Share

Bab 6 Bank Darah

Penulis: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

"Ada apa?" tanya Aurel sambil mengerjap. Percakapan singkatku di telepon membuatnya heran.

Aku meremas ponselku. Untuk kedua kalinya dalam satu hari ini, rencanaku terancam batal. Aku hanya ingin menjauh dan tidak terluka lagi. Apa harapanku terlalu muluk-muluk?

Aku memejamkan mata. Sebagian diriku ingin menyambar tiketku dan pergi, meninggalkan dunia bersama semua kegilaannya di belakangku.

Namun, aku tidak bisa. Aku harus siaga jika Ibu membutuhkan transfusi darah. Itulah artiku di dalam keluarga ini, menjadi bank darah mereka.

Aku berdoa agar panggilan telepon tadi tidak berkaitan dengan pesanku untuk Marcel. Aku tidak yakin situasi mana yang kuharapkan, Ibu benar-benar terluka ataukah Marcel mengadu.

"Sepertinya aku nggak bisa pergi hari ini. Maaf, tolong antar aku pulang," ucapku pada Aurel sambil menghela napas lelah.

"Baguslah! Apa itu dia? Dia bilang apa? Apa kalian selalu panggil satu sama lain seperti itu?" tanya Aurel dengan kegembiraan tulus di suaranya.

Memanggilnya "Pak Joshua"? Ya. Ayahku tidak pernah menyayangiku. Sejauh aku bisa ingat, dia selalu menatapku dengan penuh kebencian. Aku tidak tahu apa alasannya hingga aku tahu bahwa aku diadopsi. Aku harus berterima kasih pada Alisa yang memberitahuku fakta itu.

"Jangan khawatir, Val. Bu Aveline pasti baik-baik saja," hibur Aurel sambil mengemudi lebih cepat dari biasanya. Kurasa untuk mantan pembalap F1, ini masih tidak terlalu cepat.

"Terima kasih ...," gumamku.

Aku tidak bisa mengiakan atau mengaminkan ucapannya. Sebab, jika Ibu tidak terluka, artinya satu-satunya anggota keluarga yang pernah memberikan aku kehangatan sudah membohongiku. Hanya demi memancingku kembali ke neraka yang terpaksa kusebut rumah.

Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan itu. Namun, jika istri tercinta Joshua memang terluka, dia tidak hanya akan menghukumku. Dia pasti akan mengutus pengawal untuk memburuku.

Aku merobek tiketku menjadi potongan kecil dan membuangnya di jalan kecil di antara bandara dan kota. Di antara kebebasanku yang hampir kudapatkan dan mimpi buruk yang kujalani.

Aku bisa membeli tiket baru, tetapi aku tidak akan pernah mendapatkan kebebasan. Sebagai bank darah bagi "keluargaku", aku tidak akan bisa benar-benar pergi.

Kupikir karena Alisa sudah sembuh, aku akhirnya bisa pergi. Kupikir aku sudah tidak harus mendonorkan darahku setiap dia terluka, bahkan jika itu hanya luka gores kecil. Aku benar-benar naif.

'Aku minta maaf, Bu. Kuharap Ibu benar-benar terluka, jadi aku nggak harus kehilangan Ibu juga. Kumohon jangan bohong padaku. Jangan Ibu juga,' batinku.

Ketika mobil Aurel tiba di vila Keluarga Salim, aku melihat seisi vila dihias dengan mewah dan para tamu berwajah gembira di pesta perayaan kepulangan Alisa. Aku pun tahu harapanku tidak terkabulkan. Mereka tahu aku ada di bandara, makanya aku dipanggil pulang.

Marcel pasti memberi tahu mereka. Padahal dia hanya tinggal meminta dan aku akan tinggal untuknya, rela menjadi bank darah untuk pujaan hatinya.

Namun, Marcel bahkan tidak ingin melakukan hal sekecil itu. Dia memilih menyuruh mereka yang menahanku.

'Hebat kamu, Marcel,' batinku.

Aku memasuki vila Keluarga Salim, salah satu properti termewah di kota ini. Vila ini dahulu kusebut rumah, tetapi tidak pernah benar-benar menjadi tempatku pulang.

Saat berjalan melewati kolam renang, aku melihat Marcel. Dia mengenakan setelan hitam rapi dan sepatu kulit, menjaga jarak aman dari orang-orang yang bermain air.

Marcel duduk di bawah payung dan memegang segelas minuman, berhadapan dengan Alisa. Dia melihatku, lalu mengernyit dan membuang muka.

Begitu memasuki ruang tamu, Alfred segera menghampiriku dan berkata, "Nona Valerie, Tuan Joshua menunggumu di ruang kerjanya."

"Bukannya Ibu terluka?" tanyaku dengan sengaja.

Alfred menghindari tatapanku dan mengulangi kata-katanya lagi. Dia hanya seorang kepala pelayan, pekerja yang dibayar, sama sepertiku. Tidak ada artinya aku mempersulit dia.

Aku mengangguk. Alfred lantas membungkuk dan memimpin jalan.

"Valerie," panggil Joshua. Saat aku masuk, dia melirikku sekilas sebelum kembali fokus membaca dokumen di tangannya. "Richard setuju untuk menyutradarai filmmu. Mulai hari Senin," ucapnya lagi.

Richard Handoko adalah sutradara ternama dalam industri perfilman. Semua orang berkata bahwa dia adalah sosok bertalenta yang bisa mengubah naskah apa pun menjadi film sukses.

"Gimana kondisi Ibu?" tanyaku.

Joshua terlihat kesal karena aku mengabaikan tawarannya. Dia akhirnya mengalihkan padangan dari dokumennya dan menatapku dengan mata menyipit. Dia tidak terbiasa dengan sikapku yang seperti ini. Sejujurnya, Joshua memang tidak pernah menggunakan kata "bank darah".

"Dia lagi istirahat di kamar. Jangan mengganggunya," sahut Joshua dengan nada dingin. Dia memancingku pulang dengan menggunakan nama Ibu, tetapi dia bahkan tidak repot-repot melanjutkan sandiwaranya.

"Atau apa? Tawaran film yang kamu berikan dengan baik hati itu akan kamu cabut kembali?" cibirku.

"Jaga bicaramu," ancam Joshua. Dia menaruh dokumen di tangannya dan kilat matanya bertambah dingin. "Kamu mau melakukan ini dengan cara mudah atau ...."

"Anggap saja aku mau melakukannya dengan cara sulit," selaku. Pertahanan terakhirku akhirnya runtuh. Pengaruh adrenalin membuat tubuhku gemetar saat aku berseru, "Aku mau lihat Ibu!"

Detik berikutnya, aku mendengar gumaman pelan dan sedih Ibu dari belakangku, "Valerie ...."

Aku memejamkan mata. Sengatan sakit menyebar di hatiku yang hancur. Aku sudah kehilangan keluarga terakhir yang kukira kumiliki.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kau aja yg goblok dan banyak alasan utk tinggal. apa yg kau bisa selain bersandiwara dan kemudian menyalahkan orang. kau lebih pantas disebut binatang peliharaan yg tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
goodnovel comment avatar
shushuvia
udah flnya t'l'l, temennya jg sama2 t'l'l. taiiii taiiiii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 286 Hormati Kesepakatan

    "Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 285 Pangeran yang Hilang

    Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 284 Tabrak Lari

    Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 283 Syarat dari sang Wanita Baja

    Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 282 Gloria yang Marah

    Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 281 Nama yang Tak Boleh Disebut

    Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status