Home / Romansa / Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya / Bab 1 Sudah Lama Dia Nantikan

Share

Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya
Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya
Author: Nyx Rai

Bab 1 Sudah Lama Dia Nantikan

Author: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

Jadwal menstruasiku tidak pernah akurat. Namun, tetap saja ... seharusnya aku tahu.

Mual, lemas, dan perubahan selera makan. Kamu pikir gejala-gejala itu sudah sangat jelas, tetapi hingga bukti terpampang nyata di depanmu, kamu baru akan sadar berapa banyak petunjuk yang kamu lewatkan.

Sama seperti aku yang melewatkan tanda-tanda tegas bahwa pria yang menikahiku tidak akan pernah membalas cintaku, tidak peduli seberapa keras usahaku.

Aku datang memeriksakan diri sambil berpikir, hal terburuk apa yang bisa terjadi? Jika aku mengidap kanker, aku bisa mengatasinya. Namun, untuk satu hal ini ... aku tidak berdaya.

Seorang bayi. Hal terbaik yang datang di saat terburuk.

Aku tidak tahu kapan aku akan merasakan kasih sayang keibuan yang pernah kudengar. Namun, aku bisa menebak reaksinya. Marcel Tanzil pasti akan membenci bayi ini.

Mungkin akan lebih baik kalau aku mengidap kanker. Setidaknya hal itu bisa membuat salah satu dari kami senang.

Aku duduk sendirian di lobi lantai obstetri yang sibuk, mencoba menyerap informasi ini. Usahaku sia-sia. Mataku tiba-tiba berkaca-kaca, iri melihat para pasangan penuh cinta dan bahagia yang duduk di dekatku.

Aku tinggal di rumah mewah, memiliki seorang suami triliuner dan bayinya di rahimku. Namun, justru merekalah yang bahagia. Aku bersedia menukar semuanya dengan apa yang mereka miliki, yakni seorang pria yang peduli padaku.

'Kamu datang di saat yang sangat nggak tepat, Sayang,' batinku dengan getir sambil menyentuh perutku yang masih rata. 'Kenapa kamu datang saat Ibu mencintai pria yang salah? Apa yang harus Ibu lakukan denganmu?'

Ponselku berdering, memperingatkanku bahwa aku tidak bisa sembunyi selamanya dari realita. Aku menatap nama penelepon di layar, merasa suaraku tersangkut di tenggorokan.

Aku menempelkan ponselku ke telinga, tidak bicara. Butuh semenit baginya untuk sadar bahwa panggilan sudah tersambung. Suara teriakannya langsung menghantam gendang telingaku.

"Val, di mana kamu? Kamu bilang jam 9!" seru Marcel, terdengar lebih jengkel dari biasanya.

Aku melirik layar ponsel. Sekarang baru pukul 9.07 pagi. Hanya sejauh itu kesabaran yang bisa diberikan suamiku tercinta. Hanya 7 menit.

"Bisa kita tunda ke lain waktu?" tanyaku sembari memejamkan mata. Aku bahkan terlalu lelah untuk memikirkan jadwal kami. "A ... aku nggak enak badan hari ini."

Aku meremas erat tasku. Terdapat dua dokumen di dalamnya. Hasil tes kehamilan dan ... surat cerai kami. Yang satu adalah buah dari kecelakaan hari itu dan satunya lagi ... sudah lama dinanti.

Aku merasa tidak nyaman, tetapi faktanya aku memang sudah lama tidak pernah merasa baik. Aku hanya belum tahu arti kehadiran bayiku dalam semua ini.

Marcel tertawa dingin. Aku menggigit lidah, menelan kembali kata-kataku.

"Kamulah yang minta cerai, Valerie Salim. Kamu bilang akan menyerahkan surat cerai sialan itu pagi ini," cibir Marcel dengan suara dingin.

Aku bisa membayangkan ekspresi jijiknya di benakku. Aku sudah terlalu sering melihat raut wajahnya yang seperti itu selama lima tahun terakhir.

"Apa yang kukatakan padamu waktu itu?" tanyanya.

Aku memejamkan mata, tetapi air mataku terus berlinang.

"Jangan buang waktuku dengan omong kosong ini. Kamu mau uang saku yang lebih besar? Nggak masalah, tapi aku paling nggak suka diancam!" ucap Marcel saat itu.

Marcel pikir aku hanya merajuk dengan mengajukan cerai, seolah-olah hal itu bisa mengancamnya. Sejak kami menikah, harapan terbesarnya adalah agar aku pergi. Sudah lima tahun berlalu. Harapannya yang tidak pernah putus itu pantas untuk kukabulkan.

Sambil mengernyit, aku mengepalkan tangan erat-erat hingga kukuku menusuk telapak tanganku. Aku berkata dengan suara yang kupaksakan tenang, "Kamu benar. Maaf, aku terlambat, aku akan sampai di sana dalam 30 menit."

"Nggak usah repot-repot. Hari ini adalah hari pemeriksaan terakhir Alisa. Aku harus pergi, nggak bisa menunggumu," balas Marcel sambil mendengus. Aku mendengar suara mobil dihidupkan dari seberang telepon.

Ternyata itu alasannya begitu terburu-buru. Lagi-lagi aku menjadi penghalang kebersamaan Marcel dan pujaan hatinya.

Apa katanya tadi? Mungkin ini adalah pemeriksaan kesejuta kalinya Alisa Salim setelah operasi. Selama tiga bulan terakhir, suamiku sibuk bolak-balik dari rumah kami ke rumah sakit.

Aku mengerti mengapa Marcel begitu gelisah. Jika kondisi Alisa sudah membaik, mereka akhirnya bisa bersama.

"Kalau begitu, aku akan mengantarkannya ke rumah sakit," ucapku sambil memejamkan mata. Setelah itu, aku langsung menutup telepon. Marcel mungkin berkata tidak perlu di detik terakhir, tetapi aku sudah tidak peduli.

Aku tidak bisa mengontrol hatiku untuk jatuh cinta padanya, tetapi aku bisa memaksa kakiku untuk meninggalkannya. Segala sesuatu akan membaik seiring berjalannya waktu. Aku yakin itu.

Aku bilang apa tadi? Aku punya rumah mewah dan suami seorang triliuner? Menggelikan. Aku mencuri semua itu. Meskipun aku merendahkan diri untuk bertindak kotor, semuanya tidak pernah benar-benar menjadi milikku.

Selama lima tahun ini, aku dipandang sebagai naga jahat yang penindas, serakah, dan haus harta. Jadi, selama itu pula mereka menghakimi, menghukum, dan menundukkanku.

Namun, aku bukan naga. Aku hanya seekor tupai yang gagal mempertahankan satu-satunya kacang yang kuinginkan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sugeng Riyadi
baru mulai baca udah kesel aja sama flnya. semoga di bab selanjutnya fl bisa belajar kuat dan mandiri bukan jadi cwe t'l'l yg bertahan atas nama cinta(cuihh)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
iiih lakinya ga punya hati kejem
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 286 Hormati Kesepakatan

    "Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 285 Pangeran yang Hilang

    Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 284 Tabrak Lari

    Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 283 Syarat dari sang Wanita Baja

    Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 282 Gloria yang Marah

    Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 281 Nama yang Tak Boleh Disebut

    Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status