Home / Romansa / Hello Mommy / Bab 5 Dari Mana Kalian?

Share

Bab 5 Dari Mana Kalian?

Author: Myafa
last update Last Updated: 2023-05-13 07:32:08

Ghea membawa Gemma keluar. Di luar dilihatnya temannya sedang menyiapkan makanan yang diyakininya dipesannya di layanan aplikasi pesan antar.

“Ayo, kita makan.” Ghea mengajak Gemma untuk makan bersama.

Gemma begitu senang sekali. Dia ikut duduk di samping Ghea. Makan makanan yang disiapkan untuknya. Ghea dengan telaten menyuapi Gemma dengan telaten. Raya yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum. Temannya itu sudah seperti ibu satu anak.

“Kalau Ghea ke sini apa daddy tidak marah?” Ghea begitu penasaran.

“Pak Kavin pulang malam, Bu, jadi Beliau tidak tahu jika kami pergi.” Asisten yang ikut duduk dan makan menjawab.

“Tapi, tidak baik, Bi, jika Bibi mengajak tanpa mengatakan pada daddy Gemma. Aku harap Bibi mengatakannya agar tidak menjadi salah paham nanti.” Ghea tidak mau jadi sasaran jika sampai terjadi apa-apa.

“Baik, Bu.”

Ghea beralih menyuapi Gemma. Melihat Gemma begitu lahap, membuatnya gemas. Sesekali mendaratkan kecupan di pipinya. Mereka sudah seperti ibu dan anak. Hanya kurang sosok ayah saja.

Gemma yang tidak mau langsung pulang membuat Ghea akhirnya memutuskan untuk mengantarkan sekalian ke klinik. Di rumah Ghea dan Gemma menghabiskan waktu bersama. Ghea begitu gemas dengan rambut lurus dan panjang dari Gemma, dia pun mengepang rambut Gemma.

“Lihat kamu seperti Princes Elsa.” Ghea tertawa melihat cantiknya Gemma. Dia begitu penasaran wanita yang melahirkan Gemma. Anaknya saja secantik ini pasti orang tuanya juga begitu cantik.

“Gemma mau gaun princes, Mommy,” pinta Gemma saat melihat pantulan wajahnya di cermin.

“Baiklah, kita akan beli nanti, oke.” Ghea tersenyum. Dia juga tidak sabar melihat Gemma memakai gaun princes.

“Hore ….” Gemma begitu bersemangat. Dia tidak sabar akan memakai gaun princes.

Dua jam bersama Gemma, membuat Ghea begitu senang. Gemma membuatnya selalu tertawa. Terlebih ketika menceritakan teman-teman sekolah. Menceritakan seru sekolah. Begitu mengemaskan.

Ghea bersiap ke klinik. Gemma yang menunggu di kamar Ghea hanya melihat ketika sang mommy berdandan. Sorot matanya terlihat jelas begitu mengagumi Ghea. Entah kenapa Gemma langsung memeluk Ghea dari belakang.

“Mommy tidak akan tinggalkan aku ‘kan?” ucap Gemma.

Ghea berbalik dan berjongkok. “Mommy janji tidak akan tinggalkan Gemma.” Dia membawa Gemma dalam pelukan. Entah janji apa yang telah diberikan oleh Ghea. Itu terucap begitu saja. Mungkin itu dorongan dari hatinya yang merasa iba pada Gemma.

Usai menghabiskan waktu bersama, akhirnya Ghea mengantarkan Gemma pulang. Dia juga berpesan untuk asisten rumah tangga menceritakan jika dia pergi ke mana. Lalu meminta izin dulu pada majikannya jika ingin pergi menemuinya. Terutama izin untuk besok mereka yang akan pergi mencari gaun princes. Asisten rumah tangga pun mengiyakan apa yang diminta oleh Ghea.

“Kita bertemu besok lagi, Sayang,” ucap Ghea seraya mendaratkan kecupan di dahi Gemma.

“Oke, Mommy.” Gemma tersenyum. Kemudian turun dari mobil.

Setelah mobil Ghea melaju meninggalkan rumahnya, asisten rumah tangga membawa Gemma ke dalam. Gemma begitu riang ketika masuk ke rumah. Sudah tidak sabar membayangkan hari esok akan bertemu dengan mommy-nya dan berbelanja baju princes.

