/ Romansa / How Could We Go Wrong? / Chapter 7 - Cooking!

공유

Chapter 7 - Cooking!

작가: Putri Wahyuni
last update 최신 업데이트: 2021-09-20 15:52:03

Alana dan Alan tampak tengah menikmati waktu mereka berdua dengan memasak bersama. Ketika Alana tengah memotong sayur-sayuran, Alan pun memeluk Alana dari belakang "Nih pake tepung dulu biar makin cantik Mbak-nya." Alan mengusap wajah Alana dengan tangannya yang menggenggam tepung.

"Kayak gini ya ternyata kelakuan manager PT. Industri Jaya?" Alana mengucapkannya dengan sangat kesal

"Hahaha, ih gak profesional ih bawa-bawa profesi." Ucap Alan dengan tertawa geli.

Alana memberikan senyuman yang terlihat menyimpan dendam kepada Alan "Ya udah kamu duduk aja gih. Jangan ngeganggu."

"Yee marah." Ucap Alan terkekeh lalu berjalan menuju meja makan, Alana tiba-tiba mengikutinya dari belakang dengan menggenggam tepung di tangannya.

Karena Alana hanya setinggi dada Alan, Alana harus menjinjit untuk mengusap tepung di wajah Alan. Namun, Alana ketahuan dan Alan menggendong tubuh Alana kemudian meletakkan tubuhnya di atas meja makan "Kamu mau ngapain?" Tanya Alan sembari mengangkat alisnya.

"Mau ambil minum. Awas ih aku mau turun!!"

"Itu di tangan kamu apa?" Alan menunjuk ke kedua tangan Alana dan memberikan senyuman yang licik kepada Alana

"Ga ada apa-apa." Jawab Alana kikuk.

"Yakin?" Tanya Alan sembari menangkup pipi Alana

"Yakin. Udah ih aku mau ambil minum." Alana menolehkan wajahnya dari hadapan Alan

Alan pun membawa wajah Alana kembali menatapnya "Aku tau loh di tangan kamu itu tepung. Kamu mau balas dendam?"

Saat Alan lengah dan fokus menatap dan menangkup wajah Alana, Alana langsung memberikan tepung ke wajah Alan "Ya udah nih tepungnya." Alana bergegas berlari namun di tahan oleh tubuh Alan.

"Mau lari kemana, Al?" Ucap Alan yang masih menahan tubuh Alana, dia pun tiba-tiba mengecup bibir Alana sampai mereka terlihat keasyikan bercumbu.

tik... tok... tik... tok...

Saat mereka tengah asik bercumbu, seketika tercium bau gosong dari arah dapur mereka berdua dan sontak Alana melepaskan bibirnya dari kecupan Alan "Alan, masakan kita gosong?" Alana membelalakkan mata kehadapan Alan dan mereka berdua pun bergegas menuju ke dapur.

"Yaahhh. Gosong!! Gimana dong." Alana sangat kecewa karena dia sudah sangat lelah memasak masakan kesukaan Alan.

"Yaudah kita masak lagi." Alan menjawab dengan gampang.

"Iya gapapa sih masak lagi. Bahan-bahannya kita beli dulu karna udah abis, terus sekarang udah jam setengah dua belas. Kalo masak lagi yang ada kita makan jam tiga sore." Ucap Alana kesal

"Jangan marah, Al."

"Aku gak marah, kok. Cuma kesel aja."

"Hmm, kita pesen makanan aja, yuk. Aku pesenin. Kamu mau apa?"

"Terus gak jadi masak dong?" Alana memberikan ekspresi wajah murung kepada Alan

"Besok kita masak lagi, ya. Kan besok minggu."

"Hmm ya udah deh."

***

Sembari menunggu makanan yang di pesan oleh Alan. Mereka terlihat tengah menonton serial tv favorit mereka berdua "Alan, Kapan-kapan kalo weekend kita liburan keluar kota, yuk. Bandung atau Yogyakarta"

"Hmm. Oke sih. Nanti yaaa." Ucap Alan sembari mengacak-acak rambut Alana.

