'Ahh..! Luar biasa..! Aku merasa kekuatanku meningkat jauh dari sebelumnya. Energi dari Tongkat Mustika Darah ini benar-benar dahsyat..!' seru bathin Monica, merasa kaget dan takjub sendiri. Ya, tentu saja begitu. Karena Mustika Darah yang berada di pucuk tongkat itu, adalah kumpulan tetesan darah turun temurun, dari para Raja vampire sejak vampire ada di dunia ini. Termasuk pula tetesan darah ayahnya, Harvest Drake..! *** Dan pada keesokkan harinya. Acara lelang kediaman milik Pieter pun dimenangkan oleh Hendra Winata, karena memang peserta lelangnya sangat terbatas dan kurang diminati oleh para undangan lelang lainnya. Namun nampak wajah Hendra berseri cerah. Dengan senyum sumringah, dia menerima kunci kediaman Pieter itu dari panitia lelang. Ya, Hendra memang sudah diberitahu oleh Bimo, jika nilai harta benda yang berada dalam ruang rahasia itu, jauh lebih tinggi dari harga lelang itu. Dan tentu saja Hendra sangat percaya, dengan masukkan dari Bimo itu. Usai lelang, Hendra d
Klang..! Gerbang pagar pun dibuka oleh Bimo, lalu dia melangkah tenang memasuki halaman kediaman Pieter itu. Baru saja 9 langkah Bimo memasuki jalan paving menuju ke teras rumah kosong itu, saat... Sweerrshk..! Sebuah getar power luar biasa pancarkan aura intimidasi seketika menyerang Bimo, pancaran power itu berasal dari arah belakang rumah Pieter itu. Byarsshk..! Bimo seketika terapkan aji 'Pagar Sukma'nya, untuk melindungi dirinya dari sengatan gelombang intimidasi berhawa dingin menusuk itu. 'Gila..! Power siapa ini..?! Kekuatannya bahkan di atas power Andrew..!' bathin Bimo terkejut bukan main. Slaph..! Bimo pun melesat cepat bagaikan lenyap, melintasi atap rumah berlantai tiga milik Pieter, yang ketinggiannya sekitar 55 meter itu. Sungguh pertunjukkan ilmu meringankan tubuh yang fantastis.! "Hahh..?! Hilang..!" "Ahh..! T-terbang..!" Seruan terkejut terdengar dari Juan dan para driver yang melihat aksi Bimo tersebut. Mereka sampai terlongong dengan mata terbelalak meny
Ya, bagi Monica, musnahnya Andrew hanya bisa dibayar dengan nyawa dan kebahagiaan Bimo. Dan Monica sudah berencana, untuk juga menyingkirkan orang-orang yang dekat dengan Bimo lebih dulu. 'Dia telah melenyapkan orang yang kusayangi. Maka dia juga harus merasakan pahitnya kehilangan orang-orang yang disayanginya..! Tunggu saja pembalasanku Bimo..!' bathin Monica bertekad. Monica lalu menatap tajam ke arah sosok mayat kering Dave, sepasang matanya pun kembali memerah pekat bagaikan darah api berkobar. Dan.. Sbyarrshk..! Sosok Dave pun seketika ambyar menjadi serpihan debu hitam, lalu lenyap begitu saja dari pandangan. Sungguh mengerikkan ilmu 'Lebur Wujud' yang diterapkan oleh Monica itu. Gila..! 'Sekarang aku harus mencari keberadaan 'Tongkat Mustika Darah' milik Ayahku. Andrew pasti menyimpannya di sekitar kediaman bekas budaknya si Pieter itu'. bathin Monica lagi. Sebuah pertanyaan lagi, siapa Ayah si Monica itu sesungguhnya..? Ya, Harvest Drake adalah nama dari ayah Monica. D
"Ahh..!! B-baik Bos Yoga..! K-kami akan ikut dan tunduk padamu dan Gank Shadow sejak sekarang juga..! Kalian semua setuju..?!" seru gemetar Mandala, gentar bukan main. 'Bodoh kalau aku mati konyol..! Gara-gara menolak jadi anak buahnya..! Orang ini begitu berkemampuan, dan aku bisa memanfaatkan nama besarnya nanti..!' bathin Mandala, berpikir cepat dan cerdik. Ya, tentu saja mereka semua merasa ngeri, membayangkan kepala mereka akan dihantam ambyar dan hangus seperti motor itu. "Setujuu..!!" "Siap..!!" "Hidup Bos Yoga..!!" "Maju Gank Shadow..!!" Seketika seruan bergemuruh terdengar dari seluruh kelompok pemuda pimpinan Mandala itu. Mereka menyatakan diri setuju mengikuti jejak Mandala, untuk tunduk dan bergabung ke dalam Gank Shadow. Ya, kini resmilah Gank Shadow memiliki pelopor channel di Bali itu, dimulai dari kelompok Mandala. Sungguh cerdik si Yoga ini, dia bisa memanfaatkan celah keberadaannya di Bali.Selain mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari Prayoga Group, Yoga j
"Pak Wisnu..! Keluar dan beritahu kami soal pelunasan kompensasi bagi kami..!" seru Mandala, selaku pimpinan kelompok pemuda itu. Nguunngg...! Ngukk..! Tin..! ... Tinn..!! Terdengar suara riuh rendah raungan gas puluhan motor, serta klakson yang sengaja dibunyikan secara beruntun. Sungguh suara yang memekakkan telinga dan merusak ketenangan.Hal yang memang sengaja dilakukan oleh kelompok pemuda itu, untuk mengintimidasi orang-orang di dalam posko proyek. Mandala nampak berdiri paling depan, di teras posko proyek dari PRayoga Group itu. Wajahnya menyiratkan rasa tak sabar, karena pintu posko belum juga dibuka. Klekh..! "Ahh..! R-rupanya Gus Mandala sudah datang. Silahkan duduk Gus," sentak gugup Wisnu, saat membuka sendiri pintu posko proyek itu. Sementara di dalam ruangan posko, nampak 3 orang karyawan stafnya berdiri dengan wajah pucat pasi. Ya, tentu saja Wisnu dan ketiga karyawannya, yang terdiri dari 2 wanita dan seorang pria itu panik ketakutan setengah mati. Karena mereka
"Hai Devi. Aku baik saja di sini. Aku mau mengabarkan padamu, dua minggu ke depan aku akan berlibur ke Bali. Jika kamu mau, kita bisa bertemu dan berlibur bersama di sana Devi." "Wah..! Sungguh kabar yang menyenangkan Yuriko. Sepertinya aku juga butuh refreshing dari segala rutinitas kantor. Baiklah Yuriko, aku akan bicarakan hal ini dengan Mas Bimo nanti." "Ahh..! Bagus Devi..! Senang rasanya jika kau bisa menemaniku berjalan-jalan di Bali. Soal Mas Bimo, aku yakin dia akan mengerti keinginanmu Devi. Dia pasti akan memberimu ijin." "Hihihi..! Sepertinya begitu Yuriko. Soal pekerjaan, selama ini Mas Bimo memang biasa mengatasi persoalan klien-kliennya dari jarak jauh. Aku bisa mewakilkan tugasku pada asistenku di kantor." "Wah, aku tak ragu dengan kemampuan Mas Bimo dalam hal itu. Dia memang manusia spesial, Devi. Ok Devi, kutunggu kabar darimu ya." "Baik Yuriko." Klikh..! Devi pun kembali menuju ke ruang tengah, untuk meneruskan pembicaraan santainya dengan kedua orangtuanya.