Share

Resmi Menikah

"Sialll!"

Rafael terus mengumpat tertahan mendengar ucapan Alba. Bukan hanya Rafael, bahkan Onad yang ada di sana pun sampai menganga tidak percaya.

Namun, untungnya Onad sudah biasa mengurus hal seperti itu.

"Ah, haha, tidak masalah, Bos! Aku bisa mengatasinya. Itu tidak masalah, Alba. Haha, serahkan saja semua padaku, tapi sementara pakai cap jari saja ya!"

Onad langsung mengeluarkan perlengkapannya dan dengan cepat masalah kontrak pun selesai.

"Baiklah, perjanjian selesai! Kau urus sisanya, Onad! Dan kau, Alba! Aku akan memindahkanmu ke apartemenku selagi aku mempersiapkan pernikahan dan tugasmu adalah makan yang banyak, kau mengerti? Aku tidak mau keluargaku mendapati istriku yang kurus dan menyedihkan!"

Lagi-lagi Alba hanya bisa mengangguk dan Rafael pun segera pergi dari sana.

Onad pun menjemput Alba keesokan harinya bersama seorang wanita bernama Yola yang ternyata adalah kekasih Onad.

"Aku kekasih Onad dan aku bekerja sebagai sekretaris Bos Rafael. Biasanya aku dan Onad yang akan mengurus semua keperluan Bosku. Tapi senang berkenalan denganmu, Alba. Kau cantik sekali, bosku benar-benar tidak salah pilih," puji Yola yang ternyata sama ramahnya dengan Onad itu.

"Ah, kau bisa saja, Yola. Tapi aku juga senang berkenalan denganmu, akhirnya aku punya teman."

Yola pun terus tersenyum ramah dan menemani Alba di apartemen. Yola menunjukkan bahan makanan dan lemari baju Alba yang semuanya berisi baju baru.

"Apartemen ini adalah milik Bos Rafael, tapi tidak pernah ditempati karena Bos tinggal di rumah keluarganya. Untuk sementara kau akan tinggal sendirian di sini sampai waktu pernikahan tiba. Tapi jangan khawatir, aku akan sering berkunjung, jadi kalau kau butuh sesuatu, katakan saja padaku ya."

"Terima kasih. Tapi apa aku boleh tahu seperti apa Pak Rafael itu, Yola? Aku takut sekali padanya."

"Bos Rafael? Dia orang yang tegas, tapi intinya kalau kau patuh, kau akan aman. Nanti setelah mengenalnya, kau baru akan memahaminya, Alba."

Alba pun tidak banyak bertanya lagi, tapi Yola tidak berhenti memuji Alba diam-diam di depan Onad.

"Apa benar dia wanita yang dijual oleh ayahnya dan diselamatkan oleh Bos? Apa menurutmu masuk akal? Dia lebih terlihat seperti anak sultan. Dia cantik sekali!"

"Aku juga tidak percaya saat melihatnya, Yola. Bahkan tanpa make up saja dia sudah cantik sekali!" sahut Onad dengan tatapan yang berbinar-binar sampai Yola pun langsung memukul kepala kekasihnya itu dengan gemas.

"Berani sekali kau memuji wanita lain di depanku, hah?"

"Eh, kau duluan yang memulainya!"

"Seharusnya kau bilang masih lebih cantik aku, mengapa kau malah ikut-ikutan memujinya? Apa aku kurang cantik?" omel Yola sewot.

Onad pun sampai mati kutu dibuatnya karena Yola tidak berhenti mengomelinya sepanjang hari.

Namun, kehadiran Onad dan Yola benar-benar membuat hari-hari Alba menjadi lebih baik.

*

Dua minggu berlalu dan akhirnya hari yang ditunggu pun tiba, yaitu hari pernikahan Rafael dan Alba.

Pagi itu, dua orang wanita pun sudah datang ke apartemen dan begitu sibuk mendandani Alba, sedangkan Darren, Onad, dan Yola yang baru datang pun duduk menunggu di ruang tamu.

Onad sendiri menceritakan betapa sulitnya dirinya mengurus pernikahan tanpa ada dokumen sama sekali dari pihak Alba, tapi untungnya Onad berhasil menyelesaikannya dengan caranya.

"Baguslah kalau begitu! Setelah aku resmi menikah nanti, aku akan memberimu bonus, Onad!"

"Ah, terima kasih, Bos! Aku suka sekali bonus."

Onad dan Yola pun masih terkekeh di sana saat pintu kamar pun akhirnya dibuka dan dua make up artis itu pun keluar dari sana.

"Silakan masuk, Pak! Nona Alba sudah siap!" seru seorang make up artist sambil tertawa sumringah.

"Eh, kau benar-benar sudah meriasnya? Cepat sekali. Bahkan aku bangun subuh hanya untuk make up di salon," seru Yola tidak percaya.

