Share

Bab 40.B

bab 40.B hd

"Enak aja dipikir aku ini bangke tikus." Aku mendelik kesal lalu meninggalkannya.

Malam hari aku dan Mas Lutfi diskusi, rencananya motor yang selalu aku gunakan ingin disedekahkan, tapi pada siapa? aku ingin orang itu orang yang tepat.

"Gimana kalau dari keluarga kamu aja, misal Teh Naya, motornya itu udah sering mogok 'kan?" ujar Mas Lutfi.

Betul juga, kalau di keluarganya semua pada mapan, punya usaha dan ada pula yang bekerja di sebuah perusahaan besar seperti Laila.

"Betul juga ide kamu, Mas, kira-kira kapan kita ke kampung ya, kamu atur jadwal deh."

"Emm, sekarang-sekarang juga ga masalah sih kalau aku, tapi fisik kamu kuat ga? ke kampung itu perjalanan lama dan jalannya jelek, emang kuat? 'kan abis lahiran," ujar Mas Lutfi lagi.

"Kuat lah, 'kan naik mobil bagus." Aku menarik turunkan sebelah alis.

"Masa? berarti itu juga bakal kuat dong ga takut lagi." Mas Lutfi menggodaku.

Pasti ujung-ujungnya ke sana.

"Itu apaan?!" Aku melotot.

"Itu ntar malem," jawabnya sambil mes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status