Share

Bab 7 Pindah ke Rumah Mertua

Hampir sering aku bercadar. Sangat nyaman memakainya. Aku sampai tak ingin berhenti. Hasrat ini ingin terus tetap bertahan. Hingga pada akhirnya, aku terlena. Tanpa kusadari, mas Hakim mengetahuinya. Lambat laun sesuatu yang ditutupi akan terbuka.

"Kau pakai cadar?"

Aku saat di rumah terkaget. Ketika ia pulang, tiba-tiba bicara demikian.

"Apa Mas?"

"Aku melihatmu dengan Rumaisya tadi siang."

"Mas tahu darimana itu kami?"

"Jelas-jelas dia bawa anaknya."

"Mas lihat kami. Benar yang dilihat itu Fatih?"

"Iya. Fatih dan Rumaisya. Juga termasuk kamu. Kau pakai cadar juga?"

"Aku tak pernah minta uang buat beli cadar. Mas tahu pengeluaranku kan? Uang yang Mas beri juga.."

"Hey, aku tanya kau pakai cadar gak?"

"Iya, Mas. Itu aku."

Rasa menyesalku tak jujur pada mas Hakim. Ia sangat marah padaku. Aku pun menangis.

"Kamu harus tahu. Aku tak suka kamu tanpa seizinku. Seenaknya pakai cadar!"

"Maaf, Mas."

Aku memegang tangan mas Hakim. Ia langsung menangkisnya.

"Sudahlah! Capek aku dengar alasanmu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status