"Nona Alba mempunyai wajah yang sudah sempurna. Lipatan matanya sempurna, alis dan bulu matanya pun sempurna, bahkan hidung mancungnya juga sempurna dan garis rahang serta bibirnya juga! Dia benar-benar seperti boneka barbie yang hidup. Kami tidak perlu menutup apa pun dari wajahnya dan hanya dengan riasan sederhana saja dia sudah begitu cantik," puji salah satu make up artist.

"Benar! Bahkan rambutnya itu sangat lembut dan aku hanya menatanya dengan sederhana, tapi dia sudah terlihat cantik sekali sampai aku tidak berhenti mengambil fotonya tadi," timpal make up artist yang lain.

Rafael yang mendengarnya nampak biasa saja. Malahan ia bersyukur karena ia tidak harus membuang banyak waktu hanya untuk menunggu Alba di make up.

"Baguslah, cepat keluar, Alba! Kita sudah terlambat," teriak Rafael yang tetap duduk di sofanya.

Malahan sebenarnya Rafael tidak perlu mendandani Alba seperti ini, hanya saja ia butuh sedikit dokumentasi sebagai bukti kalau diperlukan karena kakeknya itu adalah manusia yang paling aneh dan tidak terduga.

Alba yang mendengar suara Rafael pun langsung tegang dan segera melangkah keluar sambil sesekali mengelap tangannya yang berkeringat ke gaun putihnya.

Gaun putih yang Alba pakai sangat simple, tidak seperti gaun pengantin yang heboh dan memiliki ekor panjang, tapi gaun ini sederhana dan melekat pas mencetak tubuh ramping Alba yang begitu sempurna. Sampai begitu Alba keluar dari kamar, semua orang pun mendadak terbius melihatnya.

Onad dan Yola menatap Alba sampai tidak bisa berkedip. Begitu juga Rafael yang langsung bangkit berdiri dari duduknya. Jantung Rafael pun berdebar begitu kencang menatap bidadari tepat di depan matanya dan bidadari itu akan segera menjadi istrinya.

Walaupun kehidupan Rafael sendiri selalu dikelilingi oleh wanita cantik tapi sumpah demi apa pun, Rafael belum pernah melihat wanita secantik ini sebelumnya, wanita dengan wajah dan tubuh ramping yang begitu sempurna, ditambah kulit yang terlihat putih bersih dan makin bersinar dengan gaun putih itu.

Alba sendiri langsung bergidik merasakan tatapan Rafael.

"M-maaf, Pak! Apa aku terlihat berlebihan? Kau tidak menyukainya ya? Astaga, berikan aku gaun biasa saja, aku ...."

Belum sempat Alba menyelesaikan ucapannya, tapi Rafael pun akhirnya menyela dengan cepat.

"Tidak perlu ganti! Onad, Yola, cepat bawa dia," seru Rafael tegas sambil langsung berbalik dan keluar dari apartemen itu.

Rafael pun terus melangkah pergi duluan karena ia tidak mau ada yang melihat ekspresinya yang nampak seperti orang bodoh menatap calon istrinya itu.

Sementara semua orang yang ditinggalkan di apartemen pun saling menatap seolah saling bertanya siapa yang membuat kesalahan sampai Rafael terlihat emosi.

"Ada apa dengannya? Apa aku salah bicara?" tanya sang make up artist.

"Sudahlah, tidak ada yang salah. Tapi nanti aku akan membayar kalian! Terima kasih atas kerja bagusnya!" seru Onad sebelum ia membawa Alba menyusul Rafael.

Tidak ada yang bicara sepanjang perjalanan dan suasananya begitu menegangkan bagi Alba. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah taman di hotel mewah yang sudah didekor sangat sederhana.

Hanya ada beberapa orang di sana sebagai saksi pernikahan dan dalam sekejap mata, Rafael dan Alba pun sudah resmi menikah dengan cincin yang melingkar pas di jari manisnya.

"Selamat untukmu, Pak Rafael dan Bu Alba! Anda sudah boleh mencium istrimu, Pak!"

Alba yang mendengarnya langsung membelalak karena berciuman sama sekali tidak ada dalam perjanjian, tapi begitu cepat Rafael sudah membawanya berdiri berhadapan dan memeluk pinggang Alba sampai tubuh keduanya menempel saat ini.

"A-apa yang mau kau lakukan, Pak?" tanya Alba tegang.

"Jangan salah paham karena aku juga terpaksa melakukan ini, aku hanya butuh dokumentasi, jadi diam saja agar semua ini lebih cepat selesai, Alba!"

Kedua mata Alba pun makin membelalak. Namun, sebelum Alba sempat mengatakan apa pun lagi, Rafael pun sudah menyatukan bibir mereka.

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status