Danti melarikan mobilnya dengan kecepatan gila-gilaan. Dia memang orang yang materialistis dan juga manipulatif. Habis mau bagaimana lagi, hidup itu memang butuh uang bukan?Dia bukanlah orang yang berprinsip biar miskin harta asal kaya hati. Karena menurutnya kalau seseorang sudah miskin harta, emosi pun akan menjadi tidak stabil. Yang jika terus menerus berakumulasi, akan menyebabkan sebuah penyakit baru yang bernama tidak percaya diri dan sakit hati.
Yakin deh kalau orang yang selalu berkoar-koar uang itu bukan segalanya, pasti karena dia memang belum pernah saja punya uang banyak. Coba kalau dia sudah pernah berada pada posisi punya uang banyak, dan tiba-tiba jatuh miskin. Pasti bawaannya ingin mati saja daripada hidup miskin. Percayalah, dia juga pasti bakalan lupa dengan kata-katanya sendiri dulu, yang bilang biar miskin harta asal kaya hati. Mengaku saja.
Drttt... drtt... drttt...
Si pengatur rencan
Senja memalingkan wajah, saat Badai yang baru saja kembali dari rumah sakit, ikut duduk di sofa. Saat ini Badai akan disidang oleh keluarganya. Setelah hampir dua jam didinginkan oleh Sabda dibawah curahan shower, barulah keadaan Badai sedikit lebih baik. Setelahnya ia langsung dibawa kerumah sakit oleh kedua orang tuanya.Saat pertama sekali mereka tiba di rumah Bu Ajeng, menjerit histeris ketika melihat keadaan Badai yang babak belur dengan sekujur tubuh penuh luka. Wajahnya lebam dengan lengan kiri patah. Badai terlihat seperti korban begal motor. Bu Ajeng sempat marah besar pada Sabda. Menurut Bu Ajeng Sabda kelewatan saat menghajar adiknya. Tetapi setelah mendengar cerita Sabda dan juga melihat sendiri keadaan Senja yang trauma berat karena ulah Badai, Bu Ajeng mengerti mengapa Sabda bisa sampai kehilangan kendali."Jelaskan!" Hanya satu suku kata yang diucapkan oleh Fajar Ramadhan. Tetapi sudah mewakili pertanyaan s
Badai sedang duduk termenung di kebun belakang, saat menyaksikan Sabda mengantarkan Senja pulang ke kos-annya. Dalam hati, Badai malu sendiri karena mempunyai perasaan-perasaan yang mulai tumbuh terhadap 'milik' abangnya lagi. Padahal baru beberapa hari lalu ia berjanji untuk tidak lagi 'mengambil' apa yang sudah menjadi milik abangnya seperti dulu. Dalam kediamannya itu, Badai tidak menyadari kalau sang ibu menyusulnya."Dai, ibu boleh bicara?" Bu Ajeng perlahan mendekati kursi malas yang sedang diduduki Badai. Menyadari kehadiran sang ibu, Badai menegakkan tubuh. Ia mengangguk dan menggeser duduknya. Memberikan tempat agar sang ibu bisa menempatkan diri di sana."Boleh dong, Bu. Ibu mau bicara apa?" Badai mencoba bersikap santai. Padahal ia tau, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan sang ibu. Tidak biasanya ibunya bersikap serius seperti ini."Ibu mau bicara dari hati ke hati denganmu. Bisa 'kan Nak?" Badai terdia
@HallilintarSabdaAI can't wait to marry the love of my life@Senjahari#ILoveYou#couplegoals#holdinghands#theloveofmylife#TheoneandonlyDisukai oleh @DayuWijayaKesuma@BadaiPutraAlam@AbyazWijayaKesuma@CakraWisesa@ZahraZulfa@PrastithaLasmana@MarthaSitumorang@GadingPermana@ElangPramudya dan 697.632 lainnya.@ZahraZulfa Akhirnyaaaaa...kesampaian juga ya Pak, tekadnya untuk menikahi Bu @Senjahari, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah ya?Aamin.@AbyazWijayaKesuma Wohooooo...ada yang nggak sabar pengen belah duren jilid II ini?hahaha#tertawamesum@PrastithaLaksmanaSelamat ya Pak Sabda, semoga langgeng sampai kakek ne
