“Cinta datang tak terduga, dari pertemuan yang kurang baik sampai akhirnya takdir menyatukan kita. Terima kasih telah bersedia menjadi milikku. Memilihku menjadi pelengkap hidup mu. Tempat bersandarku baik suka maupun duka.dengan caramu kau robohkan dinding yang ku buat selama ini. Kau menyentuhku dengan caramu. Cintamu meluluhkan hatiku. Semoga tuhan menjaga cinta kita, tak tergoyahkan meskipun ada badai yang akan menerpa cinta kita. Aku mempercayaimu dengan setulus jiwa ku. Jaga kepercayaanku. Jangan sampai kau rusak kepercayaan yang aku berikan. Aku akan meninggalkanmu jika kepercayaanku kau hancurkan. Meskipun kau mencariku sampai ujung dunia, kau tak akan pernah bisa menemukanku kembali”. Ucap Naraya dengan tetap bersandar pada dada Arsenio. Ungkapan hati Naraya yang didengarkan
Camparino in Galleria-Gallery Vittorio Emanuele,Milan,Italia20:00 PM Galleria Vittorio Emanuele II adalah pusat perbelanjaan aktif tertua di Milan, Italia. Bertempat di sebuah gang beratap ganda
Milan,Italia06:00 PM
Arabelle Pov_ Menjadi putri tunggal dan pewaris Wijaya Grup menjadikan Hidup Arabelle layaknya seorang putri, dengan segala bentuk fasilitas dan kemewahan yang ia miliki.Tapi Bukan Arabelle namanya klo tidak bisa keluar dari sangkar emas dan memilih hidup sendiri di apartemen pribadinya.
Perasaan apakah ini yang aku rasakanJantung ku berdebar sejak pertama aku memandang manik hijau itu,Sorot mata yang penuh ketegasan,tapi terlihat begitu banyak luka yang terpendam,mata yang membuat ku ingin selalu memandang setiap inci wajahnya.
"Mama jangan pergi, jangan pernah tinggalin Sean Ma, Sean masih butuh Mama," rancau Sean dalam tidurnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut kehilangan sang Mama.Arsenio membuka pintu kamar putranya, saat mendengar suara rin
Malam semakin terasa mencekam di depan ruang operasi, semua keluarga berkumpul menunggu Naraya yang masih ada di meja operasi, selama 6 jam lebih, dokter belum keluar dari ruang operasi, cuma perawat yang keluar masuk membawa peralatan ke ruang operasi. Semua merasa was-was memikirkan keselamatan Naraya. Terlebih lagi Sean. Sean cuma bisa menatap ruang operasi dengan mata nanar. Memikirkan Mamanya