Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 2. Kotak Warisan Leluhur

Share

Bab 2. Kotak Warisan Leluhur

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2024-11-01 09:51:33

Bimo pun menghampiri kotak jati warisan itu dan langsung menjamahnya.

“Ahks..!” Bimo berseru terkejut, saat merasakan tangannya bagai terkena setrum dan di jalari oleh ribuan semut.

Namun sekuat tenaga Bimo bertahan tetap memegang erat kotak jati ukir itu. Hingga akhirnya hawa hangat bercampur dengan hawa sejuk yang menenangkan, terasa menggantikan rasa mengejutkan itu.

‘Aku hampir saja lupa dengan kotak warisan leluhur warisan Kakek! Tak ada jalan lain lagi! Aku akan memakai warisan ilmu leluhurku ini! Tak peduli apapun resikonya..!’ batin Bimo bertekad.

Klagh! Clapsh..!

Bimo langsung membuka kotak jati ukir seukuran kotak sepatu itu, dan seberkas cahaya merah terang pun langsung memancar dari dalam kotak itu.

Aroma kayu akar wangi dan cendana pun seketika menguar semerbak, di dalam kamar Bimo. Sungguh menebarkan hawa mistis yang kental, namun damai dan menenangkan bagi Bimo.

Nampak sebuah benda bulat sebesar kelereng yang berpijar merah terang, berada di tengah sampul kitab tebal yang cekung di bagian tengahnya.

Srrrhh..!

“Ehh..!” seru terkejut Bimo. Dirasakannya hawa sejuk dan hangat bersamaan mengalir disertai rasa kesemutan di tangannya, saat dia memegang Mustika Merah Delima itu.

Pluk!

Namun dengan nekat Bimo langsung saja menelan Mustika itu, karena hatinya sudah bulat ingin mengubah nasib hidupnya.

“Arkh..!” seru gemetar Bimo, dia merasakan seperti ada ratusan semut yang tengah merayap dan mengalir di dalam rongga mulutnya.

Pyaarrh..!

Dan dirasakan Bimo ada sesuatu yang ambyar pecah di dadanya, saat mustika itu telah melalui tenggorokkannya.

“Ahhkssh..!” kembali Bimo berseru kaget, saat gejolak energi hangat bercampur dingin bagai berpusaran dahsyat dan mengalir di seluruh tubuhnya.

Ya, Bimo merasa tubuhnya bagai mengembang dan hendak meledak saja layaknya. Bimo merasa seluruh jaringan di dalam tubuhnya berdenyut dan bergejolak hebat. Keringat dingin pun seketika membanjiri tubuhnya. Sakit sekali!

“Huarghhks..!”

Akhirnya Bimo pun bergulingan di ranjangnya dengan menutup wajahnya dengan bantal. Agar suara teriakkan kesakitannya tak terdengar oleh orang di luar kamarnya.

Pandangan Bimo pun perlahan menjadi samar dan menggelap. Dan di ambang daya batas rasa sakit yang tak mampu di tahan lagi oleh Bimo, akhirnya dia pun pingsan di atas ranjangnya!

***

Pagi pun menjelang.

Jam dinding kamar Bimo sudah menunjukkan pukul 5 pagi, saat..

“Ahh..!” Bimo mulai terbangun dari tidurnya, sepasang matanya nampak perlahan membuka. Reflek dilihatnya jam dinding kamarnya.

“Wah! sudah jam 5..!” seru terkejut Bimo, seraya langsung beranjak duduk di tepi ranjangnya.

“Ehh..!” sentak Bimo, karena dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

Ya, Bimo merasa gerakkan tubuhnya lebih ringan dari biasanya, dan pandangan matanya pun kini terasa lebih terang dan jelas.

‘Aneh! apakah ini pengaruh dari Mustika Merah Delima yang kutelan semalam..?’ batin Bimo menduga.

Tak mau larut dalam kebingungannya, Bimo pun langsung masuk ke kamar mandinya.

