"Siapa saja yang akan menarik sahamnya pada hari ini, aku persilahkan dan jangan pernah berharap untuk mendapatkan posisi itu lagi setelah hari ini. Kalian tahu, aku bukan Erick Davis yang terlalu baik pada siapapun. Aku adalah Fien Clark yang akan menjadi pimpinan perusahaan ini dengan keputusanku," Fien Clark mengawali presentasi dengan cepat dan tanpa basa-basi.
Orang-orang menjadi riuh dengan kepongahan Fien Clark yang mengejutkan. Fien sangat tegas dan percaya diri. Mereka dihadapkan pada spekulasi yang tinggi mengingat latar belakang Fien Clark yang hanya seorang kepala divisi pemasaran. Sekarang haruskah mereka mempercayakan uang mereka pada pria ini?
"Aku hanya memberi waktu sepuluh menit untuk kalian berpikir. Kertas yang ada di hadapan kalian akan menjelaskan semuanya."
Suasana menjadi hening karena konsentrasi mereka tertuju pada lembar presentasi yang mengejutkan.
"Apa ini sungguhan?" tanya salah seorang anggota yang tak percaya dengan pembagi
"Ayo, bukalah mulutmu. Kau harus banyak makan agar cepat pulih," katanya karena hanya mendapatkan tatapan bingung dari Alice."Tapi ...," Alice makin bingung."Cepatlah, tanganku sudah mau putus karena kau tak cepat membuka mulut. Ini bukan pertama kali aku menyuapimu."Alice terpaksa menurut, selain itu ia juga sangat lapar. Benar juga katanya bahwa ini bukan pertama kali Fien menyuapinya. Tapi ini berbeda, Fien bahkan ikut makan dari piring yang sama dan juga sendok yang sama. Hatinya mulai dihinggapi perasaan aneh. Seolah mereka kehilangan pembatas antara tuan dan pelayan.'Bukankah ini bagus Alice? Kau akan menggapai kehidupan Fien Clark dan membuktikan keterlibatan Fien Clark dalam kematian Erick Davis,' batinnya. 'Kalau begitu, kau akan menjadi pahlawan cinta sejati. Kau harus membuatnya jatuh cinta Alice, kau harus berada dalam sisi kehidupan Fien Clark apapun yang terjadi,' ucap hatinya.Tiba-tiba Alice tersenyum manis terhadap Fien C
Pagi yang indah membangunkan Alice dari tidur nyenyaknya. Tak seperti biasa ia akan bangun tergopoh-gopoh karena takut terlambat. Pagi ini Fien memintanya beristirahat dengan baik karena baru saja demam."Ada layanan pengantar makanan untukmu, Alice. Aku tak percaya perusahaan memberimu fasilitas makanan gratis karena kau sakit," celoteh Violet sembari menenteng box ayam goreng.Alice melihatnya sekilas lalu menarik napas panjang. Tiba-tiba saja ia teringat dengan Fien Clark yang memeluknya erat. Ia mulai meremang dengan apa yang baru saja ia sepakati. Ya, Alice sepakat untuk menjadi kekasih Fien Clark!"Kenapa? Kau tak suka?" Violet malah heran karena Alice terlihat murung."Vio, apa menurutmu Fien Clark orang jahat? Sebenarnya aku merasa takut sekarang ini.""Oh God, apa yang terjadi sebenarnya?" Violet mendekati Alice dan menatap tajam mata Alice."Fien Clark menyukaiku, ia menyatakan perasaannya dan memintaku menjadi kekasihnya. Apa ini
Tentu saja Eddie tak bisa menjawab apa yang Fien lontarkan kepadanya. Fernandez adalah orang yang lebih berkuasa dibandingkan Fien Clark sendiri. Bahkan ia tahu bagaimana Erick Davis mengalami kesulitan dimasa hidupnya dari sebab ayahnya tersebut.Segala kesuksesan yang diperoleh Erick Davis tak lepas dari tempaan keras Fernandez. Hampir bisa dikatakan Erick telah kehilangan masa kecilnya dibandingkan dengan Fien Clark yang hanya tahu bersenang-senang.Sekarang, keberuntungan itu kembali ke tangan Fien Clark karena seluruh yang Erick Davis usahakan jatuh ke tangan Fien Clark, bahkan gadis kekasih Erick pun berada dalam pelukan Fien Clark."Jadi, aku hanya berharap anda bisa mempertahankan perusahaan dan reputasi Anda, Tuan. Dengan begitu, ayah Anda akan bangga terhadap apa yang anda lakukan," kata Eddie pada akhirnya."Baik, persiapan sebuah pesta untuk aku mengatakan dengan terang kepada seluruh keluargaku dan juga kolegaku, aku ingin mereka tahu b
