Share

Hasrat Terlarang
Hasrat Terlarang
Penulis: Gusti

Bab 1 . Dunia ini Kejam

Gina Syakilla, itu namanya. Tentu saja nama yang sangat indah dan terasa sejuk ketika diucapkan. Bahkan seindah matanya yang berwarna cokelat terang, Gina berusia 20 tahun.

Masih muda, energik, kelembutan hati yang luar biasa.

Wanita itu terbiasa dipanggil dengan Sebutan 'Gin' atau 'Gina'.

Ah, parasnya yang sangat cantik mampu membuat pria manapun terpelongo bahkan ter-kaku untuk beberapa detik melihat kecantikan alaminya. Memiliki watak penuh kelembutan pun yang alami juga.

Tinggi yang pas untuk ukuran tubuhnya, 160cm.

Ada hal yang lebih penting sebenarnya, Gina telah memiliki kekasih bernama Aston Nugraha. Pria dengan karakter yang urakan, berantakan, usia yang terpaut jauh lebih tua 2 tahun dari Gina. Memiliki warna mata hitam pekat, tinggi Aston sekitar 175cm. Untuk jenis tipe pria sepertinya cukup pas memang.

Wajah yang baby face, meski memiliki tatapan mata selalu terlihat sinis dan tajam. Aston banyak diminati para wanita single, sudah menikah ataupun wanita kesepian. Tapi Aston memilih Gina untuk tetap menjadi kekasihnya tidak perduli dengan segala kekurangan Gina.

Pertemuan mereka sewaktu sekolah dahulu, sekitar 2 tahun lalu.

Aston yang terbiasa hidup bebas, bergeranjulan, sebuah takdir mempertemukan mereka di jalanan. Gina teramat mencintainya, penyebab salah satu Gina begitu memujanya karena pria itu selalu ada untuknya.

Hal menyakitkannya adalah perjalanan cinta mereka bukan seperti pasangan yang pada umumnya. Merasakan keindahan dengan waktu cukup lama, tidak. Gina jarang merasakan itu. Bahkan tidak semenurut perkiraan banyak orang kalau memiliki kekasih itu hari - hari akan mudah apalagi jika membayangkan wajahnya.

Entahlah.

Gina harus mendapat kekerasan dan kekasaran dari pria itu. Bahkan, tak sungkan Aston akan menampar bahkan terkadang mencekik Gina.

Cintanya yang kuat telah membutakan hati dan pikirannya.

Gina telah tamat sekolah dua tahun lalu, dan kini ia bekerja di sebuah Toko Roti yang cukup ternama di kota Bandung. Toko Roti yang menjual roti yang khas, juga bermacam khas Bandung.

Ini bukanlah pilihannya, karena ingin hatinya melanjutkan kuliah tapi apa daya dia pun tidak memiliki cukup dana untuk melanjutkan kuliah. Ingin hati mengejar cita- cita namun harus pupus karena ia mengubur semua angan yang tidak akan mungkin jadi kenyataan.

Kedua Orang tua nya telah meninggal, pada saat itu jika diingat hanya untuk mengisi perut mereka harus bangun pagi sekali, berjualan nasi di warung yang terkadang sepi penjualan. Ayah dan ibunya mengalami kecelakaan, mereka tidak selamat. Hanya Gina yang selamat pada waktu itu.

Saat itu usianya empat tahun, masih sangat kecil? Ya, memang. Gina harus menelan pil pahit kehidupan sedari kecil.

Tanpa kasih sayang orangtua, tanpa sentuhan hangat seorang ibu, tanpa belaian sayang khas seorang ayah. Bahkan Gina harus dirawat dan dibesarkan pada sebuah Panti Asuhan di daerah Cicendo, Jawa Barat.

Setelah ia tumbuh kembang dewasa, Gina memilih hidup sendiri meskipun hanya sekadar nge-kost.

Gina sebenarnya memiliki Saudara di daerah Bandung Barat atau lebih tepatnya Cipongkor. Namun mereka enggan mengakui, merawat apalagi mengakui Gina sebagai sanak saudara mereka.

Baginya itu bukan masalah. Gina memang sudah sangat kebal dan terbiasa dengan penolakan keluarganya sejak ia kecil. Sekarang prinsipnya hanya satu, ia percaya suatu saat Tuhan akan menunjukkan kebahagiaan yang sebenarnya untuk Gina.

Entah besok, atau ketika dia tidak mampu menghirup napas lagi.

Ini adalah hari yang kesekian puluhan kali ia melakukan aktivitas seperti biasa. Pagi sekali Gina sudah terbangun dari tidur nyenyaknya. Siang ini, Gina kembali bekerja di Toko Roti.

Hal menarik, dia akan memasak untuk Aston pagi ini. Mengantarkan makanan kesukaan kekasih hatinya itu. Gina sudah berkutat di dapur mini sambil memotongi daun seledri juga beberapa menu lain. Kalau diingat, teman satu kerjanya menentang hubungan ia dengan Aston.

