Share

12. Kau Tetap Pelayan Rendahan!

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 17:14:10

  “Ups, sorrry. Aku kira kau toilet, jadi aku menyiramnya karena baumu sangat busuk!” Chelsea mencibir sambil menutupi hidungnya dengan sebelah tangan. “Kau menyapa Bibi Beatrice, tapi kenapa mengabaikanku? Benar-benar kurang ajar!”

  Ariella seketika mengangkat pandangan dengan iris lebar. Sampai malam pun harinya tak pernah tenang. 

  “Mo-mohon maaf, Nona. Saya tidak bermaksud mengabaikan Anda—”

  “Oh, shit!” Chelsea segera menyambar hingga Ariella kembali menelan kata-katanya. 

  Dia meletakkan gelas dengan kasar ke meja, lalu mengadu pada Beatrice. “Bibi, kenapa Pelayan ini sangat bodoh? Sungguh tidak layak ada di mansion ini!”

  “Kalau begitu berilah pelajaran. Kita harus menghukum anjing agar dia tidak semakin liar!” sahut Beatrice tenang di seberang meja.

  Mendengar itu memicu seringai sinis Chelsea terkuar. “Baiklah jika Bibi bilang begitu, maka aku tidak akan segan!” 

  Ariella bergidik, hingga detik berikutnya Chelsea langsung menjambak rambutnya amat kencang. 

  “Argh, Nona … tolong lepaskan. I-ini sakit,” erangnya sambil mengernyit. 

  Tapi Chelsea seolah tuli. Dia sengaja tak menggubris permohonan Ariella dan malah menggampar wajahnya dengan kasar. Chelsea menghujamkan tamparan lebih keras sampai-sampai Ariella terhuyung. 

  Pelayan itu memegangi pipinya yang berdenyut. Maniknya pun berkaca-kaca menahan lara. 

  Namun, tanpa iba Chelsea lantas memerintah, “bersihkan lantainya. Kau membuatnya basah!”

  “Ba-baik, Nona. Saya akan mengambil alat pel di belakang,” balas Ariella dengan nada gemetar. 

  “Siapa bilang kau boleh memakai pel? Gunakan bajumu, jalang sialan!” Chelsea mendecak geram.

  Manik hazel Ariella sekejap membesar. Dia nyaris tak percaya dengan ucapan Chelsea, tapi ekspresi wanita itu tak menunjukkan candaan. 

  Bahkan detik berikutnya Chelsea mendengus tajam. “Kau mengabaikan perintahku lagi?!”

  Kalimat Ariella seperti tersangkut di tenggorokan. Dia tak sanggup membantah atau pun melakukan titahnya. Apalagi saat Ariella tak sengaja melayapkan pandangan. Rupanya Felix sedang mengamati situasi sambil bersandar di pilar. 

  Ya, pria itu menatapnya tajam. Sorot mata tegas bercampur seringai tipis di wajahnya seperti tak sabar menonton adegan selanjutnya. Itu membuat Ariella bergidik ngeri. 

  ‘Hah! Ti-tidak!’ batin Ariella yang sekejap menurunkan pandangan. 

  Namun, tanpa diduga Chelsea malah menarik baju Ariella hingga kancing atasnya terlepas. 

  “Ah, Nona?!” Ariella langsung membelalak tegang. 

  Tangannya refleks menutupi dadanya dengan erat. Tapi sialnya, Chelsea malah mendorong Ariella sampai pelayan itu tersungkur. 

  “Aku akan menunjukkan statusmu yang sebenarnya!” Chelsea mencecar penuh amarah. 

  Dirinya kembali membuka paksa baju Ariella, tanpa peduli lawannya itu memberontak. 

  “Lepaskan saya! Kenapa Anda melakukan ini, Nona? Hah … tidak, lepaskan!” 

  Ariella berupaya menyingkirkan Chelsea darinya. Akan tetapi keponakan Beatrice itu malah menggampar wajahnya amat kencang. Sungguh, sensasi panas dan denyutan hebat mendominasi pipi Ariella. 

  Saat Ariella masih tertegun, Chelsea bergegas melepas paksa pakaiannya. Dia melempar atasan seragam pelayan itu ke lantai hingga menyisakan tank top putih Ariella. 

  Sang pelayan mendongak dengan tatapan tegang. 

  Dengan air mata mengancam tumpah, wanita tersebut berkata, “kenapa Nona tega melepas pakaian saya?”

  Alih-alih langsung menjawab, Chelsea malah menginjak baju atas Ariella itu dengan sepatu hak tingginya. 

  “Kenapa lagi? Tentu saja agar kau sadar posisimu, pelacur sialan. Bahkan jika kau memakai tubuhmu untuk menggoda pria-pria kaya, kau tetap Pelayan rendahan!” tukas Chelsea penuh cercaan. 

  Tanpa ragu, wanita itu meraih gelas susu dari meja, lalu menyiramkannya pada Ariella. 

