“Jual tubuhmu, Irene!” perkataan suami yang Irene cintai membuatnya harus berdiri di tengah panggung pelelangan wanita high class. Dengan penawaran tertinggi, akhirnya Irene menjadi milik salah satu pria diantara para pria yang datang. Di depannya, berdiri sosok pria bertopeng yang membelinya malam ini, menatapnya dengan sorot mata hangat, hingga ia mendengar bisikan lembut dan mendominasi, “Long time no see you, Nona Irene!” Seketika jantung Irene berdetak cepat, “Suara ini?” ia memberanikan diri menatap balik pria di depannya, “Tu-tuan Gerald?” Seketika pria itu tersenyum, “Mulai detik ini tidak kuizinkan orang lain memilikimu!” Bagaimanakah kehidupan Irene setelah menjadi alat bisnis suaminya sendiri? Apakah pria yang membelinya akan mengubah kehidupan Irene yang sesungguhnya?
Lihat lebih banyakBab 58"Ayahmu dibunuh oleh seseorang." Kalimat itu terdengar seperti petir di tengah hari yang cerah, membuat kaki Irene tiba-tiba melemah. Jika Gerald tidak cepat menangkapnya, mungkin wanita cantik itu sudah terjatuh. "Ge-gerald apa yang baru saja kamu katakan?" suara Irene terdengar bergetar.Gerald yang melihat itu membuang napas kasar, tanpa ragu ia langsung memboyong tubuh Irene naik ke dalam gendongannya. Pria tampan itu melangkah menuju ruang tamu, begitu tiba di depan sofa yang nyaman, ia mendudukkan Irene, kemudian duduk tepat di sisi Irene."Gerald, jawab aku!" Irene memandang Gerald dengan mata yang berkaca-kaca, suaranya terdengar bergetar dan penuh harap."Calmdown, hmm??" Gerald menangkup wajah mungil wanita itu, menatapnya dalam. "Take a breath." Ia berusaha menenangkan Irene, tapi wanita cantik itu terus mendesak."Katakan Gerald!" desaknya dengan mata yang semakin berkaca-kaca. "Setahuku Ayah sakit, bahkan dokter..." Irene tidak sanggup melanjutkan, air matanya luruh
Bab 57"Selamat pagi sayang," bisik Gerald tersenyum tipis menatap wajah manis wanitanya itu.Irene tersipu, "Hmm... Pagi," jawabnya singkat, suaranya masih terdengar lembut karena baru saja bangun tidur. Gerald meraih tubuh Irene, mendekap tubuh mungilnya, dikecupnya puncak kepala Irene. Sentuhan lembut itu membuat Irene merasa nyaman, seperti sedang berada di tempat yang paling aman di dunia.Tidak ada banyak kata yang terucap di pagi ini, semalam Gerald sudah merasa cukup, ia tahu jika saat ini Irene sudah mulai membuka hatinya, meski mungkin masih lingkaran kecil di hatinya. Tapi ia yakin, ia akan membuat Irene mencintai dirinya sepenuhnya, karena ia sendiri sepertinya akan benar-benar gila jika tidak ada Irene di sisinya.~~Gerald duduk di balik meja kerjanya, memandang layar laptopnya dengan ekspresi serius. Sedangkan Irene saat ini sedang menata sarapan pagi mereka di meja,meninggalkan Gerald untuk menangani urusannya.Tiba-tiba, notifikasi pesan masuk dari Finley, Gerald sege
“Uhm, Gerald. Ahh... Ahh... Tu-tunggu...” Irene menjerit, tertahan. Tubuhnya bergetar, seperti sebuah gitar yang ditarik senarnya terlalu keras.Gerald semakin cepat menghujam wanitanya itu, ia memeluk erat tubuh Irene yang sangat basah. Suara desahan nafas keduanya memenuhi kamar, seperti sebuah simfoni yang memuncak.Panas tubuh mereka saling membakar, "Oh Irene." Gerald menggeram, memutar tubuh Irene kembali, kemudian ia berlutut, membuka kaki Irene, kembali memasukkan kepalanya diantara kedua paha Irene. Ia kembali menjilati dan menyesap milik wanitanya itu.Irene membelalakkan mata, "Oh oh! Gerald!"Rasanya sangat aneh! Lidah Gerald seperti sihir, membuat klitorisnya bergetar dengan tidak terkendali.Irene mencengkeram seprai, tubuhnya bergetar, "Gerald, aku... aku tidak tahu apa yang kamu lakukan, tapi aku suka!"Gerald tersenyum, bahkan kata-kata Irene tadi kembali membakar gairahnya, lidahnya terus memainkan klitoris Irene, membuat wanita cantik itu mengerang dengan tidak terk