Kekerasan pria itu memang tidak dapat dimaklumi siapapun, meski begitu bagi Gina hanya Aston yang mampu menerimanya dengan sukarela.

Awalnya ia keluar dari Panti Asuhan itu memang berat, bahkan beberapa Ibu Asuh-nya sempat melarang namun kembali lagi Gina sudah dewasa, bahkan sudah sangat mandiri menjalani harinya sendiri.

Gina sekian lama berkutat di dapur, akhirnya siap juga masakan yang telah ia ramu dengan sepenuh hati. Ia merasa bangga.

Gina mencium aroma masakan yang telah ia masak, ia memasak soup kesukaan Aston yaitu soup Ayam. Untuk menu lain yang juga telah dimasaknya, cumi sambel, dan ikan bawal semur. Aston pasti akan lahap memakan masakannya. Tentu saja, Gina sudah bisa menebak dan memperkirakan bagaimana raut wajah pria yang begitu dicintainya.

Setelah menyiapkan rantang, Gina mulai menaruh soup dengan sangat hati- hati agar tidak tertumpah juga meninggalkan jejak diseputaran rantang stainless.

Senyuman cantik dari Gina, kini terpancar alami dan menggoda mata setiap orang yang menatapnya. Aston juga sangat menyukai masakan Gina. Tidak sabar rasanya segera menikah dengan pria itu, menjalani rumah tangga yang mereka impikan dan inginkan.

Ia pun segera bergegas menuju kamar mandi, setelah menyiapkan semunya. Membersihkan dapur, juga kompor gas-nya. Ia sudah sangat tidak sabar, makan bersama Aston.

Rambut hitam panjang, tergerai lurus dan masih basah.

Berjalan sambil menyapa para tetangganya dengan lembut, Gina terus berjalan menuju halte bis. Sepanjang angan di dalam bis, Gina memikirkan mau dibawa kemana hubungan mereka yang telah terajut selama 2 tahun lamanya.

Keinginan menikah muda, adalah impiannya dan itu harus bersama Aston.

Fakta satu lagi, Aston anak yang lumayan sebenarnya tapi ia adalah pria yang pemalas untuk bekerja. Aston pengangguran, dan Mama Aston-Fitri tidak menyukai Gina. Wanita paruh baya itu melarang keras hubungan mereka. Kadangkala, Gina merasa tersudut, terkadang pun merasa bahagia.

Gina berjalan menyusuri jalan yang biasa di laluinya, jalan menuju rumah megah Aston. Ia berhenti tepat di depan rumah itu, rumah mewah yang bahkan Gina pun merasa tak pantas  untuk berlindung di dalamnya. Entah karena tante Fitri yang kejam atau menurut Fitri ia tidak pantas menjadi istri anak semata wayangnya.

Mengingat keadaan ekonomi mereka yang tidak sepadan.

Gina memberanikan diri menelphone Aston.

Tut—

"Gina?" tanya Aston santai, namun wajahnya tampak melemah.

"As, kau dirumah?"

"Hum—" gumam Aston.

Ada hal mengganjal dan aneh menurut Gina.

"Tante Fitri dirumah?"

"Keluar," jawab Aston cuek.

Lama berdiam, Aston mematikan ponselnya. Gina pun memberanikan diri memasuki rumah. Sepasang sepatu teplek merah maroon.

'Bukankah tadi Aston bilang, kalau tante Fitri sedang tidak dirumah?' desis Gina.

Ingin rasanya kembali kerumah, namun ia merasa penasaran juga bimbang.

Gina memberanikan diri memasuki rumah Aston.

"Ah, pelan- pelan dong Aston! Jangan menusuknya terlalu kuat. Rilex sedikit!" seru seorang wanita.

Gina semakin sesak, bahkan bibirnya mulai keluh. Suara wanita berteriak?

Tepat diruang tamu, Gina melihat Aston sedang berhubungan intim dengan seorang wanita dengan postur cantik, berambut pirang dan memiliki tubuh yang proposional.

Hancur dan perih hati Gina, ia melihat dengan mata kepala secara langsung. Aston yang melihatnya kaget bukan main, namun napas pria itu terembus kasar. Aston memakai kembali celana serta jeans-nya dan menatap Gina dengan tatapan sinis dan merasa tidak bersalah.

"As— Aston?" nada suara Gina bergetar.

Wanita itu memeluk Aston seolah saat ini sedang menggoda milik Gina, mata liar wanita itu semakin menyesakkan hati Gina.

"Kau cantik! tapi sayang, Aston memilihku untuk teman penghangat ranjangnya."

Gina menjatuhkan air matanya, ia menangis tidak kuasa menahan sakit hati juga keingin marahannya. Wanita itu mulai memakai pakaian yang terhempas di lantai, berserakan.

Dengan cepat, Gina menghapus air matanya dan pergi berlalu meninggalkan mereka.

Selamat datang di Novel terbaruku, di GoodNovel. Terimakasih buat yang selalu setia dengan mendukung cerita pertamaku ini. Terimakasih.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status