  “Hah?!” Ariella tertegun beku saat cairan manis itu membasahi kepalanya. 

  Sungguh, dia tak tahu lagi harus berbuat apa. Setiap tindakan dan ucapannya selalu salah di mata keluarga Baratheon. Akankah seumur hidupnya Ariella harus tersiksa?

  Saat itulah seseorang mencekal tangan Chelsea dan membuat wanita itu menegakkan gelas susunya. 

  “Ah? Kak Felix?” tukas Chelsea tersenyum binar. 

  Namun, Ariella yang duduk bersimpuh di lantai seketika menegang mendengar nama pria itu. Dia langsung menyilangkan kedua tangan, menutupi buah dadanya yang kini menerawang karena tank topnya basah. 

  “Ada apa, Kak? Aku sedang memberi pelajaran pelacur ini.” Chelsea menambahkan.

  “Mau aku bantu?” tukas Felix kemudian.

  Chelsea tersenyum, lalu menjawab, “aku tidak ingin merepotkan Kak Felix. Lagi pula ini hanya akan membuang waktu Kakak.”

  “Bukan kau,” sahut Felix yang seketika memicu alis Chelsea menyatu. “Tapi dia. Ariella!”

  Sang pemilik nama seketika mendongak dengan mata gemetar.

  “Namamu Ariella ‘kan? Aku kasihan padamu. Mau aku bantu?” Felix mengulurkan tangan pada Pelayan itu. “Pegang tanganku, maka aku akan membebaskanmu dari hukuman Chelsea.”

  Namun, belum sampai Ariella menimpali, tiba-tiba terdengar seseorang berkata, “siapa yang mengijinkan kalian menyentuh wanitaku?!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
nah Lo suaminya marah upsss
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading kakak-kakak ^⁠_⁠^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   270. Extra Part 2: Apa Putri Mommy Sedang Jatuh Cinta?

    *** “Hasil pemeriksaan Ava sangat bagus, tapi Nyonya tetap harus memperhatikan kesehatan dan pola makan Nona Ava,” tutur Dokter usai menyerahkan hasil tes. “Saya mengerti. Terima kasih, Dokter,” balas Ariella sopan. Meski Ava hampir lulus dari sekolah menengah, Ariella tetap menganggap dia putri kecilnya. Setiap hari Ariella selalu memantau menu diet Ava. Dirinya takut hal buruk sekecil apapun menimpanya, bagaimana mungkin dia membiarkan Ava kuliah di luar negeri? Begitu keluar ruang dokter, perhatian Ariella tersita pada sejumlah suster yang mendorong brankar dengan cepat. Agaknya ada wanita yang hendak melahirkan. Tapi tatapan Ariella lebih fokus pada pria rambut pirang yang mengikuti dari belakang. Rupanya sangat familiar, Ariella sangat mengenalnya! ‘Damien?!’ batin Ariella tertegun. Sorot matanya mengikuti Damien sampai berbelok ke koridor. Tanpa sadar Ariella melangkah, hendak menyusul. Tapi dari belakang, Ava tiba-tiba memanggilnya. “Mommy!” Kaki Ariella sontak berhent

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   269. Extra Part 1: Ava & Leah

    ***“Kakak, Leah masuk, ya!” tukas bocah kecil berpakaian balet itu.Dia sedari tadi mengetuk kamar Ava, tapi tidak ada jawaban. Bahkan saat diam-diam membuka pintu, Leah juga tak menemukan sang kakak di sana.“Huh? Di mana Kak Ava?” gumamnya memindai sekitar. “Apa sedang mandi?”Senyum nakalnya langsung terkuar. Leah yang sejak kecil tampak riang, semakin berbinar saat melirik meja rias Ava.“Itu dia!” katanya antusias.Dia bergegas duduk di depan meja rias, maniknya membola mengamati koleksi alat rias Ava.“Hebat! Kak Ava punya semuanya!” Leah tersenyum puas. “Yang mana, ya? Aku harus cepat sebelum Kak Ava datang.”Tanpa ragu, dia menyabit salah satu lipstick. Sambil menatap cermin, Leah segera mengoles lipstick semerah cerry itu di bibirnya.Di tengah fokus Leah, tiba-tiba Ava keluar dari kamar mandi.“Adik kecil! Apa yang kau lakukan, hem?” tukas Ava melipat kedua tangan.“Aduh!” Leah yang terkejut, refleks melewatkan lipstick dari garis bibirnya.Ava yang melihatnya dari cermin se

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   268. Ending: Terima Kasih Sudah Mencintaiku

