Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir

Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir

last updateLast Updated : 2025-03-26
By:  MAMAZANCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
22 ratings. 22 reviews
66Chapters
46.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Jual tubuhmu, Irene!” perkataan suami yang Irene cintai membuatnya harus berdiri di tengah panggung pelelangan wanita high class. Dengan penawaran tertinggi, akhirnya Irene menjadi milik salah satu pria diantara para pria yang datang. Di depannya, berdiri sosok pria bertopeng yang membelinya malam ini, menatapnya dengan sorot mata hangat, hingga ia mendengar bisikan lembut dan mendominasi, “Long time no see you, Nona Irene!” Seketika jantung Irene berdetak cepat, “Suara ini?” ia memberanikan diri menatap balik pria di depannya, “Tu-tuan Gerald?” Seketika pria itu tersenyum, “Mulai detik ini tidak kuizinkan orang lain memilikimu!” Bagaimanakah kehidupan Irene setelah menjadi alat bisnis suaminya sendiri? Apakah pria yang membelinya akan mengubah kehidupan Irene yang sesungguhnya?

View More

Chapter 1

1 ~ Jual Tubuhmu

"Ugh, sakit!" Seruan Irene menggema kala ia terduduk di tempat tidur sembari mengusap bagian tubuhnya yang terasa perih.

Ia menghela napas berat, ingin merutuki nasibnya yang terombang-ambing selama ini.

Karena obsesi Bertha-Ibu tirinya, ia harus selalu bersembunyi dari tuntutan Bertha yang ingin menjodohkannya dengan beberapa pengusaha kaya raya yang telah berumur. Bahkan tanpa segan menyewa orang untuk menyeretnya pulang. Semua demi kepentingan membayar hutang-hutangnya bermain kasino setelah meninggalnya sang Ayah.

Tetapi di kala oasis yang melanda, Owen-sahabatnya semasa kecil datang melamarnya, "Irene, menikahlah denganku, aku sangat mencintaimu sejak dulu. Dan kamu tidak perlu khawatir dengan Ibu tirimu, aku yang akan membayar semua hutang piutangnya agar kamu tidak lagi berhubungan dengannya."

Sebuah lamaran dari pria mapan dan tampan yang telah ia cintai selama ini, seketika membuat Irene tersentuh, dan membuatnya berpikir bahwa pria itu bisa memberinya masa depan yang lebih baik. Sehingga, tak butuh lama untuk Irene menerima lamaran tersebut dengan berlinang air mata, sembari memeluk Owen.

Di sebuah apartment yang terbilang mewah, saat ini menjadi tempat ia tinggal setelah menikah dengan Owen, bahkan ibu tirinya juga tak pernah lagi mengusiknya.

Selama ini Owen berada di garis terdepan jika sang Ibu menghubunginya untuk meminta uang. Bahkan Owen melarangnya untuk bekerja.

Ia tersenyum tipis, "Hmm, aku tidak boleh mengeluh karena hal sepele seperti ini. Owen sudah sangat baik padaku."

"Semangat Irene!" Ia bangun dari duduknya, melangkah menuju lemari pakaian dan mengenakannya dengan nyaman.

Duduk di karpet yang empuk sembari menonton siaran net-flix dan mengenakan earphone untuk membunuh rasa bosannya selama di rumah.

Bip!

"Irene!?"

Owen berseru memanggil Irene, "Hah!"

"Irene!!" teriaknya cukup keras, berhasil membuat Irene menoleh ke arahnya.

Deg!

Irene bangun dari duduknya dan melepaskan earphone yang melekat di telinganya. "Owen?"

"Hai Irene cantik..." Owen tersenyum merekah sambil memanggil Irene.

Irene melangkah, berdiri di depan Owen, keningnya menyerngit mencium aroma tubuh Owen, "Kamu minum lagi?" Irene bertanya dengan nada tak nyaman.

Hanya seminggu setelah menikah ia menjalani kehidupan pernikahan yang begitu nyaman, hingga ia menghadapi kenyataan, di mana Owen pulang dalam keadaan mabuk dengan bau alkohol yang menyengat.

"Tidak, aku hanya minum sedikit!" serunya sembari menarik Irene masuk ke dalam cengkramannya, meraih tengkuk Irene, melumatnya dengan sedikit kasar.

"Umph! Owen!" Irene mencoba melepaskan ciuman  Owen yang pahit dan beraroma tembakau.

Dugh!

Bukannya melepaskan Irene, Owen menekan tubuh Irene ke dinding, "Layani aku, Irene cantik..."

