Share

Bab 6 Keinginan yang Terpendam

Ketika waktu senggang, aku berencana mengutarakannya. Sengaja kuutarakan saat mas Hakim tenang. Kulihat ia sedang tidak ada beban. Jika pikirannya tenang, aku bisa bicara. Mas Hakim tampak sangat bahagia. Aku tak tahu apa yang membuat ia senang. Ia sedang bermain ponsel. Tampak serius sekali dan kadang tersenyum. Kutunggu ia selesai mengetik ponselnya. Lalu kudekati ia. Bismillah, coba kuutarakan hasrat ini.

"Mas Hakim." Sapaku.

"Yah?"

"Aku mau bicara sama Mas."

Kucoba berkata dengan nada lembut. Supaya ia tidak marah. Aku perlahan ingin melunakkan hatinya. Maka kubuat ia sedikit nyaman denganku. Sebelumnya kusuguhkan ia kopi jahe kesukaannya.

"Ini aku buatkan kopi. Mas minum dulu!" Ujarku seraya tersenyum.

"Yah, terima kasih."

Mas Hakim usai juga minum kopi. Aku langsung mengatakannya. Keinginanku yang ingin bercadar.

"Mas. Aku boleh tidak menutup diriku lagi?" Tanyaku.

"Menutup apa?"

"Ada hubungannya dengan penampilan."

Aku berkata sangat ragu. Perasaan ini sangat takut. Tak ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status