Home / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 11. Upik Abu yang Berlagak Seperti Tuan Putri

Share

11. Upik Abu yang Berlagak Seperti Tuan Putri

last update Last Updated: 2025-01-14 17:32:18

“Maafkan saya, Tuan Muda!” Ariella berujar panik. 

Irisnya pun melebar saat melihat tangan Lucas memerah. Dia buru-buru membereskan cangkir, lalu beranjak lebih dekat ke suaminya. 

“Tuan Muda, tangan Anda!” 

Ariella berniat merengkuhnya, tapi Lucas langsung menampik dengan sengit. 

“Enyahlah!” sentak pria itu memicu Ariella tertegun. 

Sorot matanya yang tajam, sungguh menunjukkan amukan tertahan. Apalagi dia merasa terus mendapat sial tiap kali bersama Ariella.

“Tapi tangan Anda terluka. Saya akan—”

“Singkirkan benda itu dan keluarlah dari sini!” sambar Lucas amat tegas. 

Raut wajahnya tampak berang, sungguh membuat Ariella semakin menciut. Pria itu benar-benar kebak amarah, hingga mustahil bagi Ariella untuk bicara. 

Wanita itu menunduk takut seraya bergumam, “sa-saya mohon maaf, Tuan Muda.”

Tangannya meraih cangkir dengan gemetar. Was-was bila sang suami kembali marah padanya. 

Begitu Ariella berlalu, Lucas pun meraih tissue dan mengusap noda di sekitar meja. Saat itulah dia baru sadar, bahwa punggung tangannya kian merah dan panas. Hal yang sama terasa juga di perutnya. Ya, agaknya kopi tadi juga menumpahi perut bawahnya. 

Benar saja, ketika Lucas melepas kemeja putih itu, kulit perutnya nyaris melepuh. 

“Aish, sialan!” makinya sambil mengernyit. 

Dia harusnya segera mengalirkan air untuk mendinginkan luka. 

Bukannya ke kamar mandi, Lucas justru menarik laci dan meraih rokok dari sana. Namun, saat hendak menyulutnya, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka lagi. 

Ariella muncul dari sana sambil membawa wadah air dan handuk kecil.

“Mohon maaf, Tuan Muda. Sa-saya khawatir luka bakar Anda ….” Ucapan Ariella kembali tertelan saat menyadari Lucas telanjang dada. 

‘Hah! Sejak kapan dia melepas pakaiannya?’ batin Ariella mengerjap tegang. 

Tatapannya jatuh ke perut bawah Lucas dan sadar kulitnya tampak merah karena ketumpahan kopi juga. Sial, rasa bersalahnya karena membuat pria itu terluka, malah menempatkannya di jurang kecanggungan. Mau kembali pun pasti tidak sopan. 

‘Tenanglah. Mungkin saja Tuan Muda akan memintaku keluar karena—’

“Kenapa diam? Bukankah kau kembali untuk merawat lukaku?!” tukas Lucas yang sekejap membuat Ariella membelalak. 

Dia nyaris tak percaya, tapi ekspresi Lucas tak menunjukkan candaan. 

Padahal tadi Lucas sendiri yang mengusir Ariella. Apa sekarang dia butuh bantuannya juga?

Sang wanita perlahan mendekat. Dia berdehem saat meletakkan wadah berisi air dingin itu ke meja. 

“A-akan lebih baik jika Anda langsung mengalirkan air di kulit yang terluka, Tuan Muda,” ujar Ariella tanpa melirik suaminya. 

Lucas pun melempar rokok ke asbak sembari menyambar sinis. “Lalu apa gunanya kau di sini?!” 

Ariella menelan saliva dengan berat. Dia mulai memeras handuk yang dibasahi air dingin, tapi tampak kikuk saat berpaling ke arah Lucas.

“Ma-maaf, Tuan Muda,” katanya hendak mengompres.

Saat menyentuh tangan saja, Ariella sudah canggung bukan main. Dan kini dia harus mengompres bagian perut Lucas. Jarinya tampak gemetar, apalagi bagian yang terluka ada di bawah.  

Setiap sentuhannya membuat perut pria itu berkedut, sungguh memicu Ariella tak nyaman. Bahkan mendadak handuk itu jatuh dari cekalannya. 

“Ah!” Ariella buru-buru berlutut untuk mengambilnya.

Namun, belum sampai menyentuhnya, Lucas malah menginjak handuk tersebut. 

Ariella seketika mendongak. Dari bawah, dia bisa melihat wajah angkuh suaminya.