Deg!

"Akh!" Irene memekik saat jemari Owen dengan kasar memaksa masuk diantara kedua pahanya.

"Owen... Sakit..." Irene meringis, rasa perih sisa percintaan mereka kemarin masih terasa jelas.

Dan saat ini, Owen kembali melakukannya.

"Sa-sayang, please..." wanita cantik bersurai hitam itu memohon, berharap suaminya itu bisa menahan dirinya saat ini.

Tapi harapan tinggal harapan, Owen yang sudah tertutup birahi, kembali menghujam Irene tanpa jeda.

"Akh!" Irene menutup matanya, air mata yang jatuh menjelaskan betapa ia menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

Tak berpuas diri di ruang tamu, Owen kembali menyetubuhinya di dalam kamar.

Suaminya itu kembali menindihnya, "Oh Irene! Tubuhmu sangat indah! Kamu sempurna, Irene!"

"Arg!" Pria bersurai pirang itu menggeram saat mendapatkan pelepasannya.

Ia tersenyum puas melihat tubuh Irene yang di penuhi oleh cairannya. "Aku mandi."

Irene tak lagi menyahut, tubuhnya terasa sakit, tetapi hatinya jauh lebih sakit. Air mata menetes, membasahi pelupuk matanya.

Dia suamiku, dia pria yang baik. Dan aku melakukannya karena aku mencintainya.

Kata-kata yang selalu Irene ucapkan seperti mantra setelah selesai melayani suaminya.

Kata-kata yang menguatkan Irene dan mengembalikkannya ke kesadaran penuh jika ini adalah pilihan hidupnya. Ya, Owen adalah pilihannya dan pria yang ia cintai.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Owen yang berbalut handuk.

"Irene, bangunlah. Aku ingin membicarakan hal yang penting."

Irene terlonjak dengan teguran Owen, punggung tangannya ia pakai untuk mengusap air mata, "Hm?" Ia berusaha duduk, bersandar di headboard. Memegang selimut untuk menutupi dadanya.

"Ada apa, Owen?" tanyanya dengan suara sedikit sengau.

Owen berjalan mendekat, menatapnya dengan tajam, “Irene, kamu tahu kan kalau kamu adalah wanita yang sangat cantik?”

Bingung bagaimana ia harus bereaksi, tapi ia tak dapat menutupi wajah meronanya karena di puji oleh Owen. “Kamu berlebihan, Owen.”

Owen tersenyum lalu meraih tangan Irene, memasukkan Irene ke dalam pelukannya. Hal yang membuat hati Irene terasa hangat.

Kemudian Owen merenggangkan pelukannya, kembali melihat wajah cantik Irene, “Maka dari itu, bantulah aku, Irene.”

“Ya?”

