Pesonanya yang tampan dan berkuasa menyimpan sebuah hati dengan dendam yang hebat serta cinta yang begitu kuat. Maukah kau menjadi cinta untuknya? Karena ia membutuhkan seseorang sepertimu... #bythevividred
View MoreGrandma yang nampak elegant memberikan sebuah pelukan hangat kepada Alicia. Melihat wajah Alicia yang masih nampak kikuk, Grandma kembali bersuara. "Kau tidak mengingatku? Aku orang yang kau tolong saat aku terjatuh di toilet Mall."Alicia mengerjap sesaat dan menyadari sebuah kejadian di pusat perbelanjaan. Di mana ia sedang berada di toilet setelah membeli kemeja kerja, beberapa hari sebelum mulai bekerja di perusahaan Jade. Ia melihat punggung seorang wanita muda berjalan cepat seakan melarikan diri setelah menyinggung bahu Grandma yang menyebabkan Grandma jatuh terjajar ke belakang. Lalu dengan sigap Alicia meminta bantuan dan segera memanggil Ambulance saat melihat Grandma mengadu kesakitan pada tubuhnya. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit hingga Grandma dipindahkan ke brankar rumah sakit, genggaman jemari Grandma tak lepas dari tangan Alicia. Tak lama kemudian, ia melihat beberapa pria berjas hitam menghampiri Grandma. Alicia mengintip dibalik pintu memperhatikan pria-pr
Alicia menyesap lemon hangat di hadapannya. Ia duduk bersisian dengan Jade di meja makan, lalu menyedokkan beberapa suap sereal dan mengunyah pelan."Apakah sarapan ini sesuai dengan seleramu?" Tanya Jade dengan menatap lurus ke meja.Alicia mengangguk dan menyeka sudut bibirnya dengan tisu, kemudian menenggak kembali secangkir lemon hangat di hadapannya hingga tandas."Bukankah kau lebih menyukai lemon hangat dengan taburan daun mint dan buah segar untuk menu sarapanmu?" Ujar Jade yang masih enggan menatap wanita di sampingnya. Api cemburu kian menguar saat ia melihat sorot mata Alicia yang menyimpan kesedihan atas kepergian Anthony."Jade, aku---"Jade lantas menaruh sendok sereal dengan kasar, menyebabkan percikan susu mengotori meja. "Stop fucking lying! Why you always lying, Alicia?!" Ujar Jade dengan suara meninggi dan beranjak dari tempat duduknya menuju lantai atas.Alicia menyandarkan kepalanya sejenak di meja. Menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Bisa saja ia meny
Pagi dingin menyapa lembut dengan hadirnya kabut embun yang menutupi sebagian pemandangan Manhattan. Hujan yang membasahi bumi menyisakan awan kelabu membuat matahari berlindung seolah tersipu enggan menampakkan cahayanya.Suasana kota yang dingin di luar sana tampaknya tak menganggu dua insan yang saling menghangatkan satu sama lain. Alicia yang baru saja beranjak dari balkon menghirup udara segar dipagi hari, kembali bergelayut manja dalam pelukan hangat Jade.Ia kemudian berbaring menyamping dengan tangan bertumpu pada satu sisi kepalanya, memandang lekat pria tampan yang kembali terlelap. Paras terjujur yang dapat kau lihat dari seseorang saat ia tertidur pulas. Keletihan setelah bekerja, beban pikiran yang mungkin mendera dibalik wajah tampannya, membuat hati berdenyut iba.Alicia menggerakkan jari telunjuknya menyisir setiap lekuk wajah pria di hadapannya. Menarik garis diseluruh sisi wajah dan berhenti di rahang tegas Jade. Membelai lembut cambang, menikmati sensasi geli yang
Melihat Jade yang gusar, Alicia memilih untuk mengakhiri percakapan mereka. Ia menangkup sisi kepala Jade. "Hentikan pikiran burukmu itu. Aku ada di sini! Kembalilah ke kamarmu dan tidur, okay?""How about you?""Aku akan mengeringkan pakaianku dan tidur di kamar tamu." Alicia melenggang pergi namun urung melanjutkan langkah kakinya karena dalam sekali tarikan pada lengannya membuat ia terduduk di atas pangkuan Jade. "Kau tidak perlu baju malam ini, Baby. Aku tuan rumah di tempat ini, aku yang menentukan di mana kau akan tidur!" Jade menyeringai nakal dan menarik pelan tali bathrobe yang dikenakan Alicia. Hemm! Menggoda Alicia adalah hobi baru dan cara Jade mengalihkan beban di kepalanya yang menggunung. Karena wajah merona Alicia selalu terlihat menggemaskan dan menghibur dirinya.Dengan cepat Alicia menghentikan gerakan tangan Jade dan segera berdiri. Semburat rona merah terlihat oleh pantulan cahaya yang masuk melalui jendela dan menerpa wajahnya."Jade! Jangan macam-macam atau a