"Kapan?" Tanya Alana menuntut seperti anak kecil

"Kalo kerjaan aku udah free. Bulan ini aku masih banyak banget kerjaan, Al. Kita pasti bakal liburan, kok." Jawab Alan sembari memberikan kecupan kecil di kening Alana.

"Oke deh." Alana memberikan senyuman.

"Soon, kita akan ke Yogyakarta bareng." Alan memastikan dan menggenggam tangan Alana

"Kenapa Yogyakarta?" 

"Karna tadi kamu nyebut Yogyakarta. Aku juga udah kangen sama Jogja, terakhir aku di Jogja pas ada project tahun yang lalu."

"Oh iya kamu kan pernah tinggal hampir satu tahun disana karna megang project perusahaan. Aku baru inget." Jawab Alana sembari menganggukkan kepalanya.

"Sabar dulu, ya. Semoga kerjaan dan meeting aku kelar bulan ini." Jawab Alan dan Alana hanya mengangguk.

"Kamu udah pernah ke Jogja?" 

"Udah sih sekali doang." Ucap Alana santai

"Kemana aja kamu selama di Jogja?"

"Ke Candi Borobudur sama ke Alun-Alun Jogja."

"Itu doang?" Tanya Alan terkejut

"Iya. Emang kenapa?" Jawab Alana heran.

"Kamu ke Jogja liburan atau study tour?" Tanya Alan mengolok dan tertawa terbahak-bahak

"Ngeledek lagi, ya, Pak? Iya-iya yang pernah tinggal di Jogja. Ledekin aja terus."

"Hahaha. uuuu jangan ngambek. Sini sini aku peluk." Alan memeluk Alana dan menenggelamkan wajahnya ke dada Alan "Jogja itu kota yang indah dan asri banget. Ntar pas kita ke Jogja aku bakal ajak kamu keliling Jogja sepuasnya." Sambung Alan. 

Tiba-tiba ponsel Alan pun berbunyi "Al, makanannya udah sampe, aku ambil dulu, ya."

***

Kringgg… Kring…

Alan membuka matanya perlahan saat mendengar alarm-nya berbunyi. Seketika dia pun meraih ponselnya yang berada di atas meja dan mematikan bunyi alarm itu. Sebelum beranjak bangun, Alan menatap Alana yang masih tertidur pulas. Alan bergegas duduk dan mencium dahi alana sebelum berjalan ke kamar mandi tanpa dibaluti pakaian. Ya, Mereka baru saja berbagi malam yang penuh gairah bersama. Selama dua minggu Alan dan Alana memutuskan untuk tinggal bersama, Alan pada akhirnya sudah bisa memiliki tubuh Alana sepenuhnya.

Alan menghidupkan shower-nya karena dia harus pergi ke kantor lebih awal. Sementara Alana terbangun saat mendengar suara shower dari kamar mandi. Ya, Alan memang tidak pernah menutup pintu kamar mandinya saat sedang mandi. Alana bergegas bangun dan menyusuli Alan ke kamar mandi tanpa dibaluti pakaian.

“Dasar Alan curang! Udah bangun tapi gak ngasi tau.” Ucap Alana kesal saat Alan tengah mengguyur dirinya dengan shower.

Alan tertawa kecil melihat Alana kesal seperti itu “Maaf, Alana. Aku harus pergi ke kantor lebih cepat hari ini. Sementara kamu masih keliatan nyenyak banget tidurnya.” Jelas Alan kemudian dia pun menarik tangan Alana kedalam pelukannya “Ya udah kita mandi bareng. Jangan ngambek.” Sambung Alan. Mereka pun akhirnya mengguyurkan diri mereka bersama-sama dibawah shower.