Owen membelai wajah Irene, perlahan turun ke leher dan tubuh Irene yang masih terbuka, namun yang membuat Irene merinding adalah tatapan yang berbeda di sorot mata Owen saat ini. Menyusul dengan kata-kata Owen seperti palu yang menghancurkan semua kehangatan yang baru saja terjalin, “Aku mau kamu menjual tubuhmu, Irene!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(22)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
22 ratings · 22 reviews
Write a review
user avatar
Akun Baru
Mungkin Authornya sdah kehabisan kata, oleh krna itu tba" cepat ditamatin..
2025-04-29 21:43:48
0
user avatar
anita paulina
Yah masa udah tamat aza sih?ceritanya masih gantung banget tuh...
2025-04-26 08:34:41
0
user avatar
Akun Baru
Author nya kemna yh? kok Ceritanya sdah tdak di lanjuntkan lgi
2025-04-23 18:04:30
0
user avatar
Good Novel
Author kemna yh! ini cerita sdah tdak dilanjutin kh!! Khabisan kata" kli yh!!!
2025-04-12 20:53:01
0
user avatar
Yuli Susanti
ceritanya dewasa beud. bagus sih. tapi lama up nya
2025-04-12 00:11:04
0
user avatar
ElisDha
Author kmna ya?
2025-04-09 16:30:55
0
user avatar
Good Novel
ini Cerita kapan akn Up bab berikutnya?
2025-04-05 21:17:27
0
user avatar
Junita Tangkere
ini on going atw sudah tamat?
2025-04-03 17:53:39
1
user avatar
Laila Hartaty
sukaaa... cepetan dong nulisnya, penasaran, bintang 5Nya double ya...
2025-03-05 06:17:31
1
user avatar
Shofie Sabilla
ceritanya menarik
2025-02-13 09:44:12
1
user avatar
Fetty Dahlia
sangat menarik
2025-02-11 01:11:47
1
user avatar
Rheia
Owen itu lebih parah dr steave kaya bukan manusia udah salah malah ky ga punya dosa
2025-01-05 07:14:35
1
user avatar
NACL
Mama aku sebel banget sama si Owen. ish ish bukannya dia yang usaha malah Irene. aduh laki atau bukan sih Owen itu?
2024-12-27 09:31:10
1
user avatar
Rheia
ayo thor update lagi seru, bacanya bikin candu
2024-12-26 12:55:08
1
user avatar
Rheia
lanjut thor update yg banyak serrruuuuu
2024-12-20 16:26:48
1
  • 1
  • 2
66 Chapters
1 ~ Jual Tubuhmu
"Ugh, sakit!" Seruan Irene menggema kala ia terduduk di tempat tidur sembari mengusap bagian tubuhnya yang terasa perih.Ia menghela napas berat, ingin merutuki nasibnya yang terombang-ambing selama ini.Karena obsesi Bertha-Ibu tirinya, ia harus selalu bersembunyi dari tuntutan Bertha yang ingin menjodohkannya dengan beberapa pengusaha kaya raya yang telah berumur. Bahkan tanpa segan menyewa orang untuk menyeretnya pulang. Semua demi kepentingan membayar hutang-hutangnya bermain kasino setelah meninggalnya sang Ayah.Tetapi di kala oasis yang melanda, Owen-sahabatnya semasa kecil datang melamarnya, "Irene, menikahlah denganku, aku sangat mencintaimu sejak dulu. Dan kamu tidak perlu khawatir dengan Ibu tirimu, aku yang akan membayar semua hutang piutangnya agar kamu tidak lagi berhubungan dengannya."Sebuah lamaran dari pria mapan dan tampan yang telah ia cintai selama ini, seketika membuat Irene tersentuh, dan membuatnya berpikir bahwa pria itu bisa memberinya masa depan yang lebih b
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
2 ~ Rencana Gila Owen
Irene terkejut. Tubuhnya membeku seketika, seolah kata-kata Owen baru saja merampas semua kehangatan yang tersisa dari tubuhnya. Wajahnya memucat, bibirnya bergetar saat mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menanggapi pernyataan suaminya. Bagaimana bisa Owen, pria yang selama ini ia cintai dan percayai, mengucapkan sesuatu yang lebih keji dari apa yang pernah dilakukan oleh ibu tirinya?"Apa maksud kamu, Owen?" suaranya terdengar serak, hampir seperti bisikan yang tercekik. Matanya yang besar, kini dipenuhi oleh rasa sakit dan ketidakpercayaan, menatap Owen berharap menemukan secercah penyesalan atau kesalahan dalam ucapannya.Namun, Owen tampak mengabaikan pertanyaan Irene. "Besok ikut aku ke suatu tempat dan pakai pakaian terbaikmu, Irene," katanya dingin sambil berdiri, seolah-olah tidak ada yang salah dengan permintaannya."Owen, kau belum menjawab pertanyaanku!" Irene menaikkan nada suaranya, menatap Owen dengan intens.Dengan manik berwarna coklat gelap ia menatap Irene de
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
3 ~ Pelelangan