‘Semoga saja Devi sudah tak marah lagi padaku’, batin Bimo berharap, sambil kenakan pakaiannya dan membayangkan sosok cantik Devi.

‘Ting!’

Seketika nampak jelas di benak Bimo, kilasan sosok Devi yang hendak mengenakan bra warna hitam renda di sebuah kamar mewah.

Sungguh buah dada yang kencang mencuat ke atas, dengan bulatan merah muda sebesar kelereng. Hal yang menandakan buah itu masih tersegel, dan belum terjamah oleh tangan lelaki manapun.

“Hahh..!” seruan terkejut terlepas tanpa disadari sendiri oleh Bimo.

Ya, karena sosok Devi yang terlintas di benaknya teramat nyata. Bimo bagai sedang berada dalam kamar Devi dan menatap langsung pemandangan itu!

Bahkan kini Bimo bisa melihat segitiga pengaman krem yang dikenakan Devi, serta betapa kenyal dan kencangnya belahan belakang gadis itu. Gila..!

“Hhh..! Aku bisa gila..!” sentak Bimo, seraya menggelengkan kepalanya mengusir bayangannya tentang Devi.

Dan kilasan itu pun lenyap, setelah Bimo tak lagi membayangkan sosok Devi. Bimo pun bergegas merapihkan diri dan bersiap untuk berangkat ke kantornya.

Namun matanya tak sengaja menatap ke arah pojok ranjang, di mana kotak kayu jati ukir warisan leluhurnya masih tergeletak di sana.

Cepat Bimo meraih kotak itu sambil sekilas menatap Kitab Pusaka di dalamnya. Nampak tulisan aksara kuno di sampul kitab itu.

‘Kitab ini hanya berjodoh bagi pemilik Mustika Merah Delima!’

‘Hahh..! Kenapa aku kini bisa membacanya..?!’ seru heran batin Bimo. Karena sebelumnya dia memang tak bisa membaca, apalagi memahami tulisan aksara kuno itu.

Bimo cepat meletakkan kembali kotak jati itu di sudut lemari pakaiannya, dia berniat nanti saja mempelajari isi dari kitab pusaka warisan leluhurnya itu.

“Berangkat ya Bimo,” sapa Tante Rindy, sang pemilik kost. Janda muda yang masih nampak cantik di usianya yang 35 tahun itu.

“Iya Tante Rindy. Maaf buru-buru Tante,” sahut Bimo tersenyum, seraya melintas di depan teras kediaman ibu kostnya itu.

“Silahkan Bimo,” ucap Rindy memaklumi.

‘Aneh! Kenapa Bimo nampak lebih gagah dan berwibawa hari ini..?’ bathin Rindy kagum dan heran, seraya menatap punggung Bimo hingga lenyap di balik pagar rumahnya.

***

“Tumben si Bimo belum datang..! Kalau sudah datang, suruh dia segera menemuiku ya,” ucap Pak Budi, sang kepala personalia kantor.

Ya, Budi terpaksa masuk lebih pagi hari itu, karena adanya laporan dari Devi tentang prilaku ceroboh Bimo kemarin.

“Baik Pak Budi. Nanti akan saya sampaikan begitu Bimo datang,” sahut Luki.

Tak lama kemudian Bimo pun tiba di kantornya. Belum terlambat memang, tapi para OB memang harus sudah masuk sebelum jam kantor dimulai.

“Bimo..! Cepat kemari..!” panggil Luki, saat dia melihat Bimo melintas.

“Ya Kak Luki,” sahut Bimo seraya menghampiri seniornya itu.

“Kau langsung saja ke ruangan Pak Budi. Dia sudah menunggumu di sana! Dan ingat Bimo! Aku juga akan melaporkan kejadian piring pecah kemarin ke bagian logistik hari ini. Bersiaplah kau dipotong gaji!” seru Luki, tanpa rasa kasihan sedikitpun pada Bimo, sebagai sesama OB.

