Share

Bab 2

Penulis: Natalie
Kilat merendahkan dan ketidaksenangan di mata pria itu sangat jelas terlihat. Sorot mata hitamnya memancarkan tatapan dingin yang seperti es.

Jessica dengan tenang menatap matanya.

Ini adalah suaminya. Namun, ketika dia menatapnya, tidak pernah ada secuil pun cinta.

"Bukankah ini bagus?"

Jessica mengangkat pandangannya, lalu berkata dengan nada acuh tak acuh, "Ricky suka didampingi Nona Sindy. Sebagai Ibu, kenapa aku harus membuatnya merasa nggak senang? Lagi pula, hari itu aku memang ada urusan."

Hari itu Jessica memang benar-benar ada urusan.

Identitas Pak Dany itu masih misterius. Jessica berjanji untuk menemuinya, tetapi keberadaannya harus dirahasiakan sepenuhnya.

Oleh karena itu, kartu ATM dan nomor telepon perlu diurus ulang.

Jessica tidak membuat keributan seperti biasa.

Namun, Calvin mengerutkan keningnya, menatap Jessica dengan tatapan tajam.

Jika ini biasanya, Jessica tidak akan pernah menyetujuinya. Dia sangat mementingkan identitasnya sebagai menantu Keluarga Wijaya. Jangankan lagi membiarkan Sindy menggantikannya pergi ke acara pertunjukan.

Apa lagi yang dia rencanakan?

Mata hitam pria itu berkilat sinis, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Baiklah. Jessica, jangan menyesalinya. Besok aku dan Sindy yang akan menemani Ricky ke acara pertunjukan."

Calvin ingin melihat apa lagi yang direncanakan Jessica!

Calvin berbalik kembali ke ruang kerja, menutup pintu ruang kerja dengan keras.

Ketika Ricky mendengar nama Sindy, dia juga mengerutkan kening. Dengan sikap seperti orang dewasa kecil, dia menatap Jessica dengan tidak senang.

"Ibu, Ibu sendiri yang setuju mengizinkan Bibi Sindy menemaniku pergi. Ibu nggak seharusnya bertengkar dengan Ayah."

Setelah berkata demikian, Ricky memeluk tas kecilnya, lalu melangkah kembali ke kamarnya sendiri. Alis dan mata anak itu sangat mirip dengan Calvin.

Kedua pintu itu tertutup rapat.

Di ruang tamu yang kosong, hanya tersisa Jessica sendirian.

Hati Jessica sudah mati rasa. Tidak ada sedikit pun rasa sakit atau kesedihan. Sebaliknya, dia merasa lega sepenuhnya.

Begini juga baik.

Dengan begini, Jessica bisa pergi dengan tenang.

Jessica tidak menghadiri acara pertunjukan di taman kanak-kanak. Keesokan harinya, dia kembali ke rumah tua Keluarga Sudarso untuk mengambil semua barang yang berhubungan dengan Calvin.

Dia sudah menyukai Calvin sejak SMA.

Pada saat itu, Keluarga Sudarso belum terpuruk, Jessica masih putri tertua Keluarga Sudarso. Namun, dia sudah mencintai Calvin dalam diam secara sepihak. Jessica juga diam-diam mengumpulkan banyak barang kecil milik Calvin.

Kancing dari kemejanya, pena yang pernah dia pakai, kertas ujian dengan nilai sempurna miliknya ....

Ada pula buku harian yang pernah Jessica tulis.

Kemudian, dia pun menikah dengan Calvin. Jessica tidak pernah mengunjungi rumah tua Keluarga Sudarso lagi, jadi barang-barang ini terus tersimpan di rumah tua.

Semua benda ini masih tampak sama, tetapi orangnya sudah berubah.

Jessica memikirkan cinta sepihaknya yang konyol dan keras kepala sejak umur 17 tahun itu.

Dia adalah orang yang sedikit canggung dalam hal perasaan.

Jessica yang canggung dan ceroboh, sering kali tidak akan menyerah sampai dia benar-benar membentur tembok.

Sekarang ketika memikirkan kembali setiap hal yang sudah dia lakukan, semuanya tampak seperti lelucon.

Jessica menyimpan semua ini bersama dengan barang-barang yang dia bersihkan kemarin di loteng.

Setelah meninggalkan Kota Barna, dia mungkin tidak akan kembali lagi untuk waktu yang lama.

Rumah tua ini menyimpan semua luka batin Jessica dulu, juga membuatnya benar-benar menyadari kesalahannya.

Jessica baru meninggalkan rumah tua pada sore hari.

Di tengah jalan, Rowan meneleponnya, menyuruhnya datang untuk mengonfirmasi rincian pembatalan.

Kebetulan sekali, lokasi rumah Rowan berada di dekat taman kanak-kanak Ricky.

