"Bagaimana denganmu, ibu? Apakah kau perduli dengan putramu? Karena perselingkuhan seorang wanita membuat putranya menderita selama bertahun-tahun tanpa seorang ibu. Itulah sebabnya aku tak menyukai wanita manapun yang punya sedikit saja peluang untuk melakukannya.'
"Salah faham selalu terjadi, kau bahkan mengalami banyak kesalahpahaman. Tapi perlu kau tahu, aku tak pernah berselingkuh dari Fernandez. Pria ini hanya dipenuhi traumatis dari istrinya yang dahulu sehingga dia selalu curiga. Itulah sebabnya, aku tak tahan lagi Fien. Dia sedikit gila dan posesif," cicitnya.
Fien Clark hanya terdiam. Sedikit banyak sifat ayahnya juga mengalir pada dirinya. Terhadap Alice, ia sangat posesif dan curiga sehingga Alice tak tahan lagi.
'Ah, Alice. Besok kau harus kembali bersamaku. Aku akan membawamu ke suatu tempat apapun yang terjadi,' tekad Fien Clark dan matanya menatap kosong pada Grace.
Beberapa waktu kemudian, Fernandez telah dibawa keluar menuju ruangan pera
Antonio dalam bayangan ketakutan tak menentu. Bagaimana mungkin gadis yang lupa dengan jati dirinya itu mengandung? Apakah itu adalah anak Fien Clark? Kalau benar apa yang harus ia lakukan sementara Fien Clark telah menikahi Grace? Mungkinkah Fien akan mengakui bayi itu?Di sisi lain, Grace bukanlah seorang wanita biasa. Dia sanggup melakukan pembunuhan pada Erick Davis saudara Fien Clark lalu mencoba juga membunuh Alice. Lalu bagaimana jika iblis itu tahu Alice mengandung bayi Fien Clark?Dalam galau pikirannya, Antonio mengatakan sesuatu pada dokter di hadapannya."Dokter Jeanne, lakukan pemeriksaan sekali lagi, mungkin saja ada kesalahan atau mungkin sesuatu yang tertukar dalam laporan ini," Antonio mencoba mengingkari apa yang ia dengar. Ia masih belum meyakini bagaimana mungkin gadis tersebut hamil oleh pria sebrengsek Fien Clark.Dokter cantik itu tersenyum kecut mendengar hal itu terlontar dari mulut Antonio. Ia sudah memeriksa dengan ben
"Alice gadis yang tak pantas berada di sampingmu, Fien. Kau hanya memiliki milikku!" pekik Grace saat Fien Clark pergi.'Memangnya siapa yang mengatakan pantas atau tidak pantas kalau seseorang ingin bersama? Aku pria dan dia gadisku, dari sisi mana dia tak pantas?' Fien menjawab teriakan Grace di dalam hatinya.Fien mulai meremas dadanya yang terasa nyeri karena merindukan Alice. Ia tak tahan untuk segera bertemu, akan tetapi masalah-masalah mendesak tak boleh ia lewatkan. Selain itu ia harus segera menyiapkan oleh-oleh untuk Alice.Di kantor, Eddie dan beberapa asisten lainnya telah menunggunya."Kalian sudah siap?" tanya Fien Clark."Sudah, Tuan. Seorang peretas telah kami siapkan untuk Anda. Selain itu seorang ahli akutansi akan membantu Anda untuk menyelesaikan tugas Anda," kata Eddie."Ingat, aku tidak mau merampok. Akan tetapi buat keuangan milikku menjadi kuat di sana. Aku tak mau dibodohi mereka. Mereka berjanji bahwa milikku ad
"Ini sudah hancur, Fien. Lihatlah, seluruh cream dan hiasannya sudah tak berbentuk. Mengapa kau menyerahkan sebelum aku menerimanya? Seharusnya ini akan menjadi hidangan spesial untuk kita," omelnya."Kenapa kau menjadi wanita bodoh? Tentu saja barang yang sudah begitu hancur akan menjadi pekerjaan sulit untuk memperbaikinya."Grace tersungut-sungut. Fien sepertinya sengaja memberikan dengan cara itu."Sudahlah, mana makan malam ku, Grace?" katanya sembari melangkah ke arah dapur.Grace pun berlari mendahului langkah Fien untuk menuju dapur dan melihat menunya yang telah ia siapkan untuk Fien Clark."Ini, honey. Aku membuat panekuk kentang yang kau sukai, Cobalah, kau pasti menyukainya," kata Grace kemudian.Fien Clark menggeser sebuah piring berisi panekuk. Dari aromanya saja dia tahu bahwa Grace terlalu banyak membubuhi merica."Mericanya terlalu banyak, buatkan aku yang tak banyak merica," katanya.Grace menatap bingung. Fie