“Cukup! Keluarlah sekarang!” tukas Lucas dingin.

Ariella tak menyahut. Justru dia bersyukur bisa segera lepas dari situasi ini. Dia pun bergegas keluar sambil membawa wadah tadi.

 Ketika Ariella turun ke dapur, rupanya rekan-rekan pelayan sudah sibuk menyiapkan makan malam. 

 “Lihatlah, upik abu yang berlagak seperti Tuan Putri baru datang!” cecar salah satu rekan Pelayan.

 Tatapan tajam sejumlah pelayan lainnya langsung terarah pada Ariella.

 “Dia pasti benar-benar menganggap dirinya istri Tuan Muda Lucas. Padahal dia tetaplah Pelayan rendahan!” sahut seorang yang lain.

 Pelayan itu menghampiri Ariella sambil mendorong troli.

 “Bawa ini ke ruang makan. Nyonya Beatrice sudah menunggu!” tukasnya sinis.

 Ariella tak menjawab, tapi dirinya mengambil alih troli itu tanpa protes. Ya, dia tak ingin membuat keributan lagi.

 Begitu Ariella membawanya ke ruang makan, di sana baru ada Beatrice dan keponakannya-Chelsea.

 “Permisi, Nyonya Besar,” tuturnya saat meletakkan hidangan ke meja.

 Namun, ketika sampai di dekat Chelsea, wanita itu tiba-tiba bangkit dari kursinya. Tanpa diduga, Chelsea malah menyiram Ariella dengan air dari gelasnya.

 “Hah? A-apa yang Anda lakukan, Nona?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading kakak-kakak ^⁠_⁠^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   189. Membesarkan Anak Sendirian Pasti Sulit

    “Apa yang Secil lakukan? Dia mendorong Ava, ini curang!” teriak Nicholas protes. Dia sangat geram, begitu juga dengan ayahnya dan Lucas. Semua orang melihat perbuatan Secil. Lucas yang diliputi cemas, berniat menghampiri putrinya yang tersungkur di lintasan lomba. Namun, belum sampai kakinya melangkah, Ava perlahan bangkit sendiri. Ya, mengamati Secil mendahuluinya dengan cara kotor, membuat sisi semangat Ava mencuat. Terlebih saat melihat Lucas yang menantikan dirinya di depan, Ava benar-benar ingin pergi padanya. ‘Daddy menunggu Ava. Ava harus bangun dan datang pada Daddy!’ batin anak itu antusias. Kaki mungilnya berhasil menopang tubuh lagi. Begitu Ava mulai berlari, sorakan orang-orang bertambah ramai untuk menyemangatinya.“Bagus, Ava! Kau sangat keren! Kau pasti bisa, semangat Ava!” pekik Nicholas sambil bertepuk tangan.Dia menghampiri Charlie, lalu digendong oleh ayahnya tersebut. Dengan wajah binar, keduanya terus memberi dorongan untuk Ava.“Ayah, Ava benar-benar hebat ‘

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   188. Seandainya Paman Tampan Benar-benar Daddy Ava

    "Tuan Lucas?" Charlie menyeru.Sorot manikmya tampak kaget saat mendapati pria itu menggendong Ava. Putranya juga ada di sebelah.Charlie pun mendekat, lalu memberi salam hormat bersamaan dengan wali kelas Ava. "Saya tidak menyangka Tuan datang ke Dalin Court. Tapi mengapa Anda bisa bersama putri Nona Ariella?" Charlie bertanya penasaran."Anda tau anak ini putri Ariella?" sahut Lucas disertai alisnya yang mendapuk.Ekspresi Charlie jadi kikuk. Dulu Lucas sempat bertanya tentang Ava, tapi sayangnya dia belum tahu apapun tentang bocah tersebut."Ya, saya juga baru mengetahuinya beberapa minggu lalu, Tuan,. Saya tidam sengaja berpapasan beliau saat mengantar putrinya ke sekolah," balas Charlie merasa bersalah.Saat itulah Nicholas langsung menginterupsi. "Apa Ayah tau? Ternyata Paman ini Daddynya Ava!""Da-daddy?!" sahut Charlie ragu.Rasanya sangat mustahil sebab dia tau hubungan Lucas dengan Ariella hanya sebatas bos dan bawahannya."Hari ini saya akan berpartisipasi di acara Papa Day

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   187. Uruslah Putri Anda dengan Baik