“Baik Kak,” sahut Bimo seraya bergegas menuju ke ruang personalia. Sungguh dia sangat sebal dengan seniornya itu.

Tok, tok, tok!

“Masuk..!”...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
BayS
lanjut ka..
goodnovel comment avatar
Desnita Nita
enak juga dibaca kisahnya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 243.

    'Luar biasa..!' bathin Monica, setelah mengkalkulasi total kekayaan Winata Group yang bernilai ribuan triliun itu. Dan Monica bahkan belum tahu, bahwa masih ada bunker rahasia penyimpanan harta pusaka milik Hendra. Bunker itu berada di bawah sebuah gazebo khusus, di halaman belakang kediaman Hendra itu. Dan mengenai bunker rahasia itu, memang hanya Hendra, Helda mendiang istrinya, dan Bimo yang mengetahuinya. Bunker rahasia itu berisi perhiasan dan benda-benda pusaka langka, yang kebanyakkan telah dinyatakan hilang di dunia ini.Tentu saja nilai perhiasan dan benda-benda pusaka itu, bahkan sungguh tak ternilai dengan uang bagi para kolektor dan pecinta barang-barang antik dan langka di pasar lelang eksklusif. 'Pencapaianku saja tak sampai separuh dari kekayaannya..! Atau jangan-jangan..?!' seru bathin Monica lagi takjub bercampur curiga. Ya, nalar tajam Monica mulai meraba ada yang tak wajar dalam kekayaan Hendra Winata itu. Karena dia merasa tak mungkin, jika Hendra bisa melebi

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 242.

    Klikh..! "Ya, Maux..?" "Mas Bimo. Ada kejadian rusuh di pesta pernikahan Evan dan Maya. Anggota Gank Shadow baru saja datang dan merusak pesta disini Mas." Maux pun langsung melaporkan kejadian rusuh itu pada Bimo. "Ahh..! Lalu bagaimana dengan para tamu undangan..? Apakah ada korban di sana..?" "Korbannya empat orang aparat yang berjaga tewas oleh mereka Mas Bimo. Sekarang kasusnya sedang langsung di usut. Gank Shadow sepertinya tak akan lolos kali ini..!" "Hmm. Pastinya Bos mereka juga telah berpikir soal itu Maux. O ya, bagaimana dengan keadaan Ayahku di sana Maux..? Dia baik-baik saja kan..?""Para Tamu sepertinya aman-aman saja Mas. Hanya kondisi pesta yang jadi heboh dan porak poranda.""Baik, aku akan ke sana sekarang." Klikh..! "Lidya sayang... "Silahkan Mas Bimo ke sana. Pastikan keadaan Papah baik-baik saja ya," potong Lidya, yang sudah mengerti arah ucapan suaminya itu. Karena dia juga ikut mendengarkan percakapan Bimo dan Maux barusan. "Baik Lidya. Mas berangkat

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 241.

    Splaaghk..! Kraaghk..! Brughk..! "Haarrghks..!" Jono berseru kesakitan dan terkejut, saat dirinya seperti dihantam oleh sebuah godam raksaasa membara dari atas. Hingga sosoknya yang tengah melesat langsung terbanting deras ke tanah dalam kondisi tertelungkup. Nampak tulang punggungnya melesak ke depan, dengan keadaan remuk dan patah berantakkan. "Hoekshh..!" Plekkh..! Jono pun langsung muntahkan darah kental, lalu terkapar meregang nyawa. Jono telah tewas..! Entah jenis serangan atau hantaman apa yang menghajar telak Jono itu. Namun yang jelas itu adalah pukulan ghaib yang sungguh dahsyat dan mengerikkan..! Dan tentu saja sosok samar dan tak kasat mata bagi orang biasa itu adalah, Monica..! Ya, di tengah kebimbangannya untuk membantu Maux dan Alimsyah. Niat Edo cs yang hendak menghabisi Hendra, tentu saja hal itu semakin memastikan dimana Monica harus berpihak saat itu. Karenanya dengan marah, Monica langsung pukulkan power ghaibnya ke punggung Jono..! Tentu saja dia harus meny

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 240.