'Tidakkah mimpi buruk yang akan terjadi, Grace? Apa kau akan mempermalukan dirimu demi milikku ini? Dasar bodoh. Kau hanya akan merasakan milik gigolo murahan!' batin Fien.Fien bangkit dari tempat duduknya. "Tidak sekarang, Grace. Aku belum mencintaimu. Sekarang siapkan piyamaku, aku akan membersihkan diriku di kamar mandi," ujarnya sekali lagi dengan perintah."Oh, baiklah Fien, baiklah ...," Grace segera berlari kecil mengambil piyama untuk Fien Clark dan juga handuk mandi.Selagi mandi Grace menyiapkan dirinya dengan sebuah pakaian seksi yang telah ia siapkan. Ia mematut dirinya di hadapan cermin, menyemprotkan parfum beraroma manis bunga Lilac. Seolah harapan itu masih akan berpihak kepadanya."Apa ini masih belum cukup, Fien. Meskipun kau tak mencintaiku, setidaknya kau bisa menyentuhku dan memuaskan ku malam ini," lirih Grace dan ia menghempaskan napas pelan yang membuat kaca di hadapannya mengembu.Tak lama kemudian, Fien telah menyel
Alice memejamkan matanya dan disambut Antonio dan Sherly yang menahan tubuhnya karena limbung."Alice, apakah kau baik-baik saja?"Alice menenangkan dirinya. Ada dorongan marah karena mereka memindahkan dirinya tanpa ia sadari.Setelah tenang ia segera menuntut penjelasan pada Antonio."Kenapa kau membawaku ke tempat ini? Bukankah kalian juga tinggal di kota Z dan sekarang kalian membawaku entahlah kemana. Jelaskan padaku apa alasannya, Antonio?""Alice, kami tidak ingin kau dalam bahaya lagi. Dengar, kau tak boleh bertemu dengan pria itu, dialah yang membuat hidupmu hancur. Percayalah.""Pria itu? Siapa yang kau maksud?""Alice, percayalah, kau tak perlu tahu sehingga membuat kepalaku terasa sakit. Sementara ini jalani saja hidupmu dengan baik, hmm?"*Grace tertidur di lantai kamarnya dengan lingerie dan jubah tidur yang masih melekat di tubuhnya. Fien Clark bangun dan melihat gadis itu sepertinya tidur tanpa a
Fien Clark yang merasa marah dan frustrasi akhirnya melepaskan tangannya dari karyawan tersebut, ia menatap dokter wanita itu dan merasa wanita itu punya jawabannya."Maaf," katanya pada petugas loket tersebut.Fien Clark mengikuti langkah Dokter tersebut, lalu ikut duduk berhadapan dengannya di sebuah ruangan periksa."Adakah yang bisa kubantu, Tuan?""Namaku, Fien Clark. Berikan aku informasi yang sebenarnya," kata Fien."Baiklah tuan Fien, informasi apa yang anda butuhkan?""Alice, aku bertemu dengannya di rumah sakit ini, katakan padaku dimana dia sekarang? Bagaimana mungkin aku tak bisa bertemu dengannya padahal aku berbicara dengannya kemarin," terangnya."Alice? Apakah anda benar mengenalnya? Siapa Anda sebenarnya?""Benar bukan? Gadis itu memang ada di rumah sakit ini, bagaimana perempuan itu menyebutku halusinasi? Apa dianggapnya aku ini sudah gila?" sungut Fien Clark."Mereka hanya berbicara masalah data, sayangn
Sebagai pria, siapa yang tak marah menyaksikan calon istrinya bermesraan dengan pria lain? Bahkan pria itu notabene pada kasus Alice karena pria itu adalah paman Grace."Inikah sebabnya kau tak bisa membela Alice? Inikah sebabnya kau cenderung menunda dan enggan menyelesaikan kasus ini?" Antonio masih menatap sangat tajam pada dua sosok pria wanita yang terlihat asyik bercengkrama menunggu jadwal penerbangan."Tapi mungkin! Sekarang aku harus mencari tahu, sejak kapan sebenarnya mereka dekat seperti itu, mungkin saja mereka sejak lama bermain api di belakangku," lirihnya.Antonio berbalik arah dengan marah setelah ia beberapa kali mengambil foto mereka. Iapun pergi meninggalkan bandara untuk kembali ke rumah ayahnya.Sesampainya di rumah ia segera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Ia ingin meredakan emosinya di dalam bathtub dan menghirup aroma terapi di sana.Sherly yang berada di dekat perapian untuk menghangatkan dirinya merasa terkeju
Antonio terkesima dengan penolakan Sherly. Dia berpikir gadis itu mencintai dirinya dan tak akan menolak apa yang ia lakukan. Kenyataan Sherly marah kepadanya, dan itu sangat terlihat dari sorot mata gadis itu yang menatapnya penuh api."Sherly ..., maafkan aku ...," lirihnya."Ini sangat membuatku kecewa, Antonio. Kau tak pantas melakukannya di hari-hari seperti ini," jawab Sherly. "Jangan memanfaatkan aku untuk melepaskan dan melampiaskan amarahmu. Kalau begitu kau sungguh menyakiti perasaanku, Antonio," tegas Sherly dan gadis itu membalikkan tubuhnya untuk membuka pintu.Bumm!! Sherly membanting pintu kamar Antonio dengan keras karena marah lalu ia keluar meninggalkan Antonio sendiri."Demi apa aku harus menjadi pengkhianat?" gerutu gadis itu.Alice melihat gadis itu berlari menuju kamarnya."Apa yang terjadi Sherly? Kau seperti melihat hantu."Sherly mengerjap, ia merasa malu andai bercerita kejadian tersebut kepada Alice."Kau b