Bab 55Usai mengantar Austin dan Bella sampai depan pintu utama Hotel, Gerald dan Irene kembali ke kamar mereka. Suasana di dalam kamar terasa hangat dan nyaman, namun Irene masih terlihat sedikit gugup setelah percakapan dengan Bella."Sayang... Apa itu benar?" Gerald menarik lembut tangan Irene, memeluk wanita cantik itu dari belakang. Suaranya rendah dan lembut, membuat Irene merasa sedikit tersentak, tapi tidak menolak."Apanya?" Irene berusaha terdengar santai, membiarkan tubuhnya di dekap oleh Gerald dari belakang. Ia dapat merasakan detak jantung Gerald yang pelan, membuat hatinya terasa berdegup kencang."Kamu cemburu?" Gerald mengulangi pertanyaannya, suaranya masih rendah, namun terdengar penuh dengan harapan.Blush! Wajah Irene kembali memerah dan memanas dalam sekejap, di tambah hawa panas tubuh Gerald yang memeluknya membuat pikirannya kosong, "Ti-tidak.""Tidak?" Gerald mengulangi, suaranya sedikit naik, menggoda Irene, membuat wanita cantik itu kembali gelagapan."I-iya
Bab 54"Apa kau cari mati?" suara berat itu membuat semua orang terdiam sejenak. Gerald seketika menaikkan kedua tangannya ke atas, "Aku hanya bercanda bro!"Irene? Tentu saja dia terkejut, karena tubuh Gerald mundur secara paksa. Ia melihat seorang pria tampan bermata biru. Terlihat begitu berkharisma. Matanya yang indah tidak bisa tidak memandang pria itu lebih lama."Apa dia mengganggumu sayang?" Irene memperhatikan pria itu hanya fokus apa yang ada di hadapannya, begitu Irene mengikuti sorot mata emerald blue itu. Terlihat wanita yang sangat cantik itu sedang tersenyum merekah. Wanita itu bukan lain adalah Bella, yang tadi menyapa Gerald dengan ceria."Tidak hubby," jawab Bella yang tak pernah melepaskan senyuman di wajahnya.Austin berdiri tepat di depan istrinya dan mendorong Gerald kembali, membuat pria itu terpaksa benar-benar mengambil langkah mundur, "Ah sial! Dasar posesif!" gerutunya kesal."Sudah-sudah! Kalian berdua membuat wanita cantik di sana pasti kebingungan," sela B
Bab 53"Aku gak perlu ikut, Gerald!" Irene kembali menyelimuti dirinya dengan selimut berwarna putih, mencoba menghindari ajakan Gerald untuk makan malam bersama. Namun, matanya yang masih terlihat lelah dan wajahnya yang masih memerah setelah aktivitas mereka sebelumnya, membuat Gerald tidak bisa tidak tersenyum.Gerald memijit keningnya, karena percuma saja rasanya ia turun jika tidak ada Irene. Sudah pasti dua manusia di bawah sana akan terus mencecarnya kembali, "Ck! Suami istri sama saja!" decaknya dalam hati, mengingat bagaimana Austin dan Bella kalau sudah Bersatu menggodanya.Ia melihat Irene yang hilang di balik selimut, ia terkekeh pelan, "Hanya makan malam saja, hmm?" Suaranya lembut, namun penuh dengan godaan yang membuat Irene tidak bisa tidak merasa tergoda."Aku tidak lapar." Irene mencoba menolak, namun Gerald tidak mau menyerah."Yakin? Setelah berjam-jam kita melakukannya, kamu tidak lapar?" tanya Gerald menggoda wanitanya itu, membuat Irene merasa semakin terjebak da