    ‘Kondisi istri Anda cukup kritis. Kami akan terus memantaunya.’Ucapan Dokter setelah keluar ruang bersalin, masih terngiang di telinga Lucas.Semalaman pria tersebut menjaga Ariella yang tak kunjung sadarkan diri. Hingga pagi ini jari Ariella mulai bergerak. Tatapan Lucas seketika melebar, memeriksa istrinya.“Ariella?” Dia memanggil lembut.Sampai detik berikutnya sang istri mulai membuka mata. Sungguh, beton yang menghimpit dada Lucas seolah sirna.Dia bergegas bangkit dari kursinya sembari berkata, “istriku, kau bangun?”“Lucas ….”“Ya, apa kau merasa sakit?” sahut Lucas memeriksa. “Katakan padaku. Aku akan memanggil Dokter. ““Ba-bayi, bayi kita ….”Pria itu menggenggam tangan Ariella sambil menjawab, “tenang saja, Leah kita sangat sehat. Dia cantik sepertimu, istriku.”“Kau tahu? Ava sangat senang mendengar adiknya lahir,” tambahnya.“Lucas, aku mau melihat putri kita,” tutur Ariella.Ya, usai diperiksa oleh dokter, Lucas pun membawa Ariella ke kamar bayi. Pria itu menghentikan k

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   267. Pasti Menyenangkan Kalau Kita Punya Sepuluh Anak, Istriku!

    “Nick, kau datang?” tukas Ava tersenyum. Bocah lelaki itu berhenti tepat di hadapannya. Sambil mengatur napas yang terengah-engah, dia menyodorkan kotak kaca pada Ava. Ava menilik hewan kecil di dalamnya seraya berujar antuasias. “Wah … imutnya!” Tatapannya terpaku pada kura-kura kecil yang sudah lama ditunggunya. “Namanya Lily. Lihat, dia sangat menggemaskan. Sama sepertimu,” ujar Nicholas membuka tutupnya. Lucas yang mendengarnya seketika mengernyitkan kening. Dia tahu putrinya sangat cantik dan manis, tapi melihat anak laki-laki menggodanya terang-terangan, ini sungguh di luar dugaan. Begitu Ava fokus pada kura-kuranya, Lucas langsung memberi isyarat pada Nicholas agar mendekatinya.“Kenapa, Paman?” tanya bocah itu polos. Lucas melipat kedua tangan sembari bertanya tegas, “bocah kecil, dari mana kau belajar ucapan tadi?”“U-ucapan apa maksud Paman?” Nicholas tak paham.Sampai Lucas menaikkan sebelah alis, Nicholas baru menyadarinya. “Ah … soal Ava menggemaskan, ya?” Dia men

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   266. Aku Punya Sesuatu Untukmu

    ***“Bagaimana kondisi istri saya, Dokter?” Richard bertanya datar.Ya, tadi malam Beatrice dilarikan ke rumah sakit. Tubuhnya yang ambruk dari tangga, berguling hingga kepalanya membentur lantai dasar. Begitu ditilik ke bawah, dia sudah tak sadarkan diri. Gelenyar merah mengalir dari tengkuk dan sekitar keningnya.“Pasien mengalami cedera cukup fatal. Benturan yang keras memicu pendarahan di otak, Tuan,” tukas Dokter menjelaskan. “Kemungkinan pasien akan mengamali stroke, bahkan kesulitan bicara.”Richard mengembuskan napas panjang. Ekspresinya memendam kecewa.“Apa pasien bisa sembuh, Dokter? Bagaimana dengan terapi?”“Mungkin bisa dicoba, tapi mengingat kondisi pasien, pasti membutuhkan waktu lama,” sahut Dokter tadi.Begitu keluar dari ruang dokter, Richard sudah disambut sang putra. Lucas sengaja menunggu di luar, sebab dirinya tak mau berurusan dengan Beatrice.“Biarkan ayah melihatnya sebentar,” tutur Richard.Lucas hanya mengangguk. Dia paham, bagaimana pun juga ayahnya pernah

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   265. Kenapa Aku Harus Mati?

    “Kau mencurigaiku?!” decak Beatrice mengerutkan kening. Dia berpaling pada Richard dan lantas melanjutkan, “Sayang, kau tahu sendiri, aku tidak pernah mencelakaimu. Bagaimana bisa Luke meragukanku?”Richard hanya mengangguk, sebab dia memang memercayai istrinya. “Ibumu benar, Lucas!” tukas Richard beralih menatap putranya. “Ayah sudah lama menunggumu. Sekarang keluarga kita sudah berkumpul, jadi jangan membuat masalah. Apalagi di depan putrimu!”“Jika benar itu obat, harusnya dia tidak cemas. Minum saja agar aku percaya!” sahut Lucas bersikeras. Beatrice diam-diam mengepalkan tangannya. Dia tak menyangka malam ini Lucas datang dan mengacaukan rencananya. ‘Brengsek! Dia sengaja menantangku!’ batin Beatrice penuh geram. ‘Jika aku terus menolak, Richard pasti curiga padaku!’Irisnya melirik ramuan obat tadi. Sungguh konyol karena racun itu jadi boomerang untuknya. ‘Aish, sial! Tidak ada cara lain. Jika harus mati, aku juga akan menyeretmu bocah bajingan!’ sambung Beatrice dalam hatin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status