Ketika Jessica tiba, acara pertunjukan di taman kanak-kanak baru saja selesai.

Ada banyak wartawan mengepung di gerbang taman kanak-kanak. Semua orang memusatkan perhatian pada Calvin.

"Pak Calvin, apakah Nona Sindy adalah istri yang kamu nikahi diam-diam selama bertahun-tahun ini? Dulu beredar kabar kalau Nona Sindy pergi ke luar negeri demi mengejar mimpinya, jadi kalian berdua berpisah karena hal itu. Sebenarnya, apakah kalian berdua selama ini sudah menikah diam-diam?"

Taman kanak-kanak tempat Ricky bersekolah adalah taman kanak-kanak elit. Khusus untuk acara pertunjukan, mereka memang sengaja mengundang media. Tanpa diduga, kemunculan Calvin bersama Sindy menarik perhatian media.

Dulu, Jessica dan Calvin menikah diam-diam.

Calvin tidak menyembunyikan keberadaan Ricky, tetapi orang-orang di Kota Barna jarang ada yang mengetahui siapa istri Calvin yang sebenarnya.

Hari ini adalah pertama kalinya Calvin membawa seorang wanita untuk menghadiri acara pertunjukan putranya.

Selain itu, hubungan Sindy dan Calvin juga cukup dekat.

Tidak heran jika wartawan memikirkan hal ini.

Tak jauh dari sana, pandangan Jessica jatuh pada Calvin.

Calvin pernah meyakini bahwa dulu Jessica hamil di luar nikah hanya untuk bisa menjadi menantu Keluarga Wijaya, sengaja merencanakan semuanya. Oleh karena itu, Calvin tidak pernah mengakui identitasnya.

Namun, hari ini ketika menghadapi kecurigaan wartawan, wajah pria itu sedikit dingin, dia seperti mengerutkan keningnya.

Calvin baru saja akan mengatakan sesuatu, tetapi Sindy yang ada di sampingnya tiba-tiba menggigit bibir. Dia berkata dengan malu-malu, seperti menolak, tetapi sebenarnya menerima.

"Ini urusan keluarga Calvin. Hari ini kami datang untuk menonton pertunjukan Ricky. Tolong semuanya fokus pada pertunjukan anak-anak."

Para wartawan yang hadir di sana adalah orang-orang yang pintar. Mereka langsung mengerti.

Nada bicara Sindy itu jelas-jelas menunjukkan bahwa dia menganggap dirinya sebagai nyonya rumah.

Calvin sedikit mengerutkan kening. Namun, pandangannya jatuh pada Jessica yang ada di kejauhan. Dia tampak sedikit terkejut.

Berbeda dengan penampilan biasanya yang tidak berdandan, Jessica tampak mengenakan gaun panjang berwarna hijau tua. Riasannya rapi, rambutnya yang keriting panjang terurai ke belakang. Dia hanya memakai jepit rambut mutiara sederhana.

Bibir merah dan rambut hitam itu tampak menawan.

Setiap senyuman dan kerlingan mata, semuanya tampak anggun mempesona.

Calvin tiba-tiba teringat. Dulu Jessica memang terkenal sebagai wanita cantik di Kota Barna.

Hanya saja, sejak menjadi menantu Keluarga Wijaya, dia jarang berdandan seperti ini.

Sekretaris Calvin segera datang untuk membubarkan media.

Setelah kerumunan bubar, Sindy juga memperhatikan Jessica.

Matanya berkilat sekilas. Kemudian, dia menggandeng Ricky bersama Calvin, lalu berjalan ke arah Jessica.

Mereka bertiga benar-benar seperti sebuah keluarga.

Sebaliknya, Jessica yang lebih seperti orang luar.

Jessica melihat adegan ini dengan ekspresi tenang.

Tak lama kemudian, Sindy menyibakkan helaian rambut di telinganya, lalu menjelaskan dengan elegan dan nada tak berdaya.

"Nona Jessica, maafkan aku. Tadi media mendesak untuk bertanya, jadi ini mungkin akan menimbulkan gosip yang nggak baik. Aku terpaksa berbicara begitu untuk mengusir media. Nona Jessica nggak keberatan, 'kan?"

Calvin mengamati Jessica sambil mengerutkan kening, suaranya terdengar dingin, "Sindy juga nggak ingin menimbulkan keributan. Kalau bukan karena kamu yang menghindar, hari ini nggak akan terjadi hal seperti ini ...."

Bahkan Ricky juga mengerutkan wajah kecilnya, lalu berkata dengan ragu-ragu, "Ibu, Bibi Sindy juga melakukan ini demi kebaikan kita."

Jessica hari ini tampak berbeda dari biasanya, sepertinya dia menjadi lebih cantik dan memesona. Namun, orang yang paling Ricky sukai adalah Sindy. Dia tidak akan membiarkan Jessica menindas Sindy.

