Share

Diperkenalkan Sebagai Istri

Rafael tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tapi sejak melihat betapa cantiknya Alba dalam balutan gaun pengantinnya, hasrat Rafael pun sedikit terlecut, tapi mati-matian ia berusaha menahan dirinya.

Sampai saat akhirnya mereka sah menjadi suami istri dan kesempatan mencium Alba tiba, Rafael pun tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mencoba bibir wanita itu yang ternyata sangat lembut. Bahkan tanpa bisa dicegah, Rafael pun memagutnya singkat.

Alba sendiri langsung menahan napasnya kaget saat mendadak bibir Rafael bertemu dengan bibirnya. Alba mematung dan tidak bergerak sedikit pun sampai akhirnya Rafael melepaskan bibirnya.

"Jangan lupa bernapas, Alba," bisik Rafael di depan wajah Alba.

Alba pun langsung mengerjapkan mata dan menelan salivanya dengan salah tingkah. Sungguh pernikahan kontrak ini terasa seperti pernikahan sungguhan. Gaun indah, dekorasi indah, janji pernikahan, dan wedding kiss.

Namun, sayangnya, tidak terjadi apa-apa setelahnya. Bahkan ekspresi Rafael kembali datar saja.

"Baiklah, terima kasih atas bantuan semuanya. Kalian sudah mengambil foto dan video yang diperlukan kan?" tanya Rafael pada Onad dan Yola.

"Sudah, Bos!"

"Baiklah, kita akan kembali ke apartemen sekarang," seru Rafael.

"Eh, kembali ke apartemen?" celetuk Alba tanpa bisa dicegah.

Rafael sampai memicingkan mata mendengarnya. "Kalau tidak kembali ke apartemen, kau mau pulang ke mana? Jangan bilang kau mau menginap di hotel dan melakukan ritual malam pertama denganku, Alba."

Alba kembali menahan napasnya dan langsung menggeleng. Onad dan Yola sampai mengulum senyum sendiri melihat ekspresi Alba.

Rafael pun mengangguk. "Baguslah, karena aku juga sedang tidak berminat! Onad, Yola, ayo kemasi semuanya dan pulang!"

"Baik, Bos!" sahut Onad dan Yola bersama.

Dengan cepat, mereka pun kembali ke apartemen dan Alba yang tadinya cantik pun kembali menjadi upik abu dengan pakaian santainya. Bahkan Alba kembali ditinggal sendirian di apartemen itu.

Namun, keesokan harinya, Yola datang lagi sambil membawa gaun yang cantik untuk Alba.

"Untuk apa aku harus memakai gaun lagi, Yola?"

"Bos akan mengajakmu bertemu keluarganya malam ini, Alba."

"Astaga, benarkah malam ini? Cepat sekali. Mendadak jantungku berdebar kencang, Yola. Aku belum siap," seru Alba gugup.

Yola pun menangkup kedua tangan Alba dan menenangkannya. "Tenanglah! Selama ada Bos Rafael, semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi ... apa anggota keluarganya baik, Yola? Aku takut salah bicara atau bersikap."

"Intinya tetap tenang dan ikuti saja perintah Bos Rafael. Lalu tentang keluarganya, jadi Bos Rafael itu berasal dari keluarga kaya, tapi sayangnya hubungan keluarganya tidak harmonis. Ayahnya menikah lagi dan Bos tidak menyukai ibu tirinya. Itulah sebabnya Bos sering bertengkar dengan ayahnya. Bos punya Kakek yang sangat baik, tapi dia juga punya sepupu yang sangat sinis dan menyebalkan. Nanti kau juga akan mengenal mereka."

Yola pun menceritakan sekilas tentang keluarga Rafael dan Alba pun bergidik sendiri. Namun, Alba pasrah saja saat Yola membantunya berdandan sampai Alba sudah secantik dan seanggun saat pernikahan kemarin.

"Wah, kau memang cantik sekali, Alba. Aku suka sekali melihat wajahmu yang sempurna ini, seperti seseorang yang sering sekali melakukan perawatan," puji Yola.