“Dari mana kalian?” Suara bass terdengar menyambut Gemma dan asisten rumah tangga saat masuk ke rumah. Suara siapa lagi jika bukan suara daddy Gemma-Rowan Adlino Kavin. Pria dua puluh enam tahun itu tadi berniat menjemput Gemma ke sekolah, akan tetapi justru tidak mendapati anaknya. Sang guru memberitahu jika Gemma sudah pulang. Mendengar jika Gemma sudah pulang, akhirnya Rowan bergegas pulang. Sayangnya, saat sampai di rumah, dia tidak mendapati asisten rumah tangga dan anaknya di rumah. Dia begitu panik. Mencoba menghubungi asisten rumah tangga, tetapi ponsel tidak dapat dihubungi.

Rowan yang duduk langsung berdiri menghampiri asisten rumah tangga dan anaknya. Dia benar-benar geram ketika asisten rumah tangganya membawa anaknya sesuka hati. Tanpa mengabarinya. Dia patut was-was ketika anaknya pergi tanpa izinnya.

“Tadi kami pergi ke klinik, Pak.” Asisten rumah tangga yang ketakutan pun akhirnya memberikan alasan itu. Bukan berniat untuk berbohong, karena memang benar adanya dia dan Gemma ke Klinik.

“Gemma sakit?” Rowan langsung menghampiri anaknya. Berjongkok-menyejajarkan tubuhnya dengan anaknya. Tangannya langsung bergerak mengecek suhu tubuh anaknya. Namun, sayangnya anaknya tidak demam sama sekali. “Dia tidak demam, lalu untuk apa kamu membawanya ke Klinik.” Rowan mendongak. Menatap asisten rumah tangga.

Asisten rumah tangga ketakutan ketika majikannya menatapnya. “Gigi Nona Gemma sakit, Pak. Jadi saya bawa ke klinik, dan di sana mengantre cukup lama.” Dia terpaksa berbohong. Karena takut majikannya marah.

“Kamu sakit gigi, Sayang,” ucapnya membelai lembut putrinya.

“Iya, Daddy, gigi Gemma sakit sekaliiiii ….” Gemma memegangi giginya. Seolah giginya benar-benar sakit.

“Baiklah, kalau begitu ayo kamu istirahat.” Rowan langsung mengendong anaknya. Membawanya ke kamar.

Gemma yang digendong dan menghadap ke belakang, mengedipkan matanya pada asisten rumah tangga. Wanita empat puluh tahun itu pun mengangguk. Yakin jika Gemma pasti tidak akan mengatakan pada daddy-nya. Sebenarnya asisten rumah tangga tidak berniat untuk berbohong, tetapi dia ketakutan ketika melihat majikannya itu terlihat marah.

Di kamar Rowan menurunkan anaknya di kamar. Dia melihat lekat putrinya. “Kenapa kamu wangi sekali?” tanyanya tersenyum. Sejak tadi menggendong, dia mengendus aroma parfum di tubuh Gemma. Aroma manis itu mengingatkannya pada seseorang. Siapa lagi jika mantan kekasihnya.

“Tadi, Bu Dokter peluk Gemma.”

Rowan mengangguk. Akhirnya tahu dari mana aroma parfum yang menempel di tubuh Gemma. Sejenak dia merutuki kebodohannya. Pemilik parfum itu bukan hanya mantan kekasihnya saja. Tak mau memikirkan hal itu, Rowan segera membuka seragam yang dipakai sang anak. Dia begitu panik melihat anaknya sakit. Pria yang merupakan pengusaha restoran mewah itu, tidak suka jika anaknya sampai sakit. Baginya, Gemma adalah prioritas utamanya.

“Maafkan Daddy yang sibuk beberapa hari ini.” Rowan sangat menyesal. Beberapa hari ini, dia memang sangat sibuk. Pembukaan restoran baru membuatnya harus fokus dan mengabaikan anaknya.

“Aku rindu, Daddy.” Gemma memeluk daddy-nya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan daddy-nya.

“Daddy juga merindukanmu.” Rowan mengeratkan palukannya. “Sekarang kamu tidur, Sayang,” ucapnya seraya melepaskan pelukannya. Mengangkat anaknya ke atas tempat tidur. Menidurkan anaknya.

Gemma menurut saja. Tak membantah sama sekali.

Rowan membelai lembut rambut Gemma. Dia berjanji akan meluangkan waktu lebih banyak lagi, sehingga anaknya tidak akan sakit seperti sekarang. Gemma adalah sebuah titipan Tuhan yang harus dijaganya dengan sepenuh hati. Tak akan pernah dia menyia-nyiakan begitu saja.

“Tidurlah, Sayang, Daddy akan temani.” Rowan mendekap erat tubuh anaknya. Sekali pun Gemma sudah mengganti baju, dia masih merasa aroma parfum. Hal itu membangunkan memori yang sudah ditutupnya rapat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
Rowan apa rawon .........tp sama" enak walaupun beda rasa......
goodnovel comment avatar
siti yulianti
typo nama selalu thor
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
kayaknya Ghea mantan pacarnya daddynya Gemma... trus tiap Gemma tanya soal mamanya yg d perlihatkan pasti fotonya Ghea jd begitu melihat Ghea Gemma lgsung mengenalinya sebagai ibunya..mgkin ceritanya begitu...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hello Mommy   Bab 180 Bulan Madu (TAMAT)

    Kiara dan Kafi sampai di hotel. Hotel bertema Santorini tampak begitu indah sekali. Dominasi warna putih dan biru tampak cantik.“Cantik sekali.” Kiara yang melihat kamar yang dapat melihat laut, begitu terpesona. Apalagi suasananya benar-benar serasa di luar negeri.Dia segera membuka pintu balkon. Kolam renang yang berada di depan kamar menghadap ke laut. Warna air yang biru seperti laut membuat hati menjadi begitu tenang sekali. Suasana ini benar-benar memberikan kenyamanan luar biasa.“Kamu suka?” Kafi memeluk Kiara dari belakang. Mendaratkan kecupan di pipi Kiara.Pipi Kiara menghangat. Dia merasa malu dengan apa yang baru saja dilakukan Kafi.“Suka.” Kiara menjawab lirih.“Kita akan menikmati waktu di sini dan menikmati keindahan di sini.” Kafi akan menghabiskan waktu dengan sang istri nanti.Kiara tidak sabar untuk melihat keindahan tempat ini. Apalagi semua orang tahu laut di sini menyajikan keindahan yang luar biasa.Kafi memutar tubuh Kiara. Membuat sang istri berhadapan den

  • Hello Mommy   Bab 179 Malam Pertama

    Gemma akhirnya ikut ke kamar hotel. Dia tampak begitu senang sekali. Apalagi dia akan tidur dengan daddy barunya. Kiara dan Kafi pun tidak keberatan sama sekali. Mereka jadi bersemangat ketika melihat Gemma.Saat masuk ke kamar, Kafi segera menyalakan lampu. Gemma yang bersemangat, langsung masuk lebih dulu. Membuat Kiara dan Kafi hanya bisa tersenyum. “Ada bunga.” Gemma yang melihat bunga di atas tempat tidur begitu senang. “Bunganya bentuk love.” Gemma merasa bentuknya begitu bagus sekali.Kiara dan Kafi yang masuk, melihat kamar yang didekor untuk malam pertama. Ada bunga yang ditata di atas tempat tidur. Mereka berdua merasa jika sepertinya memang salah mengajak Gemma ke kamar pengantin. Namun, mau bagaimana lagi, anaknya begitu ingin sekali tidur bersama.“Mommy boleh naik ke tempat tidur?” tanya Gemma.“Gemma bersihkan diri dulu. Ganti baju dulu, baru nanti naik.” Kiara menasihati sang anak.“Baiklah.”Akhirnya Gemma, Kiara, Kafi memilih segera membersihkan diri dulu sebelum ti

  • Hello Mommy   Bab 178 Pernikahan

    Kiara berjalan ke ballroom hotel diantar oleh Rowan. Rowan mengantarkan Kiara pada pria yang akan menjaga Kiara seumur hidupnya. Kiara berjalan dengan perlahan sambil melingkarkan tangannya di lengan Rowan. Kiara tampak gugup sekali hingga Rowan berusaha untuk menenangkan Kiara. Menggenggam tangan Kiara untuk menenangkannya. Saat Rowan memegangi tangannya Kiara jauh lebih tenang.Dari kejauhan tampak Kafi menunggu Kiara di sana. Kafi begitu tampan dengan setelan jas dengan hiasan dasi. Pin bunga yang tersemat di dada sebelah kirinya tampak pas dengan jas yang dipakai. Saat melihat Kiara, Kafi begitu terpesona. Kiara tampak cantik dengan gaun yang dipakainya. Gaun itu membentuk tubuh Kiara. Wajah Kiara yang dirias pun membuat wajahnya semakin cantik. Jelas Kafi dibuat terpesona dengan kecantikan Kiara.Tidak melihat Kiara selama tiga hari karena sang mama melarangnya, membuat Kafi begitu senang ketika melihat Kiara untuk pertama kali. Rasa rindunya sedikit terobati.Kiara melihat Kafi

  • Hello Mommy   Bab 177 Buru-Buru

    Kiara yang datang langsung menyalami orang tua Kafi. Ini kali pertama mereka bertemu dan langsung lamaran. Tentu saja perkenalan yang cukup mendadak.Orang tua Kafi melihat Kiara yang begitu cantik, terpeona. Pantas saja anak mereka sampai tergila-gila dengan Kiara. Karena ternyata memang secantik itu Kiara.Setelah berkenalan, Kiara langsung duduk di sofa. Duduk di antara Ghea dan juga Rowan. Tentu saja berhadapan dengan keluarga Kafi.“Kak, keluarga Kafi datang ke sini untuk melamar Kak Kiara. Apakah Kak Kiara mau?” Rowan langsung menatap Kiara.Kiara menatap Kafi sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan adiknya. “Aku mau.” Kiara mengangguk.“Syukurlah. Akhirnya lamaran kita diterima.” Winda merasa senang sekali.Kafi yang mendengar jawaban dari Kiara pun tak kalah senang. Akhirnya satu tahapan dapat dilalui juga.Rowan bernapas lega. Akhirnya Kiara dapat memulai hidup baru. Ini adalah gerbang pembuka untuk Kiara menuju ke masa depan.“Kapan kira-kira pernikahan diadakan? Apa ak

  • Hello Mommy   Bab 176 Aku Mau

    Kafi mengajak Kiara ke restoran hotel Maxton. Kafi memesan satu tempat di sana untuk menikmati makan malam romantis dengan Kiara.Restoran berada di rooftop hotel. Saat sampai sampai mereka langsung disuguhi pemandangan dari atas. Tampak gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi. Lampu-lampu yang menyala tampak indah saat dilihat dari ketinggian. Langit malam pun tampak indah dengan bintang-bintang yang bersinar.“Kenapa sepi?” Kiara tidak mendapatkan satu orang pun di restoran.“Aku memesan semuanya.” Kafi ini makan malam romantis. Karena itu dia memesan satu tempat untuk beberapa jam.Kiara benar-benar tidak menyangka Kafi akan melakukan hal semacam itu. Itu membuat bahagia sekali, karena dengan begitu dia bisa menikmati makan malam romantis dengan Kafi.Kafi menarik mengajak Kiara ke tempat yang sudah dipesan. Alangkankah terkejutnya ketika melihat meja makan dihiasi dengan lampu-lampu kecil. Tampak begitu cantik sekali.“Kamu mempersiapkan ini?” tanya Kiara.“Iya.” Kafi menarik t

  • Hello Mommy   Bab 175 Jadi Daddy Gemma?

    “Kenapa Kak Kiara meminta aku pulang? Apa Kak Kiara baik-baik saja?” tanya Rowan yang panik. Dia takut kakaknya kenapa-kenapa.“Aku baik-baik saja. Hanya saja ada yang aku mau bicarakan denganmu.” Kiara pun menyampaikan apa yang membuatnya menghubungi Rowan.“Ada apa?” tanya Rowan.“Kafi menyatakan cinta padaku. Apa kamu mengizinkan jika aku menerimanya?” Kiara menatap lekat wajah adiknya.Rowan benar-benar tidak menyangka jika Kiara akan menanyakan hal itu. Dia pikir kakaknya sudah menjawab pertanyaan Kafi itu. Namun, ternyata sang kakak menanyakan padanya lebih dulu.“Terima kasih sudah mau bertanya padaku, Kak. Kak Kiara harusnya memberikan jawaban sesuai dengan keinginan Kak Kiara. Sekarang Kak Kiara sudah pulih. Jadi tidak apa-apa jika Kak Kiara menentukan pilihan sendiri.” Rowan menarik tangan Kiara.“Kamu bukan sekadar adikku saja. Kamu adalah waliku. Jadi memang sewajarnya aku meminta izin padamu.” Kiara tidak bisa mengingkari fakta jika Rowan yang bertanggung jawab dengan dir