Ketika Sindy mendengar ini, matanya berkilat, sudut bibirnya melengkung ke atas.

Awalnya, dia mengira Jessica tidak akan bisa menahan diri, lalu akan mengatakan sesuatu.

Tanpa diduga, detik berikutnya Jessica hanya mengangkat pandangannya, tiba-tiba tersenyum simpul. "Aku nggak keberatan, tapi aku hanya takut media akan salah paham. Aku takut pengaruhnya nggak akan baik untuk Nona Sindy dan Ricky."

Sebenarnya, Jessica sudah tidak peduli dengan gelar sebagai menantu Keluarga Wijaya.

Hanya saja, yang palsu akan tetap palsu.

Jika media menggali lebih dalam, mereka akan menemukan bahwa jejak Sindy dan waktu kelahiran Ricky tidak sesuai.

Sindy terdiam sejenak. Sementara itu, Calvin yang ada di samping malah mengerutkan kening dengan lebih erat. Ada perasaan aneh dan panik yang muncul di hatinya.

Calvin mengira, kemarin Jessica sengaja merajuk.

Tanpa diduga, meskipun media sudah salah paham tentang hubungannya dengan Sindy, Jessica juga tidak membuat keributan.

Ada apa dengan Jessica?

"Cukup sampai di sini saja, aku masih ada urusan. Aku akan pergi terlebih dulu. Terima kasih untuk kerja keras Nona Sindy hari ini."

Jessica menarik pandangannya sambil berkata dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia melihat kembali pose keluarga beranggotakan tiga orang yang sengaja dibuat Sindy.

Calvin dan Sindy mengenakan pakaian pasangan.

Putranya mengenakan pakaian versi anak-anak. Ricky mendongak, menatap Sindy dengan penuh ketergantungan dan kasih sayang.

Jessica menundukkan pandangannya.

Sindy menginginkan suami dan putranya, 'kan?

Kebetulan sekali.

Jessica akan mengabulkan keinginannya.

Setelah pergi, posisi istri Calvin akan kosong dengan sendirinya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 100

    Calvin mengernyit, suaranya dalam dan berat saat berkata, "Tapi, di hatiku cuma ada kamu."Begitu kalimat itu keluar, Jessica tiba-tiba tertawa.Tawa di dalam ruangan makin keras, membuat ekspresi Calvin tampak khawatir. Dia menatap Jessica dengan cemas.Beberapa detik kemudian.Jessica menyeka air mata di sudut matanya, lalu membuka mulut, mengucapkan setiap kata dengan tegas."Di hatimu benaran cuma ada aku atau cuma karena sifat posesifmu?"Selama tujuh tahun menikah, berapa kali Calvin lebih memilih Sindy daripada dirinya?Sekarang, masih bisa-bisanya pura-pura sangat cinta?Jessica menyunggingkan senyum tipis, lalu berbalik pergi tanpa menoleh sedikit pun.Calvin sempat mengulurkan tangan, tetapi matanya penuh penyesalan.Melihat sosok ramping itu benar-benar menghilang dari pandangan, dia berdiri terpaku dan tak bisa bergerak.Sementara itu.Cahaya pagi menembus jendela dan jatuh ke dalam kamar.Setelah Jessica kembali, dia mendapati Ella sudah terbangun.Gadis itu menatap kosong

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 99

    Calvin mendengar pertanyaan Ricky. Gerakannya sempat terhenti sejenak, teringat akan sikap dingin Jessica kemarin.Karena insiden pura-pura sakit waktu itu, dia tahu Jessica sudah kehilangan kepercayaan pada mereka berdua.Namun.Saat menatap mata Ricky yang penuh harap, Calvin membuka mulut, suaranya agak serak."Ricky, Ayah akan cari cara."Ricky menunduk kecewa karena tak mendapat jawaban pasti.Beberapa saat kemudian.Ricky berkata dengan lirih, "Sayangnya, aku nggak ketemu kunang-kunang."Mendengar itu, ekspresi Calvin langsung dingin. Nada suaranya tegas saat dia berujar, "Lain kali kamu nggak boleh pergi sendiri ke tempat berbahaya. Paham?"Ricky memalingkan wajahnya. Dia menggumam."Tapi, aku mau tangkap kunang-kunang buat Ibu. Kalau Ibu senang, dia mau ajak aku ke taman hiburan. Ayah 'kan sibuk terus, makanya aku pergi sendiri."Kelopak mata Calvin sedikit berkedut. Hatinya campur aduk antara lelah dan perih. Dia hendak bicara saat tiba-tiba ….Tok, tok!Terdengar ketukan pint