Tak berselang lama, Alice benar-benar telah sampai di ruangan kantor Fien Clark. Saat itu tatap mata Eddie sedikit tajam dan menyiratkan ketidak sukaannya dengan kehadiran Alice.Sementara Fien Clark membelai sisi rahangnya karena bahagia melihat gadis pujaannya datang."Maafkan aku karena datang terlambat," Alice meletakkan sebuah tas kecil dan duduk di hadapan Fien yang terus tersenyum kepadanya."Tak masalah, kau pasti sangat lelah. Aku akan memberimu kabar gembira," Fien mendekati Alice dan memberikan isyarat untuk Eddie keluar dari ruangannya."Benarkah? Kau selalu memberiku kejutan Tuan Fien, tapi kabar apa itu sebenarnya?"Fien menggenggam tangan Alice, ditatapnya gadis itu dengan cinta. Alice bisa merasakan hatinya berdebar tak menentu meskipun ia belum mendengar apa yang akan Fien katakan kepadanya.'Apa ini? Kenapa aku merasa telah berkhianat pada Erick?' Alice terus menguatkan perasaannya untuk tak terjatuh pada jerat cinta
Semua telah diputuskan. Alice tak mungkin mundur lagi. Ia berdiri dengan cemas menunggu Eddie menjemputnya dari sebuah salon kecantikan.Beberapa menit kemudian Eddie benar-benar datang dan memintanya untuk duduk di bangku belakang."Malam itu, tidakkah kau merasa ada sesuatu yang aneh?" Eddie membuka percakapan dengan Alice yang disibukkan dengan pemandangan di luar mobil.Hanya saja, ucapan Eddie menarik perhatiannya dan membuatnya waspada."Maaf?""Aku tahu siapa kau sebenarnya, tidakkah kau merasa malu?"Alice meremas kuat ujung gaunnya. Ia sadar hal seperti ini pasti akan terjadi."Apa yang mengganggumu, Tuan? Aku hanya bekerja dan melakukan yang seharusnya," bantah Alice.Eddie menatapnya dari kaca spion. Alice tak terpengaruh dengan sindirannya."Aku ingat malam itu Erick mengunjungimu diam-diam lalu kecelakaan itu terjadi," ujarnya."Apa maksudmu? Erick biasa minum kopi di kedai tersebut jauh sebelum aku bek
Grace bisa melihat sikap antipati Fien Clark kepadanya."Ah, pesta ini sangat meriah Fien," Grace berbasa-basi."Benar Grace, Fien telah memperkenalkan kekasihnya yang baru kepada kami. Bagaimana denganmu Grace, apakah kau datang dengan kekasihmu?" Lucy mencibir Grace, ia tahu bahwa Grace selalu terobsesi dengan Fien. Dan ia juga tahu bahwa ucapannya pasti sangat melukai Grace.Alice bisa merasakan bagaimana mereka bersitegang."Aku tak memiliki kekasih sekarang ini, Lucy. Itu karena aku bukan wanita murahan yang mudah jatuh cinta. Oh ya, siapa namamu?" Grace mengulurkan tangan kepada Alice."Alice," jawab Alice dengan senyuman."Kau sangat cantik, Alice. Kau membuat Fien Clark berubah begitu cepat," ujarnya."Ehm, itu tak benar, menurutku kau yang sangat cantik malam ini.""Fien, selamat atas hubungan kalian. Aku tak akan membuat kekasihmu salah faham, tapi setidaknya kita harus menjaga hubungan baik bukan?" Grace terus menjadi
Alice dalam pelukan Fien Clark menghadap ke sebuah danau kecil di sebuah ruangan besar. Mereka berada di sebuah Vila milik Fien Clark, tentu saja Vila tersebut adalah peninggalan mendiang Erick Davis."Maaf, aku tak bisa menemanimu tadi. Aku merasa letih dan ingin istirahat. Mungkin saja karena sepatu yang kupakai terlalu tinggi," sesal Alice."Tak masalah, aku memang sangat ingin berdua saja denganmu. Wangi rambutmu selalu membuatku rindu," ujarnya sambil menghirup aroma rambut Alice di pelukannya."Kalau begitu, kita akan mengobrol di sini?""Hmm, aku akan senang kalau kau mau bercerita tentang keluargamu," jawab Fien Clark dengan tangannya yang melingkar dari sisi belakang Alice."Kau yakin?""Kenapa tidak? Ini akan menjadi awal untuk kita saling mengenal.""Baik, tapi kau juga harus berjanji untuk bercerita tentang keluargamu.""Tentu, aku akan ceritakan tentang ibuku dan juga ayahku," ujarnya tanpa menyinggung tentang saud
Fien Clark menggenggam Alice karena melihat Alice khawatir."Jangan takut, Grace hanya bermain-main dengan Lucy karena Lucy juga sedikit keterlaluan kepadanya. Mereka terkadang saling menarik rambut," terang Fien."Hei, Grace adalah sesuatu, jangan pernah lengah," kata Lucy kemudian."Terimakasih Lucy, menurutku kau harus lebih menahan diri darinya daripada mengalami sesuatu yang membahayakan seperti ini," nasehat Alice pada wanita itu.Lucy malah terkekeh mendengarnya. Baginya Grace pantas mendapatkan ucapan kasar, mendengar ucapan Alice, Lucy yakin Alice tak tahu kalau Grace bisa membahayakan gadis itu."Baiklah, aku akan banyak menahan diri. Tapi, sebaiknya kau juga berhati-hati Alice, Fien Clark adalah segalanya bagi Grace, apa kau tak cemburu?" Lucy mulai memrovokasi Alice."Alice, Grace hanya mantan tunanganku, kau tak perlu takut dan kuatir. Lagipula Grace tak bertengkar denganmu," Fien Clark menenangkan Alice dan tersenyum pada mereka be