Share

Bab 25

"Gimana rasanya?" perempuan yang menendangku berucap angkuh.

Aku tak bisa menjawab, ngilu ini masih menyiksa begitu juga malu sekali rasanya.

"Lea! Elu ini apa-apaan. Kalau dia mati gimana? Kantung ajaibnya ditendang begitu." bentak Pak Baihaqi yang mulai mendekat.

"Mati ya dikubur lah, Bang. Masa dipajang." Ketusnya cuek.

Astaga, perempuan macam apa yang menjadi teman Alina.

"Lagi pula, dia bawa pisau, mau membunuh Alina."

"Serius, Lu!"

"Iya, tuh pisaunya!" Perempuan itu memungut pisau yang tergeletak di lantai tak jauh dariku.

Pak Baihaqi baru datang memang tidak melihat bagian awal. Dia tidak tahu jika aku membawa sebuah pisau lipat di saku celanakul

"Oh, jadi ini mantan suami Alina yang punya istri dua itu."

Lelaki itu setengah jongkok di depanku. Matanya menatapku lekat, seakan sedang mengingat ingat sesuatu.

"Saya pernah melihat kamu, tapi saya lupa dimana." Ujarnya kemudian.

Aku tak berani mengatakan siapa aku sebenarnya, bisa-bisa Pak Baihaqi melaporkan aku pada Pak Adrian ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Rasain lu dsr manusia ndablek. Gila bgt si siti jiwa pembunuhnya udah ada sejak kecil dgn bunuh adiknya ndiri
goodnovel comment avatar
Ernoth
crazy up lagi donk thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status