Hubungan yang kuat dibangun atas dasar kepercayaan, bukan saling mengendalikan."Nona, mohon tunggu sebentar, aku akan segera kembali." Suara Jordan menyentak lamunan Alicia. Ia tidak menyadari Jordan yang menghentikan mobil di depan sebuah toko obat. "Mengapa ia harus bersikeras mengantarku pulang bila ia sedang sakit? Dasar diktator! Bahkan Jordan sungkan untuk meminta izin libur karena sakit." Gerutu Alicia dalam hatinya.Hujan rintik-rintik yang berubah semakin lebat disertai suara petir yang sesekali menggelegar, membuat Jordan tampak basah oleh guyuran air hujan."Jordan, apa kau sakit? Aku bisa naik Taxi dari sini. Kau pulanglah istirahat." Suara Alicia menghentikan gerakan Jordan."Tidak Nona Carter. Aku tidak sakit, kita akan melanjutkan perjalanan ke rumahmu." Jordan kembali melajukan mobil."Lalu apa yang kau bawa dari toko obat itu?" Alicia melayangkan pandangannya pada sebuah kantong plastik yang terletak di sebelah bangku kemudi. Kondisi yang gelap menyulitkannya untuk
Alicia menggigit ujung kukunya terlihat gusar, berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi. "Alice, duduklah apa kau tidak lelah berdiri?" Anna mengusap bahu Alicia berusaha menenangkannya.Dari sudut ruangan terlihat Dazzlene datang membawa makanan dan minuman. "Alicia makanlah, kau belum makan dari siang tadi.""Aku tidak lapar. Sudah 2 jam 35 menit Mommy di dalam. Mengapa operasi itu lama sekali?"Melihat sahabatnya yang sedang gelisah, Anna mendekap Alicia berusaha menyalurkan ketenangan untuknya. "Everything will be alright, sweetheart! Kami ada di sini untukmu.""Thanks." Jawab Alicia menyandarkan tubuh yang terasa lelah pada bahu Anna. "Glad to have both of you." Lirih Alicia."Aku akan ke toilet sebentar." Ujar Dazzlene sedikit terburu-buru, tidak dapat menahan diri lebih lama lagi untuk buang air kecil.Hampir genap 2 minggu, akhirnya Mommy mendapatkan ginjal yang cocok dengannya. Setelah melakukan serangkaian persiapan, hari ini Mommy dijadwalkan untuk melakukan transplant
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku Jade! Kau benar-benar menyebalkan!" Alicia terus menggedor pintu kamar mandi. "Berhentilah berteriak atau aku akan keluar dan memberikan hukuman lain padamu!"Dasar badak bercula! Alicia menyugar rambutnya yang tergerai dan menghadap tembok. Ia tidak ingin tinggal seharian di Penthouse luas dan hening seperti ini, ia ingin ke kantor atau ia akan mati kebosanan di sini.Tak patah arang, Alicia kembali membalikkan badan dan menggedor pintu kamar mandi, namun urung oleh pemandangan di depannya yang telah berdiri dengan melipat kedua tangan di dada dan bersandar di kusen pintu. Pria yang hanya mengenakan handuk putih melingkar di pinggangnya, dengan rambut setengah basah dan tubuh atletisnya yang masih menyisakan sedikit percikan air dari shower tersebar di atas otot-otot yang sempurna itu. Don't you think it's... hot!Alicia membelalakkan matanya kaget. Dengan cepat ia membalikkan badannya. See! Sudah kuduga, banyak kotak di permukaan perutnya! Ouch
Jordan kembali memasuki lift pribadi yang terhubung langsung dengan Penthouse milik tuannya. Meninggalkan Alicia di sana.Ia meletakkan tasnya di atas meja. Baru saja ia menjejakkan dua langkah kaki di ruangan yang luas itu, sosok Jade tampil dengan keadaan yang tak seperti biasanya, ia terlihat agak... kacau, namun ketampanannya tak memudar sedikitpun.Alicia berjingkat melihat keberadaan Jade. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Tatapan mata Jade dengan kilat amarah dan sangat tajam menatapnya sangar. Baru saja ia menghadapi Anthony, kini ia harus berhadapan dengan amarah Jade, lagi? Alicia, kau sedang dalam masalah besar!Ia menyesal dengan kekhawatiran yang membawanya berada di tempat ini. Cara tercepat untuk melarikan diri dari tempat ini adalah melompat dari jendela dan itu sangat mengerikan. Sebab pintu lift di belakangnya tidak akan menutup cepat seperti pintu lemarinya. Alicia berusaha keras menenangkan diri, berharap ia dapat mengendalikan situasi ini. Jade yang se
Jauh di belahan bumi sana, Jade melakukan sebuah panggilan internasional kepada Jordan. Hatinya benar-benar tidak tenang, terlebih posisinya yang sedang jauh dari New York.Kepalan tangan yang begitu kuat menimbulkan guratan-guratan otot yang nampak jelas di punggung tangannya. "Jordan, jangan beritahu apapun lagi kepada si brengsek itu. Bersikaplah seperti biasa padanya, jangan menimbulkan kecurigaan. Aku akan membuat perhitungan dengannya tepat pada waktu yang kutentukan! Dan awasi orang-orang terdekatku termasuk Alicia Carter. Pastikan si pembunuh biadab dan si brengsek itu tidak hilang dalam pantauanmu. Terus informasikan kepadaku dan jangan sampai kehilangan jejak kedua manusia itu!""Baik Tuan Williams. Jangan khawatir! Aku akan melakukan tepat seperti perintahmu."Baru saja Jade tersenyum puas karena Detektif bayarannya telah menemukan pembunuh Jeanny beberapa minggu ini. Ia sedang sibuk memikirkan rencana balas dendam yang sedang ia lancarkan kepada targetnya. Namun ia harus
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.