“Aoch!” Irene memijit keningnya yang terasa perih, ia perlahan membuka matanya, “Ini dimana?” wanita cantik itu terkejut melihat ruangan yang asing bahkan pandangannya membulat saat mendapati tubuhnya telah mengenakan gaun berwarna merah maroon yang sangat seksi.“Tunggu! Jangan bilang... Ini—“ Irene terhenti saat mendengar suara yang sangat dikenalnya.“Irene,” suara Owen membuat Irene mendongak dan melihat suaminya berdiri di depan pintu.“Owen? Jelaskan! Apa semua ini!” hardik Irene dengan sorot mata tajam, penuh kemarahan dan kebingungan.Owen melangkah masuk ke dalam ruangan dan berdiri tepat di depan Irene.“Owen... Ayo pulang! Aku tidak mau di sini!” lirih Irene, matanya menatap pria di depannya dengan penuh rasa kecewa. Pria yang ia pikir akan menjadi pelindung dan sumber kebahagiaannya kini terasa seperti orang asing. Hatinya remuk, namun ia tetap berharap Owen akan mendengarnya dan membawanya pergi dari tempat ini, meski hanya ada setitik harapan.Owen menghela napas panjang
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
4 ~ Pria Masa Lalu
Irene terkejut mendengar suara berat pria yang saat ini berbisik di telinganya, terasa familiar, suara yang tak dapat ia lupakan, suara seorang pria yang sudah mengambil ciuman pertamanya saat itu, "Tu-tuan Gerald?" paraunya.Pria bertopeng itu pun cukup terkejut saat Irene masih mengingatnya, ia tersenyum tipis dan merengkuh pinggang Irene, membuat tubuh mereka semakin rapat, "Mulai detik ini, tidak kuizinkan orang lain memilikimu!"Deg! Irene terperanjat. "Ma-maaf-"Tanpa melanjutkan perkataan Irene, Gerald meraih dagu Irene, menyapu bibir wanita cantik di depannya. Irene kembali dibuat terkejut, "Ciuman ini..." Irene segera tersadar dan menarik tubuhnya.Irene dapat melihat senyuman tipis tersirat di wajah pria bertopeng di depannya. Tanpa diduga Gerald membuka jas yang ia kenakan dan menaruh di bahu Irene, menutup pakaian seksi yang melekat ditubuh Irene. lalu meraih tangan Irene, membawanya turun dari atas panggung.Owen menajamkan pandangan dan pendengarannya, "Apa yang mereka b
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
5 ~ Malam Yang Berbeda
Gerald kembali mencumbu Irene penuh damba, liar dan menuntut. Tanpa Irene duga, pria bertubuh atletis itu mengangkat tubuhnya ala bridal, "Tidak disini." Kemudian ia melangkah menuju salah satu ruangan. Irene yang diangkat ala bridal cukup terkejut hingga spontan mengaitkan kedua tangannya di leher Gerald agar tubuhnya tidak terjatuh.Hingga Irene kembali terpesona dengan kamar yang sangat luas dan mewah itu, di sana terlihat ranjang berukuran sangat besar dengan sprei berwarna silver. Interior yang di dominasi warna navy dan silver, elegan dan maskulin. Irene merasa seperti terjebak dalam mimpi yang tidak terkontrol.Di saat ia terpana dengan ruangan, suara Gerald kembali membuatnya tersentak, "Malam ini, kau hanya harus fokus padaku, Irene." Suaranya terdengar seperti perintah, membuat Irene merasa seperti boneka yang dikendalikan.Deg! "Sejak kapan aku di atas tempat tidur?" batinnya, sadar jika saat ini yang telah berbaring di atas ranjang, dan posisi Gerald yang mengukungnya. Ire
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
6 ~ Bukannya Kita Sepasang Kekasih
“...tapi, malam ini, aku tidak menyesal sama sekali bertemu denganmu, Irene.” Gerald menatap tajam manik indah Irene. “Dan, maaf aku terlambat datang padamu.”Ia mengambil selimut, menutupi tubuh Irene yang polos itu.“Apa maksud kamu?” tanya Irene, tidak paham dengan perkataan Gerald yang terakhir. “Minta maaf untuk apa? Dan kenapa kamu mau menemuiku, Tu—”“Gerald,” Gerald menyela, tidak menyukai panggilan Irene yang terdengar sangat asing.Irene terdiam, ragu menatap Gerald. Tatapannya membuat Gerald ingin sekali menggodanya.“Bukannya kita sepasang kekasih?”Irene seketika membelalakkan matanya. “Ba-bagaimana…” kemudian ia membekap mulutnya dan dan menutup wajahnya. Kembali mengingat kejadian pertama kali mereka bertemu.Wajahnya merona dan terasa panas, pertemuan singkat yang tidak bisa Irene pungkiri sangat berkesan padanya. Tapi karena permasalahan keluarganya saat itu. Ia tak lagi memikirkan pria yang pernah menolongnya saat itu. Karena bantuan Gerald saat itu, ia berhasil lepa
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
7 ~ Lembut dan Hangat