    “Apa putri kesayangan Daddy menunggu lama?” tutur Lucas yang kini berhenti di depan Ava.Anak perempuan itu mendongak bingung. Lucas yang tidak ada hubungan dengannya mendadak datang, di belakangnya juga ada Peter.Ya, Lucas yang telah menyelidiki Ava langsung mendatangi bocah itu ke sekolahnya. Melihat selama ini Ariella menyembunyikan anak mereka, sudah pasti wanita tersebut tidak akan jujur jika Lucas bertanya langsung.“Ke-kenapa Paman tampan ….” Bisikan Ava kembali tertelan saat Lucas mengedipkan sebelah matanya.Bahkan yang lebih mengejutkan, Lucas langsung merengkuh Ava dan menggendongnya.“Daddy terlambat karena ada pekerjaan. Apa acaranya sudah mulai?” ujar Lucas mengamati wajah Ava yang masih tertegun.Ekspresinya beku anak itu, samar-samar mirip Ariella saat kehabisan kata-kata kala berdebat dengannya. Sungguh menggemaskan.“Wah! Ternyata Paman ayahnya Ava? Tapi kenapa saat di galeri, Paman—”“Oho! Kau putra Tuan Charlie ‘kan? Namamu … Nicholas?” sahut Lucas sambil menoleh

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   186. Ava, Maaf Daddy Terlambat!

    “Bukankah kau memyukaiku?” Nicholas berujar penuh harap.Ava yang ada di sebelahnya hanya berkedip bingung.“Aku memang menyukaimu karena kau teman baikku, Nick,” tuturnya tanpa ragu. “Kau menyukaiku dan aku menyukaimu. Orang yang sama-sama suka harus menikah agar hidup bahagia selamanya, Ava!” Bocah lelaki itu menjelaskan dengan bangganya.Akan tetapi, Ava tidak setuju. Melihat Ariella dan Damien yang tidak terikat dalam pernikahan, membuatnya berpikir bahwa pertemanannya dengan Nicholas, tidak harus berakhir menikah.“Kau salah, Nick. Teman baik itu tidak semuanya menikah. Sepertinya orang yang menikah hanya orang yang saling mencintai,” kata Ava membenarkan.Lawan bincangnya menaikkan kedua alis, lalu menimpali, “itu bukan masalah, karena aku mencintaimu, Ava!”“Mommy bilang, cinta hanya untuk orang dewasa. Anak-anak seperti kita hanya boleh berteman!” sanggah Ava memberi pengertian.“Baiklah, aku tau. Aku akan terus mencintaimu sampai dewasa. Sampai kau mau menikah denganku, Ava!

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   185. Uruslah Kekasih Anda Dengan Baik!

    “Astaga! Ini berita yang sangat menggembirakan untuk Nona Giselle dan Tuan Lucas!” seru Reporter wanita di hadapan Giselle.“Benar! Nona Giselle sangat cantik dan Tuan Lucas begitu tampan. Pasti visual anak mereka tidak dapat diragukan!” timpal Reporter lainnya. “Selamat, Nona Giselle. Kami semua ikut bahagia untuk Anda!”Giselle yang dibanjiri sanjungan pun tersipu malu.Dengan tangan mengelus perutnya yang masih rata, dia berkata, “ah … saya keceplosan. Sebenarnya tunangan saya belum mengetahui ini. Saya ingin memberikan kejutan untuknya, karena dia sangat menantikan seorang bayi.”“Kami yakin, Tuan Lucas sangat senang mendengar kabar kehamilan Anda, Nona Giselle!” sahut Wartawan lelaki bermantel hitam.Rekannya juga segera menimpali, “itu benar. Memang siapa yang berani menolak bayi dari seorang Dewi San Carlo?”Ya, sebutan Dewi San Carlo sudah melekat pada Giselle sebagai seniman paling cantik. Tak heran semua orang di dataran ini menyukainya.“Terima kasih, kalian semua sangat bai

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   184. Siapa Sangka Teman Saya Malah Menyukai Tunangan Saya?

    “Bukankah wanita di video ini Anda, Nona Ariella?” tanya Detektif itu menyidik.Ya, di layar tengah berputar video saat Ariella tak sengaja mencakar wajah Giselle, ketika hendak meraih ponselnya. Sial sekali kamera yang disembunyikan Giselle tidak menyorot aksi wanita itu saat melempar ponsel Ariella ke luar jendela. Dari video, memang Ariella tampak bersalah karena coba menyerang, bahkan merebut kemudi hingga mobil itu menabrak pembatas jalan.‘Aish, sial! Jadi Giselle sudah merencanakan ini sejak awal?!’ batin Ariella penuh dongkol.Apalagi saat sang detektif mengubah slide dan memutar video kontroversi percakapan Ariella, yang terang-terangan ingin merebut Lucas.‘Brengsek! Apa-apaan ini? Kenapa dia hanya memotong sepenggal videonya?!’ Ariella bergeming disertai amukan tertahan.Ya, dirinya paling tahu, kalau full videonya sangat berbeda dengan potongan pendek video yang menjadi skandal itu.“Apa Anda sengaja melakukan ini karena dendam pribadi? Anda bahkan mengancam Nona Giselle!”