Bab 52Gerald segera menyusul Irene masuk ke dalam lift yang nyaris tertutup itu, ia menahan pintu lift dengan kakinya agar pintu kembali terbuka, "Apa aku ada salah?" tanyanya sebelum masuk ke dalam, matanya menatap Irene dengan penasaran."Tidak ada." Jawab Irene singkat tanpa membalas tatapan Gerald, wajahnya masih terlihat kesal.Gerald menghela napas, melangkah masuk. Begitu pintu lift tertutup, Gerald langsung mendorong lembut Irene di dinding kaca lift. "Ge-gerald?" Irene terkejut, tidak siap dengan Gerakan tiba-tiba Gerald.Pria tampan itu meraup bibir Irene dengan tergesa-gesa, lumatan yang begitu liar dan panas, "Uhm...." Irene terlena dalam ciuman tersebut, namun tidak bisa menikmatinya lama.Ting! Suara pintu lift menghentikan aktifitas Gerald. Melihat kesempatan, Irene melesat meninggalkan Gerald, berjalan cepat menuju kamar. Namun, ia berdecih kesal. Ia lupa jika ia tidak memiliki keycard pintu kamar ini. Membuatnya saat ini harus berdiri di depan pintu dan menunggu pria
Bab 51"Sekarang bagaimana Bertha? Apa kau tidak ada surat dari rumah mansion ini?" tanya Owen mendesak, wajahnya terlihat cemas karena kehilangan kontrol atas situasi. Ia harus memastikan bahwa ia bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan rumah tersebut, terutama jika Tuan Gerald yang akan membelinya.Bertha berdecak kesal, "Kalau aku punya, sudah lama aku menjual mansion ini dan memilih tinggal di rumah yang sesuai seleraku!" Ia menggelengkan kepalanya, seolah menyesali keputusan masa lalunya tidak memaksa Caruso. "Tapi, kita bisa membuat surat palsu, kan?" tambahnya dengan senyum licik."Hah!" Owen menghela napas, terlihat frustrasi. "Dalam waktu tiga hari, bagaimana kita bisa membuat akta jual beli rumah ini? Ini adalah peluang yang besar jika Tuan Gerald membelinya!" Ia berpikir cepat, mencoba mencari solusi untuk masalah ini.Bertha berjalan mendekat ke arah Owen, menarik kerah pria muda itu, "Bukan aku yang harus memikirkan itu, itu tugasmu Owen! Kau bahkan bisa memalsukan pemi
Bab 50“Dan kau Owen! Aku ingin kita bercerai!” tegas Irene tak berkedip sedikitpun, suaranya jelas dan penuh keyakinan. Matanya tidak meninggalkan Owen, seolah menantangnya untuk membantah.Owen terkejut, "Irene!" teriak pria itu. Ia tidak menyangka Irene akan berani mengucapkan kalimat itu di depan umum, apalagi di depan Gerald."Aku ingin kita bercerai!" ulang Irene memperkuat keinginannya saat ini, suaranya tidak bergetar sedikit pun. Ia telah memutuskan, dan tidak ada yang bisa mengubah keputusannya."Tidak... Tidak...!" Owen menolak dengan tegas, wajahnya memerah karena emosi. "Aku tidak menyetujuinya. Apa salahku padamu, Irene? Ayo kita bicarakan baik-baik... Ya?" Ia berusaha mendekati Irene, namun langkahnya terhenti karena Gerald yang berdiri di antara mereka."Aku tidak peduli, Owen!" kemudian Irene menoleh ke Gerald, "Ayo?" Wanita cantik itu enggan untuk mengatakan jika ia telah melihat suaminya sendiri tidur bersama wanita yang berstatus ibu tirinya itu.Karena rasanya aka
"Ugh, sakit!" Seruan Irene menggema kala ia terduduk di tempat tidur sembari mengusap bagian tubuhnya yang terasa perih.Ia menghela napas berat, ingin merutuki nasibnya yang terombang-ambing selama ini.Karena obsesi Bertha-Ibu tirinya, ia harus selalu bersembunyi dari tuntutan Bertha yang ingin menjodohkannya dengan beberapa pengusaha kaya raya yang telah berumur. Bahkan tanpa segan menyewa orang untuk menyeretnya pulang. Semua demi kepentingan membayar hutang-hutangnya bermain kasino setelah meninggalnya sang Ayah.Tetapi di kala oasis yang melanda, Owen-sahabatnya semasa kecil datang melamarnya, "Irene, menikahlah denganku, aku sangat mencintaimu sejak dulu. Dan kamu tidak perlu khawatir dengan Ibu tirimu, aku yang akan membayar semua hutang piutangnya agar kamu tidak lagi berhubungan dengannya."Sebuah lamaran dari pria mapan dan tampan yang telah ia cintai selama ini, seketika membuat Irene tersentuh, dan membuatnya berpikir bahwa pria itu bisa memberinya masa depan yang lebih b...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen