Share

22. Sebuah Pengakuan

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Ify tersentak, lantas tersenyum dengan canggung melihat Rio dan Atan yang melihatnya dengan heran.

"Mama kenapa?" tanya Atan setelah menelan makanan yang ada di mulut.

"Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Ify dengan senyum lebar. Mencoba untuk mendistraksi pikirannya dengan makanan yang ada di depannya.

Tidak! Ify sudah tidak memikirkan tentang gosip tempo hari yang menimpanya. Hanya saja, sudah satu minggu sejak kejadian ia pingsan, dan Rio belum juga menjelaskan apa yang dulu ingin ia jelaskan. Bertanya sekarang pun bukan waktu yang pas, perbincangan mereka tidak seharusnya didengar oleh Atan. Bocah lucu itu sedang menikmati makanannya dengan bahagia. Mulutnya belepotan penuh saus katsu.

"Atan makannya pelan-pelan, sayang!" Ify terkekeh sembari mencabut tisu dan mengusap sekitar mulut Atan.

Atan nyengir. "Habisnya enak sih, Ma! Kalau aku bisa makan bekal buatan mama tiap hari pasti enak."

"Atan mau dibikinin bekal?"

Atan mengangguk dengan semangat.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status