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   183. Kenapa Mereka Membawa Mommy?

    Tatapan Jane berubah waspada sembari bertanya, “ada keperluan apa, Opsir?”Ya, dua orang petugas polisi-lah yang datang.Jane yang ingat bahwa Ariella terlibat kecelakaan, jadi curiga. Terlebih saat salah satu opsir itu mengeluarkan sesuatu dari balik mantelnya.“Kami membawa surat perintah penangkapan Nona Ariella Edelred, atas kasus penyerangan terhadap Nona Giselle Diorson!” tukas Opsir tersebut amat tegas.Sepasang iris Jane seketika membola. Memang benar itu surat perintah penangkapan, tapi kenapa Ariella yang jadi tersangka?“Tunggu, apa Opsir tidak salah?!” ujar Jane bertanya-tanya.Alih-alih menjelaskan, seorang Opsir lainnya langsung menyambar, “tolong biarkan kami bertemu Nona Ariella!”Ucapan itu pun terdengar oleh Damien yang hendak meniti tangga.‘Ada keributan apa di luar?’ batinnya sambil mengerutkan kening.Dirinya berbalik untuk melihatnya.Belum sampai mangkir, tiba-tiba Ariella memanggil dari atas. “Damien!”Sang pemilik nama sontak mengurungkan niatnya. Dia menoleh

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   182. Kakak Menyesal Karena Dia Menyukai Pria Lain?

    “A-apa yang Ava katakan?” Ariella mengerjap tak mengerti.Dirinya melirik sang putri yang merebahkan kepala di bahunya dengan nyaman.“Benar, ternyata wangi Mommy sangat sama dengan Paman tampan,” tutur bocah itu tanpa ragu.Ya, Ariella sedang memakai baju dari Lucas, bahkan juga tidur bersamanya. Tak heran parfum pria itu juga menempel. Karena Lucas selalu memakai parfum khusus, jelas saja orang lain pasti mengenali kalau itu aroma dirinya. Termasuk bocah seperti Ava!Akan tetapi kalimat Ava malah membuat Ariella was-was, termasuk Damien yang berdiri di belakang wanita tersebut.“Pasti karena Ava terlalu kangen sama Mommy,” ujar Ariella menarik sang putri agar berdiri tegak.“Tidak. Ava ingat aroma Paman tampan. Ava kan sudah dua kali bertemu Paman tampan. Apa Mommy juga bertemu saat kerja?” balas Ava teguh.Sial sekali bocah itu sulit dikelabuhi.“Mommy ingat ‘kan Paman tampan yang Ava ceritakan?” tambah Ava kian memicu Ariella tegang.Namun, belum sampai Ariella menimpali, Damien y

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   181. Ijinkan Aku Mencintaimu Dengan Caraku

    “Anda mengenalnya, Tuan?” Peter bertanya selaras dengan kedua alis yang naik ke atas. “Dia gadis kecil yang hampir saya tabrak di jalan dekat Dalin Court.” Kening Lucas semakin mengernyit, dia memang ingat. Sayang sekali, dulu dirinya tidak sempat melihat Ariella saat menghampiri putrinya. “Anak ini pernah mengunjungi Baratheon Gallery!” ujar Lucas masih memandangi foto Ava lekat-lekat. “Ternyata Anda sudah bertemu dengan Ava?” sahut Peter mengerjap binar. “Sejujurnya, saat pertama kali saya melihat gadis ini, wajahnya memang mirip dengan Anda, Tuan. Nona Ariella belum menikah dengan Tuan Damien Rudwick. Ada kemungkinan kalau Ava darah daging Anda!” Lucas terdiam dengan rahangnya yang ketat. Semakin diingat, hal itu memang tidak mustahil! Baik warna rambut atau matanya, sama-sama gelap seperti Lucas. Bahkan mereka berdua punya alergi terhadap kacang. ‘Ava?’ batin Lucas yang kini beralih memeriksa dokumen yang masih ada di amplop. Tatapannya menajam saat melihat data gadis kecil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status