Home / Romansa / Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya / Bab 2 Tiket untuk Dua Orang

Share

Bab 2 Tiket untuk Dua Orang

Author: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

Aku duduk di taksi menuju rumah sakit lain untuk menemui Marcel, rumah sakit tempat Alisa berada. Aku merasa sangat tidak nyaman. ​​Mungkin karena mabuk darat, mual di awal kehamilan, atau mungkin ... aku hanya muak dengan perjalanan ini.

Aku paling benci perjalanan yang sudah begitu sering kulalui selama sepuluh tahun terakhir ini. Alisa selalu di rumah sakit dan Marcel selalu berada di dekatnya, bahkan sebelum kami menikah.

Itulah akibatnya jika orang yang kamu cintai mencintai saudaramu yang mengidap Willebrand dan memiliki golongan darah rhesus negatif.

Ya, Alisa mengidap penyakit yang membuatnya tidak bisa sembuh dari pendarahan. Dia juga memiliki golongan darah yang hanya dimiliki oleh 0,3% orang di seluruh dunia.

Luka gores di jari bahkan bisa mematikan baginya. Jadi, tidak heran jika Alisa menjadi permata paling berharga di keluarga kami. Hanya dengan hidup, dia mendapatkan segalanya yang dia inginkan.

Bagaimana denganku? Aku hanyalah orang yang selalu diabaikan. Orang tuaku hanya mementingkan Alisa. Kakakku membenciku, seakan-akan akulah yang mencuri kesehatan Alisa.

Tidak, aku hanya mencuri kekasihnya. Namun, mereka sudah membenciku jauh sebelum itu. Pernikahanku dengan Marcel hanya membuat kebencian mereka kian membesar.

Aku sudah mencuri dan aku juga sudah mendapat ganjarannya. Selama lima tahun pernikahan kami, aku menjalaninya di bawah siksaan.

Kupikir aku bisa menebus dosaku dengan mencurahkan segenap cintaku padanya. Kupikir menikah dengannya adalah mimpi yang jadi kenyataan.

Saat aku menghabiskan malam pengantin sendirian, seharusnya aku sadar bahwa dia sudah bukan pahlawan kecil yang menyelamatkanku 10 tahun lalu. Tidak akan pernah lagi.

[ Maaf, sepertinya rencana kembali berjalan. Apa kamu masih punya waktu? ]

Aku mengirim pesan ke nomor Aurel, merasa bersalah karena aku baru saja memintanya membatalkan penerbangan saat tahu bahwa tiketnya untuk dua orang.

Aurel segera membalas.

[ Untukmu? Selalu. ]

Aku memejamkan mata. Oke, keputusan sudah diambil, aku tidak bisa mundur lagi. Marcel tidak akan mengizinkanku. Dia sudah terlalu lama menunggu surat cerai ini.

Sekarang, aku hanya perlu memikirkan apa yang harus kulakukan dengan bayiku di tengah kekacauan ini. Pertanyaan ini hanya bisa kujawab sendiri. Marcel tidak mungkin menginginkan bayi ini, sementara Alisa ....

Jika Alisa mengizinkan bayi ini hidup, itu sudah sangat baik. Aku yakin jika dia meminta bayiku digugurkan, Marcel akan menurutinya dengan senang hati.

Aku mengatur napas di dalam taksi yang melewati jalanan bergelombang. Lapisan keringat tipis di dahiku mengering dan muntahan yang mengancam ingin keluar kutelan kembali.

Aku memang mudah mabuk darat. Kehamilanku juga membuat perjalanan ini bertambah berat.

Aku menyalahkan bayi ini. Dia pasti laki-laki. Seperti ayahnya, dia hanya membawa masalah bagiku.

Aku mentertawakan pikiran kekanak-kanakanku. Tadi, hatiku terasa dingin dan ngeri saat mendengar tentang keberadaannya.

Aku berpikir bahwa dia hanyalah embrio kecil di rahimku, begitu kecil bahkan untuk terdeteksi mesin USG. Keberadaan kecil yang hanya menjadi masalah untukku.

Namun, sekarang aku sudah membayangkan tawa menggemaskannya saat dia kugoda. Sebelum bayi ini lahir, dia bahkan sudah memberikanku kebahagiaan. Aku ingin mempertahankannya.

Gagasan ini membuatku takut. Kalaupun rencana ini benar-benar kulakukan, apa aku benar-benar sanggup membawa bayi ini ke dunia di mana dia kehilangan sang ayah bahkan sebelum kelahirannya?

Air mata menggenang dan mengaburkan pandanganku. Aku hanya bisa menyalahkan hormon.

Setelah air mataku mengering, aku menyeret langkahku yang berat ke bangsal Alisa di lantai lima. Marcel menungguku di dalam, tetapi bukan demi dokumen yang ingin kuberikan padanya. Yang dia inginkan adalah dokumen yang menghancurkan hatiku.

Kupikir aku sudah siap, kupikir dia sudah meluluhlantakkan hatiku hingga tidak ada sedikit pun cinta yang tersisa. Namun, rasanya tetap menyakitkan. Apa yang hendak kulakukan terasa kian mustahil sekarang, terlebih dengan kehadiran bayi di dalam perutku.

"Marcel, aku takut. Aku benci banget momen-momen menegangkan waktu menunggu hasilnya. Peluk aku, dong ...." Suara manja dan feminin Alisa terdengar dari balik pintu, membuat langkahku terhenti.

Satu kalimat dari saudaraku langsung membuatku kehilangan kekuatan untuk masuk. Aku tahu Marcel akan menuruti permintaan Alisa dan memeluknya dengan penuh cinta. Aku tidak tahu seberapa besar cintanya, yang jelas aku sama sekali tidak pernah mendapatkannya.

Keraguanku sebelumnya hilang. Pernikahan ini ditakdirkan untuk berakhir. Aku mengingatkan diri sendiri bahwa tujuanku datang ke sini adalah untuk mengantarkan surat cerai. Bayi ini ... hanya kejutan yang tidak akan mengubah fakta apa pun.

Terjebak dalam kesalahan selama lima tahun adalah waktu yang cukup lama. Aku tidak bisa terus mempertahankan pernikahan yang hanya kuinginkan secara sepihak.

Pernikahan kami hanya di atas kertas. Hati Marcel adalah milik Alisa. Sejak dahulu hingga selamanya akan tetap begitu.

Malam ini aku akan pindah ke kota lain, merelakan pria yang kucintai supaya dia bisa bersama wanita yang dicintainya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
mayank shinee
keputusan tepat setelah,5 tahun bodoh
goodnovel comment avatar
Muhammad Pardan
awal yg menarik
goodnovel comment avatar
Maria Ata Candra
menegangkan sekali
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 286 Hormati Kesepakatan

    "Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 285 Pangeran yang Hilang

    Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 284 Tabrak Lari

    Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 283 Syarat dari sang Wanita Baja

    Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 282 Gloria yang Marah

    Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 281 Nama yang Tak Boleh Disebut

    Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 280 Rahasia Natal

    Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 279 Saudari yang Baik

    Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 278 Kebiasaan Lama Sulit Dihilangkan

    "Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status