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 98

    Jessica bisa memahami perasaan Dany saat ini. Dia mengangguk ringan dan berkata dengan suara pengertian."Ya, kalau butuh bantuan, bilang saja."Setelah Dany pergi, suasana di sekitar langsung hening.Kamar rumah sakit ini cukup luas. Selain ranjang tempat Ella berbaring, di sebelahnya juga ada satu ranjang lipat untuk pendamping.Jessica berencana bermalam di sini malam ini. Dia merogoh saku, hendak mengambil ponselnya, tetapi malah menemukan dua ponsel.Ternyata, saat buru-buru keluar tadi, dia tak sengaja membawa ponsel milik Ella.Tring!Suara notifikasi pesan tiba-tiba terdengar.Jessica melirik ke arah Ella yang tertidur pulas, lalu tanpa sadar matanya menatap ke layar ponsel yang menyala."Kematian Soni itu salah kamu!""Kalau saja kamu nggak minta putus, dia nggak akan nekat bunuh diri.""Kamu masih bisa hidup setelah semua itu?"…Mata Jessica membelalak, pupil matanya menyempit. Melihat pesan-pesan jahat itu, rasa penasaran yang selama ini dia simpan akhirnya terjawab.Pantas

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 97

    Jessica mengernyitkan dahi. Begitu melihat Calvin, reaksi pertamanya adalah menghindar. Dia tak ingin terlibat urusan apa pun lagi dengan mereka.Namun.Tepat saat itu, Calvin seperti menyadari keberadaannya, lalu menoleh dan melihat ke arahnya.Pandangan mereka bertemu. Tatapan mereka saling mengunci.Sorot mata Calvin agak cerah. Dia melangkah cepat mendekat, suaranya terdengar agak terkejut."Jessica, kamu juga di sini?"Lalu, ekspresinya berubah jadi cemas dan perhatian."Ada apa? Kamu sakit?"Jessica menatapnya dingin, menggeleng pelan. Dia menjawab, "Terima kasih atas perhatian Pak Calvin. Aku baik-baik saja."Calvin menghela napas lega, tetapi melihat sikap dinginnya, hatinya terasa sesak.Suasana mendadak jadi canggung.Jessica menatap mereka berdua dengan sorot dingin, lalu berbalik hendak pergi. Namun, Calvin tiba-tiba menarik pergelangan tangannya."Jessica, dengar dulu penjelasanku."Ekspresinya penuh keteguhan. Dia langsung menumpahkan semua yang belum sempat dikatakan di

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 96

    Wajah Ella pucat seperti kertas, tubuhnya sedingin es, dan dia sudah pingsan karena kehilangan terlalu banyak darah.Dany langsung menggendongnya dan melangkah cepat menuruni tangga, sementara Jessica memungut ponselnya dan segera menyusul.Tak lama, mereka tiba di rumah sakit. Ella langsung dibawa ke ruang gawat darurat.Di lorong rumah sakit.Jessica menunduk. Ekspresinya penuh penyesalan dan rasa bersalah. Nada suaranya terdengar berat."Ini semua salahku. Kalau saja aku lebih cepat menyadari perubahan suasana hati Ella, semua ini pasti nggak akan terjadi."Beberapa hari ini, dia terlalu sibuk menyelidiki masalah Keluarga Sudarso, ditambah Ella memang sudah lama tidak kambuh, makanya Jessica menjadi lengah.Namun, Dany sama sekali tidak menyalahkannya. Dia mengepalkan tangan dan memukulkannya ke dinding dengan keras, seolah tak merasakan sakit sedikit pun."Ini bukan salahmu. Aku juga gagal jadi seorang kakak."Suaranya serak, penyesalannya sama dalamnya dengan Jessica.Namun.Karen

  • Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica   Bab 95

    Ricky terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat dan mulutnya terus bergumam."Ibu."Calvin mengernyit. Hatinya ikut teriris. Dia mencoba menenangkannya."Ricky, kalau kamu sembuh, Ayah akan ajak kamu ketemu Ibu, oke?"Mendengar itu, Ricky pun berhenti rewel. Dia memejamkan mata dan tertidur lelap.Sindy menggigit bibir bawahnya.Anak tak tahu terima kasih ini … Dia sampai rela mempertaruhkan nyawa demi menemani anak itu cari kunang-kunang ke luar kota, tetapi yang ada di kepala anak itu tetap saja Jessica.Dia berpikir sejenak, merasa tak terima begitu saja, lalu mulai menjelekkan Jessica di depan Calvin."Calvin, Nona Jessica benar-benar kejam. Dia memanfaatkan kerinduan Ricky padanya buat mendorong Ricky melakukan hal berbahaya begitu."Begitu kata-kata itu meluncur, suasana di dalam kamar seketika membeku.Calvin mengerutkan kening lebih dalam. Dia berkata dengan nada tak senang, "Jessica bukan orang seperti itu. Ini pasti ada kesalahpahaman. Aku nggak mau dengar ucapan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status