  • Hello Mommy   Bab 174 Menemani Menata Masa Depan

    Rowan sudah menebak jika Kiara akan bertanya hal itu. Senyum manis pun menghiasi wajah Rowan.Bertepatan dengan Kiara yang bertanya, mobil Kafi berhenti tepat di depan rumah.“Kak Kiara tanya sendiri saja pada Pak Kafi.” Rowan langsung melemparkan pada Kafi. Meminta sang kakak mendapat jawab dari Kafi sendiri. Itu akan jauh lebih baik dibanding dirinya yang memberikan jawaban.Kiara langsung mengalihkan pandangan pada mobil Kafi yang berhenti di depan rumah. Tampak Kafi turun dari mobil dan berjalan, menghampiri Kiara dan Rowan.“Apa kamu punya waktu? Aku ingin bicara denganmu.” Kafi menatap Kiara. Ada banyak hal yang harus dibicarakan. Jadi dia ingin mengajak Kiara pergi sebentar.Kiara langsung menatap Rowan. Seolah meminta izin pada adiknya itu. Walaupun Rowan adalah adiknya, tetapi Kiara lebih menganggapnya seorang kakak yang melindungi.“Pergilah, Kak.” Rowan yang mengerti tatapan Kiara itu langsung memberikan izin.Mendapatkan izin dari adiknya, Kiara langsung mengangguk. “Aku a

  • Hello Mommy   Bab 173 Mengizinkan

    “Fi, siapa wanita tadi?” Baru juga Kafa sampai rumah, sudah disambut dengan pertanyaan itu.“Aku baru pulang, Ma. Sabar.” Kafi benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa sang mama langsung melemparkan pertanyaan seperti itu.“Kamu ini, Mama sudah penasaran sejak tadi.” Winda memang sudah ingin tahu sejak tadi. Jadi dia merasa harus segera tahu.“Kafi jelaskan sambil duduk saja.” Kafi pun segera mengajak sang mama untuk di ruang tamu.Winda yang begitu penasaran dan ingin tahu segera ikut sang anak. Dia langsung duduk di sofa yang berada di ruang tamu.“Wanita tadi namanya Kiara.” Kafi mencoba menjelaskan.“Mama sudah berkenalan tadi. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi.” Winda merasa anaknya benar-benar berbasa-basi sekali.Kafi tersenyum. Dia lupa jika sang mama sudah berkenalan. “Kiara adalah ibu dari salah satu anak murid di sekolahan kita. Anak tadi itu adalah anaknya.” Kafi mencoba menceritakan pada sang mama.Winda terdiam sejenak ketika mendengar jika Gemma adalah anak Kiara. T

  • Hello Mommy   Bab 172 Apa Kamu Keberatan?

    Kiara langsung memegangi pipinya. Pipinya memang menghangat. Jadi wajar jika pipinya memerah.“Ini bukan karena matahari.” Kiara langsung mengelak.“Lalu karena apa?” tanya Kafi.“Ini karena aku malu.”Kafi langsung tersenyum. Senang sekali ketika melihat rona merah di pipi Kiara. Ternyata Kiara malu karena dirinya.Gemma yang menarik Kafi membuat Kafi akhirnya harus ikut Gemma. Tangan Kafi yang menggenggam Kiara pun membuat Kiara ikut juga. Mereka bertiga bersama-sama menuju ke permainan lain.Gemma meminta untuk berada di bawah tong air. Mereka menunggu air di bawah tong air. Saat air tumpah, Gemma, Kiara, dan Kafi langsung berteriak. Keseruan begitu terasa sekali.Dari sana mereka bermain di kolam busa. Semburan busa tampak begitu seru sekali. Gemma begitu menikmati. Biasanya hanya bermain di bathtub saja kini dia bisa main di kolam besar. Tentu saja itu begitu mengasyikkan sekali.“Ho ... ho ....” Kafi meletakkan busa si bawah dagunya. Tawa Kiara dan Gemma langsung terdengar. Kafi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status