"Irene?" "Hmm?" Irene bergumam sebagai jawaban, tangisannya mulai mereda menyisakan malu pada Gerald. Bagaimana bisa ia menangis selepas itu, bahkan di dalam pelukan Gerald."Hah... Ini benar-benar memalukan..." gumamnya dalam hati sembari menutup mata.Gerald mengusap surai hitamnya beberapa kali, seolah memberikan ketenangan untuknya. Dan hal itu benar-benar bekerja, ia merasa jauh lebih baik.“Pasti dia bingung melihatku seperti ini…”Cup! Irene seketika merasa tubuhnya membeku saat mendapatkan kecupan di pipinya.Kecupan yang lembut dan hangat.Irene menutup mata dan mengepalkan tangannya, berusaha melepaskan pelukan Gerald, ia tertunduk dan berkata pelan, “Maaf dan terimakasih.”“Syukurlah, kamu sudah jauh lebih tenang.”Saat itu juga Irene mengangkat wajahnya, melihat ke arah Gerald, membuat pandangan mereka saling bertemu.“Kamu tetap terlihat menawan,” ucap Gerald sembari mengusap bawah matanya yang sembab dengan lembut.“Ge-gerald…” Irene meremas selimut, ia tidak ingin kem
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
8 ~ Penipuan?
“Tangan Gerald seketika berhenti, melayang di udara. Namun, ia segera kembali tenang, “Kamu tidak perlu memikirkan hal itu.”“Yah, aku hanya penasaran,” jawab Irene, merasa sedikit canggung.Gerald menaikkan satu alisnya, “Tunggu, bukannya kamu menyetujui untuk auction itu? Bagaimana bisa kau tidak tahu prosedurnya?”Deg! Gerald terdiam, tidak melanjutkan pertanyaan yang hendak ia layangkan, melihat raut wajah Irene yang berubah. Ia segera meletakkan piring di atas kasur dan memegang lengan Irene. “Jangan bilang, kau dipaksa untuk melakukan hal ini, Irene?”Pertanyaan Gerald benar-benar membuat Irene terpukul. “Jadi, Gerald berpikir jika aku dengan sukarela menjual diri?” batinnya menatap Gerald dengan tatapan sinis.Irene mengepalkan tangannya, berusaha tersenyum. “Ti-tidak mungkin, tentu saja ini atas persetujuanku.”Gerald menaikkan satu alisnya, tidak percaya dengan perkataan Irene, seolah ada yang wanita ini tutupi darinya. “Irene? Jujur padaku?”“Iya, aku melakukannya dengan suk
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
9 ~ Ciuman Yang Menuntut
Satu jam lewat ia berada di dalam ruangan kerjanya, Gerald berdiri dan berjalan menuju kamar utama, di mana Irene berada. Dengan masih berbalut kimono, ia membuka pintu dan betapa terkejutnya mendapati Irene duduk di lantai dengan tenggelam di lututnya yang tertekuk.“Irene?” Gerald memanggil dengan suara lembut, namun Irene tak kunjung menjawab.Pria bertubuh atletis itu melangkah cepat dan berlutut, mensejajarkan posisi mereka, “Irene?”Tapi Irene tak kunjung menjawab, “Hah... Bagaimana bisa ia tertidur seperti ini?”Gerald meraih tubuh Irene dan mengangkat wanita cantik itu ala bridal, dengan perlahan ia merebahkan Irene di atas tempat tidur.Deg! Jantungnya berdegup saat melihat tubuh Irene yang terpampang begitu indah dengan balutan gaun malam yang dipakainya.Gerald meneguk kasar salivanya, kulit putih Irene terlihat kontras dengan warna gaun dan rambutnya yang hitam pekat. “Dia sangat menawan...” tangannya naik membelai wajah cantik Irene.“Apa dia menungguku?” Gerald menggigit
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
10 ~ Milikmu
Bab 10“Uhm...” Irene membuka matanya perlahan, matanya berusaha membiasakan cahaya yang menyilaukan.Tangannya mengusap kasur yang terasa begitu hangat, “Ah... Ini sangat nyaman...” gumamnya pelan yang semakin erat memeluk bantal yang ada di dalam pelukannya.Baru kali ini ia mendapatkan kualitas tidur yang baik, membuatnya enggan untuk terjaga.“Apa rasanya sangat nyaman?”Suara berat yang membuat Irene terlonjak kaget, ia mengangkat wajahnya, “Oh my!” serunya panik melihat posisinya yang sangat memalukan, bahkan ia bangun dengan terburu-buru.Grep! “Hati-hati!” Gerald segera menangkap tubuh Irene yang hampir saja jatuh dari tempat tidur.“Ge-gerald?” gugup Irene melihat wajah Gerald yang tepat berada di depannya. Jantungnya berdegup begitu cepat.“Apa kamu selalu ceroboh seperti ini?”Irene menggigit bibir bawahnya, “Ma-maaf.”Cup! Gerald mengecup bibir Irene dan berbisik, “Cium aku.”Deg! “Tapi—”“Euhm...” Irene tidak menunggu. Ia mulai menyesapkan lidahnya ke dalam mulut Irene sa
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status