Senja duduk diam dalam mobil Abi yang melaju gila-gilaan. Sesekali ia memegang sisi mobil sembari memejamkan matan. Ia merasa begitu ngeri dengan cara mengemudi Abi yang begitu emosional.Perutnya mulai mual karena terus terguncang-guncang setiap kali Abi membelokkan mobilnya. Karena Abi berbelok tanpa sedikitpun mengurangi kecepatannya. Keringat dingin kini bermanik di kening Senja. Ditambah dengan pipi bengkak dan membiru di sekitar rahangnya, membuat penampilannya mirip seperti korban KDRT."Mmm... Mas. Bisa berhenti sebentar? Senja mu-mual Mas..."Senja pun mencoba mengambil nafas pendek-pendek dan berusaha sekuat tenaga, menahan rasa mual yang sepertinya sudah mencapai tenggorokannya.Mobil pun seketika terhenti. Senja dengan segera berlari ke sudut jalan yang agak sepi. Di sana ia mengeluarkan semua isi makan siangnya di sisi jalan.Suara muntahnya yang berusaha di tahan sebenarnya s
Begitu mobil Abi memasuki pekarangan rumah dan terus lurus memasuki garasi, Sabda mengejar dan membuka paksa pintu pengemudi. Abi bahkan belum sempat mematikan mesin mobil, saat Sabda sudah menyeretnya keluar. Sabda menghempaskan tubuh Abi ke tanah dan memukulinya habis-habisan."Udah! Udahh! Bang Sabda. Jangan saling berkelahi lagi. Senja sudah capek seharian ini. Senja jadi berasa sedang shooting film The Raid2nya Iko Uwais, sejak dari bengkel tadi. Udah dong semuanya!"Sabda yang sedang menarik kerah baju Abi, seketika melepaskan Abi begitu saja. Ia segera memeluk erat Senja."Kamu nggak apa-apa Sayang? Ada yang sakit?" Dan saat pandang mata Sabda menemukan pipi Senja yang membengkak dan mulai membiru, ia kembali menerjang Abimanyu yang baru saja duduk."Banci Lo, bangsat! Lo mukul Senja hah? Kalo lo emang laki-la-""Bukan, Bang. Bukan Mas Abi yang mukul Senja. Tapi pr
"Saya terima nikah dan kawinnya Senjahari Semesta Alam binti Aryasatya Wisesa dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Sabda dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu."Sahhhh!"Koor dari para saksi dan semua tamu undangan yang menyaksikan ijab kabul terdengar lantang."Alhamdullilahhhh."Setelah acara ijab kabul selesai, penghulu meminta Senja untuk keluar dan duduk di samping suaminya. Saat mata keduanya bertemu pada satu titik, Senja melihat sorot mata Sabda begitu mesra sekaligus lega. Akhirnya seperti inilah akhir kisah cintanya. Senja yang seumur hidup hanya mengenal seorang pria yang sedekat nadi di sepanjang usian
Perhelatan akbar pun akhirnya usai sudah. Senja yang tengah duduk di kursi rias, merasa kakinya seperti hendak patah karena terus berdiri dalam waktu yang lama. Ia harus menyalami beberapa ribu tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ketika akhirnya semua usai, barulah ia bisa bernafas lega.Sebenarnya sewaktu di gedung tadi pun diam-diam ia telah mengganti highheelsnya dengan sendal hotel yang dibawakan Sabda. Karena menurut Sabda, dirinya sedang hamil, jadi tidak boleh berlama-lama memakai sepatu hak tinggi. Namun kendati pun telah memakai sendal yang nyaman, tetap saja kakinya kram karena berdiri diselingi duduk selama berjam-jam.Pintu kamar mandi terbuka. Menghadirkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi. Titik-titik air masih tampak menghiasi ujung-ujung rambutnya yang sedikit basah. Tubuh pelukable suaminya hanya ditutup oleh lilitan handuk putih yang menggantung seksi di pinggang ra
Senja sedang dilanda kebosanan yang luar biasa saat menanti kelahiran putra putrinya. Hasil USG bulan lalu memperlihatkan kalau ternyata dirinya mengandung anak kembar. Sejak kabar itu diketahui Sabda, suaminya yang memang posesif akut itu pun naik level menjadi suami paranoid pangkat tiga.Bagaimana tidak, suami galaknya itu bahkan sama sekali tidak memperbolehkannya melakukan kegiatan apapun, catat apapun. Ke bengkel hanya sekedar untuk bercengkrama dengan Pak Wijayakesuma atau Bang Abyaz, tidak boleh. Ngemall bareng si Lily somplak tidak diizinkan. Pengen sekedar nyamperin Tita ke kost-an, tidak ridho katanya. Bahkan saat dia ingin ke rumah Ayahnya saja, harus bersama dengan dirinya. Padahal kalau Sabda ke sana, ayahnya selalu melihatnya sebagai mahkluk tak kasat mata, alias tidak terlihat dan tidak dianggap.Hari ini Senja ingin sekali memberi kejutan pada suami kulkasnya itu dengan cara membawakan makan siang untuknya. Sedari