    "Hahh..?!!""K-kebal..?!"Seruan kaget serentak terdengar, dari para aparat yang menembak dan juga sebagian orang yang menyaksikan kejadian itu. Praggh..! Baghk..! ... Splaghk..!! Empat aparat tersungkur seketika, 2 tewas dan dua lainnya tak sadarkan diri. Akibat hantaman bertenaga dalam Darko dan Raka, yang menghajar kepala, dada, dan pinggang mereka. Daghk..! Namun Alimsyah berhasil melesat dan menahan pukulan Raka yang hendak menghajar aparat terakhir. Ya, semua orang tak menyangka dengan kenekatan pentolan Gank Shadow itu, yang berani sekali menghajar dan menghabisi aparat tanpa ragu. Tentu saja Maux dan Alimsyah juga termasuk orang yang kaget dan tak menyangka hal itu. Hingga mereka terlambat menghadang serangan Darko dan Raka tadi. Semua mata kini menatap ngeri dan tegang, ke arah arena duel di tengah halaman depan Evan itu. Area lapang yang memang cukup luas, sebelum memasuki area kursi para tamu undangan. Nampak stand-stand makanan prasmanan juga ditinggalkan begitu sa

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 239.

    Sementara suasana pesta pernikahan Evan dan Maya, semakin malam nampak malah semakin ramai dan meriah. Maux dan Alimsyah juga nampak tengah asik ngobrol dengan Freedy. Ya, karena mereka memang masih ditugaskan Bimo, untuk mengawal Evan dan bergabung dengan anggota MarShal. Dan di tengah kehangatan dan semaraknya pesta itu, ... Ngunngg..! Tinnn..!! Ngunnggg..! ... Tinnn..!!! Para tamu dan penjaga gerbang kediaman Evan dikejutkan oleh suara rusuh dan heboh, dari iring-iringan Gank Shadow..! Spontan para anggota Marshal langsung memagari gerbang masuk ke kediaman Bos mereka itu. Namun ... Ngnnnggg...!! Ngoenngg..!! Tanpa peduli dengan pagaran anggota MarShal itu, iring-iringan kendaraan Gank Shadow terus melesat kencang. Seolah hendak menabrak begitu saja pagaran manusia itu..! Gila..! Set..! Seth..! ... Seth..!! Tentu saja anggota MarShal berlesatan menghindar dari iring-iringan gila itu. Dan masuklah mobil sedan serta iring-iringan sepeda motor Gank Shadow itu ke halaman acara

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 238.

    "Hahh..!! Brengsek..!!" seru Denta dan Maux berbarengan. Ya, pemberitahuan dari Bimo, seakan makin mengobarkan kebencian mereka pada Gank Shadow. Nyata kini bahwa gank itu dipimpin oleh orang yang dibenci Bos mereka, dan juga keluarga Evan. "Tapi kalian tenanglah. Aku juga sepertinya tak akan tinggal diam jika mereka berani menyerang atau mengganggu ketenangan Pijar Taruna ini..!" ujar tegas Bimo, dengan wajah serius. Bimo merasa pertarungannya dengan Yoga memang tak bisa dihindari lagi. Dan sepertinya itu pasti akan terjadi dalam waktu tak lama lagi..! Dan bila hal itu sampai terjadi. Maka bisa dipastikan, jika Gank Shadow dan Pijar Taruna juga akan saling berhadapan..!*** Tiga hari kemudian. Kediaman keluarga mendiang Halim nampak semarak sejak jelang siang hingga senja menjelang. Nampak banyak terdapat stand-stand makanan di area kediaman itu. Ya, rupanya Evan dan Maya memilih gaya open house untuk acara pesta pernikahan mereka saat itu. Ratusan tamu nampak enjoy menikmati

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status