Share

Bab 42.A

"Nih, Pak, mereka berdua yang udah hasut Emak buat minta cerai sama Bapak, anak macam apa kalian nyuruh orang tua cerai." Ririn si anak songong itu menunjuk wajah kami.

Seketika suasana jadi tegang, Mas Lutfi dan Kang Ruswan berhamburan datang mengerumuni kami di dapur.

"Ada apa ini, Ris?" tanya Mas Lutfi.

"Heti! Apa bener anak-anak kamu mau kita pisah?" tanya bapak sambil melotot.

Heti adalah nama emakku sedangkan nama bapak tiriku yang nyebelin itu Rusdi.

Tangan emak dingin dan bergetar, wajahnya menunduk dalam. Lalu kugenggam erat tangan keriput itu dan kuelus punggungnya untuk menenangkan.

"Jawab, Heti!" tegas bapak dengan mimik wajah menyeramkan.

Lelaki tua itu membanting kopiah yang ada di kepalanya ke lantai hingga tubuh emak terguncang ketakutan.

"Iya," jawabku dengan wajah menantang.

"Saya ga nanya kamu!" Bapak menunjuk wajahku.

"Cukup ya selama ini Emakku disiksa batinnya sama kamu! Sekarang tolong ceraikan dia dan tinggalkan rumah ini," cetus kakakku memasang tampang bengi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status