SUDAH TAK PERAWAN

SUDAH TAK PERAWAN

last updateLast Updated : 2023-04-05
By:  Evie YuzumaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
53Chapters
81.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku pernah berada di titik nol. Bayangkan saja olehmu, hari pernikahan yang hanya tinggal hitungan hari harus porak-poranda ketika keperawananku direnggut paksa. Dunia yang bertabur pelangi berubah badai dengan mendung tebal. Mas Iwan---calon suamiku akhirnya menikahi kakak kandungku sendiri. Bapak meninggal karena serangan jantung dan aku depresi. Aku sudah tak perawan lagi dan hampir gila. Dua setengah tahun lamanya dari kejadian itu, tiba-tiba aku dipertemukan kembali dengan seorang Laksamana Hadi Suseno. Lelaki yang berada di villa yang sama saat kejadian naas itu. Kini memang dia sudah duda. Namun kenapa tiba-tiba dia ingin menikahiku?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Perempuan ini sudah tak perawan, Tam. Apa yang kamu harapkan dari wanita yang pernah gila dan ternoda seperti dia, hah? Jauh langit dan bumi kedudukan kita dengannya. Ibarat kata, dia itu lumpur dan kita ini berlian. Sampai kapanpun, gak akan sepadan. Jangan mimpi dapetin restu Mama pokoknya. Titik ”

Deg!

Aku baru saja berdiri dan hendak menyapa perempuan yang akan menjadi mertuaku, ketika kalimat yang menghujam ke dalam dada itu terlontar begitu saja.

“Please, Ma. Rara gadis baik-baik, Ma. Aku mencintainya.” Mas Rustam meraih jemariku. Seolah takut kehilangan.

“Mama tetap gak akan restuin kamu, Tam. Sekarang semua pilihan ada di tangan kamu. Kamu pilih dia atau Mama? Andai kamu pilih dia, jangan mimpi dapet hak waris lagi dan semua toko yang Mama miliki akan jadi hak adik kamu semuanya!” Ibu Windari bersedekap dengan angkuhnya.

Genggaman tangan Mas Rustam memudar. Seiring dengan itu, sakit yang menghujam kembali kurasakkan. Menusuk begitu dalam.

“Maaf kalau kehadiran saya buat tak nyaman. Yang Ibu Mas katakan benar. Saya tak pantas masuk ke keluarga terhormat milik kalian. Assalamu’alaikum!”

Aku langsung melepas genggaman tangan Mas Rustam yang memudar. Lantas memutar tubuh dan berlari kecil seraya menyeka air mata yang berjatuhan. Untuk ke sekian kalinya, hinaan dari calon mertua kudapatkan. Aku tak bisa menyalahkan mereka, semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

“Rara tunggu!” Kudengar suara Mas Rustam memekik.

“Selangkah saja kamu pergi dari rumah ini. Berarti kamu akan kehilangan semuanya!”Suara Bu Windari terdengar lebih kencang.

Aku terus berlari dan tak mau mendengar lagi ucapan apa yang mereka perdebatkan. Kuberlari menyusuri jalanan yang sudah mulai gelap dengan air mata bercucuran. Isya sebentar lagi menjelang. Tak peduli pada bunyi klakson tukang angkot yang sesekali menawari tumpangan. Tak peduli pada deru sepeda motor yang saling kebut-kebutan. Aku fokus pada duniaku sendiri dan sakit hati yang kuterima berulang.

Benar kata orang, kalau perempuan itu ibarat beling. Sekalinya terjatuh, maka sudah tak ada nilainya lagi. Apalagi di masyarakat pinggiran kota yang masih menjunjung tinggi nilai keperawanan seseorang seperti di sini. Aku hanya tak lebih dari seonggok sampah. Hidup tetapi seperti tak bernyawa.

Bukan inginku seperti ini. Bukan juga semua salahku. Namun, apa mau dikata ketika takdir berbicara? Tiga tahun berlalu, tetapi sakitnya masih membekas hingga sekarang. Trauma itu terasa begitu dalam.

Bagaimana tidak, pada saat itu duniaku seolah dijungkir balikkan. Coba kalian bayangkan, hati yang sedang berbunga-bunga menunggu hari akad yang akan tiba, tiba-tiba aku harus kehilangan segalanya. Kehormatan yang selama ini kujaga, calon suami yang awalnya mengucap janji setia dan juga Bapak.

Malam kelam itu menjadi titik mula semuanya berubah seketika. Bapak meninggal karena shock. Ibu menangis sejadi-jadinya. Mas Iwan---calon suamiku, meninggalkanku. Semua terasa begitu berat dan aku tak sanggup melewatinya. Aku mengalami depresi hebat dan hampir gila.

Aku hanya sampah, tempat sumpah serapah, tempat ejekan dan nyinyiran semua orang bermuara. Apakah memang tak ada lagi sosok yang mau menerima aku apa adanya? Sepahit ini takdir yang tertulis dan harus kuterima?

Suara klakson terdengar, membuat memoriku yang dipenuhi kepahitan buyar.

“Awaaaasss!!!”

Bersama teriakan beberapa orang yang ada di pinggir jalan. Kulihat seorang anak kecil mungkin berusia tiga tahunan tiba-tiba berlari ke jalan raya.

“Adeeek, awaaaas!”

Aku yang jaraknya tak jauh lagi darinya berlari secepat yang kubisa. Aku tak peduli juga kalau aku harus mati. Toh di dunia ini pun sudah tak ada yang menginginkan. Namun, dia masih suci, masih memiliki masa depan yang panjang.

Bruk!

Tubuh mungilnya terdorong ke tepi jalan dan membentur trotoar. Tangisnya pecah. Semantara itu, rasa nyeri kurasa mendominasi. Sebelah kakikku terserempet pengemudi motor yang ugal-ugalan itu. Namun setidaknya aku bisa tersenyum lega ketika melihat dia selamat.

“Aidan!” Suara seorang lelaki yang baru keluar dari minimarket memekik cemas. Dia gegas berlari dan meraih tubuh mungil yang menangis itu. Dia menggendongnya dan lantas menghampiriku.

“Hu--Humaira?” Dia menyebut namaku. Tampak sekali kaget dan terkejut ketika melihatku.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Cerita kakak sangat seru dan menginspirasi banget
2024-03-21 14:46:30
0
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Cerita kakak sangat seru
2024-03-21 14:46:00
0
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Ceritanya selalu happy ending, saya suka
2024-01-27 13:01:19
0
user avatar
Dyah Astri Andriyani
maaf thor..ini sebenarnya sudah tamat apa belum sih..bab 53?? kok di listnya ditulis "end",tpi di keterangan buku masih "diperbarui"??
2023-05-03 14:34:02
0
user avatar
Ve Damanik
ceritanya bagus... semangat thor...
2023-03-25 10:45:47
1
user avatar
Anggiria Dewi
nunggu kebusukan Rahma terungkap
2023-03-20 11:29:41
0
user avatar
Anggiria Dewi
hay thor ,aku dah mampir ke karya terbarumu .. selalu keren karya mu kak ,alur nya susah di tebak ..
2023-03-18 14:37:42
1
53 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status