Ia membuka pintu penumpang depan."Gak masalah, Ge'," jawab Irene, suaranya tenang, meskipun ia tahu Gerald baru saja menyelesaikan kehancuran Owen."Kita pindah ke belakang, sayang," Gerald mengulurkan tangannya, meminta Irene keluar. Tangan kirinya berada di kap mobil, menjaga keamanan kepala Irene agar tidak terbentur.Irene sedikit mengerutkan kening, bingung kenapa harus pindah ke belakang. Namun, ia mengerti saat melihat sosok Victor sudah menunggu di sisi mobil, siap mengemudi. Itu artinya Gerald ingin menghabiskan waktu berdua be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status