"Eh, kau itu bicara apa? Perawatan apa? Aku tidak ingat perawatan apa pun. Jangankan perawatan, bisa mendapatkan waktu istirahat di rumah saja aku sudah senang karena ayahku tidak pernah membiarkan aku merasakan ketenangan itu."

Yola yang mendengarnya pun mengernyit dan ia mulai kepo akan kehidupan Alba sebelumnya. Namun, belum sempat Yola bertanya lagi, bel pintu apartemen sudah berbunyi.

"Eh, itu pasti Bos Rafael. Ayo, Alba! Bos sudah datang dan dia tidak suka menunggu."

Yola segera membawa Alba ke pintu dan dengan jantung yang berdebar kencang, Alba pun langsung membuka pintu untuk Rafael.

Benar saja, Rafael sudah berdiri di depan pintu dan untuk sesaat, lagi-lagi Rafael mematung menatap Alba yang begitu cantik dengan gaun indah yang dipakainya. Tidak dapat dipungkiri, Alba adalah wanita dengan fisik yang sangat sempurna dan sungguh memperkenalkan Alba sebagai istrinya akan sangat membanggakan.

"Well, kalau kau sudah siap, ayo pergi!" titah Rafael singkat.

Alba hanya mengangguk dan langsung mengikuti langkah besar Rafael. Mereka tidak bergandengan dan juga tidak mengobrol. Mereka hanya sama-sama melangkah dalam diam hingga akhirnya mereka tiba di mobil dan Rafael pun langsung melajukan mobilnya pergi.

*

"Ingat apa yang aku bilang, Alba! Kau harus banyak tersenyum tapi jangan sembarangan bicara. Kau hanya boleh bicara saat aku sudah mengijinkannya dan setuju saja pada semua ceritaku nanti. Kau mengerti?" pesan Rafael saat akhirnya ia sudah menghentikan mobilnya di parkiran sebuah hotel mewah.

"Aku mengerti, Pak."

"Baiklah, kita juga harus bersikap mesra seperti suami istri pada umumnya, dan berhenti memanggilku Pak! Tidak ada suami istri yang memanggil dengan sebutan itu!"

Alba mengerjapkan matanya. "Eh, lalu aku harus memanggilmu apa, Pak?"

"Rafael. Panggil namaku saja."

"Eh, R-Rafael," ucap Alba akhirnya.

"Bagus! Itu terdengar lebih baik. Ingat ya, panggil namaku."

Alba mengangguk dan terus menenangkan napasnya, sedangkan Rafael langsung keluar duluan dari mobilnya. Dengan gentle, Rafael membukakan Alba pintu sampai Alba begitu sungkan.

Secara mengejutkan, Rafael pun menyodorkan lengannya ke arah Alba sampai Alba makin salah tingkah dibuatnya.

"Gandeng aku dengan mesra, Alba! Dan tersenyumlah!"

Alba menelan salivanya sebelum ia memeluk lengan Rafael. Alba berusaha tersenyum manis dan Rafael yang melihatnya pun mengangguk puas.

Dengan cepat, Rafael pun mengajak Alba ke ruang VIP di mana keluarganya sudah menunggu kejutan darinya. Rafael memang sudah memberitahu semuanya kalau ia akan memperkenalkan seseorang malam ini dan semua anggota keluarganya tentu saja antusias, terutama Kakek Rafael yang begitu ingin agar cucu kesayangannya itu segera menikah.

"Ingat pesanku lagi, Alba! Percaya diri dan tersenyumlah!" bisik Rafael begitu mereka sudah berdiri di depan ruang VIP.

"Aku tahu!" Lagi-lagi Alba hanya mengangguk yakin.

Namun, saat pelayan membukakan pintu ruang VIP, jantung Alba pun menghentak makin tidak terkendali, apalagi saat mereka melangkah masuk dan semua mata langsung tertuju padanya.

"Selamat malam semuanya! Seperti janjiku, aku akan mengenalkan seseorang malam ini. Dan ini adalah Alba, istriku!"

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status