Setelah mereka selesai mandi, Alan mengganti bajunya dengan kemeja biru dongker dan celana berwarna cream. Sementara Alana memakai dress berwarna hitam yang panjangnya hanya selutut. Kemudian Alana pun memakai blazer berwarna coklat susu agar lebih terlihat formal.

"Kita pergi kerja bareng, kan?" Alan bertanya pada Alana.

"Sure!" Jawab Alana menyetujui sembari memakai high heels-nya

Okay. First thing first, kita breakfast dulu, ya. Aku laper.” Ucap Alan sembari memanyunkan bibirnya.

“Iya. Aku juga, nih. Tapi kita breakfast di mobil ya kaya biasa.” Pinta Alana dan Alan pun mengangguk.

Beberapa hari ini Alan dan Alana sudah terbiasa pergi ke kantor bersama saat Alan harus menghadiri meeting mingguan di kantor Alana. Bahkan mereka pun selalu menghabiskan waktu untuk sarapan bersama di mobil sebelum mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing di kantor.

Kali ini Alana terlihat sudah sangat candu kepada Alan. Ya, Sepanjang malam Alana selalu menunggu dan menginginkan Alan untuk memeluknya dengan lengannya yang kuat saat Alan masih belum tiba di apartemen. Sementara Alan diam-diam sudah sangat terbiasa melakukan rutinitas itu kepada Alana.

Alana benar-benar jatuh cinta dengan Alan. Pria itu sudah merebut hati Alana. Setiap kali Alana berada di samping Alan, detak jantungnya tak beraturan. Saat Alan menjauh, Alana merasa ada yang hampa dengan hidupnya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • How Could We Go Wrong?   Extra Part

    Enam tahun kemudian..."Aileen... Banguuuun." Alana membangunkan Aileen, anak pertamanya, dengan memakai daster dan roll di rambutnya.Alana kemudian bergegas menghampiri Alan yang masih tertidur pulas di kamar "Sayang, bangun.""Sebentar sayang." Ucap Alan dengan matanya yang masih tertutup. Alan pun seketika meraih Alana dan menenggelamkannya di tubuhnya yang kekar."Iiihh jangan di peluk. Nanti rambut aku rusak." Ucap Alana kesal."Oh gitu?" Tatap Alan sinis"Ng-gak." Alana tahu sekali jika dia mengomentari Alan, Alan akan membuatnya tambah kesal"Tadi ngomong apa sayang? Ngomong apa?""Ih jangan kaya gitu. Rambut aku udah di catok." Ucap Alana murung dan memanyunkan bibirnyaAlan meraih bibir bawahnya dan melumatkannya dengan pelan "Udah jangan cemberut." Alan pun mengacak rambut Alana dan membuat rambutnya menjadi berantakan"Maaasssss!! Kan aku udah bilang jangan di rusakin rambutnya." Ucapnya

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 39 - Honeymoon

    Dua pasangan yang awalnya berbagi luka pada akhirnya bersatu kembali. Alana tak pernah menyangka pertemuannya dengan Alan di aplikasi kencanonlinewaktu itu ternyata malah membawa mereka sampai ke jenjang pernikahan. Apa pun yang di lakukan Alana, tak peduli dia merubah penampilannya, pendidikan dan bahkan kehidupannya sekali pun. Kenangan yang dia ciptakan bersama Alan selalu menemaninya kemana pun dia pergi. Begitu juga dengan Alan. Tak peduli dua tahun Alana meninggalkannya dan pernah membencinya, dia tak akan pernah menyerah memperjuangkan cintanya bersama Alana, wanita yang dia butuhkan. Hari ini, mereka sedang menikmati momenhoneymoondi Bali. Ya, keluarga Alan dan Alana sudah mempersiapkanhoneymoonsejak mereka menggelarkan acara pernikahan. Orangtua mereka memesanprivate villadi daerah Badung dengan fasilitas yang sangat mewah. Masing-masingprivate villa&nb

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 38 - Aldo & Paula

    Aldo terlihat menghampiri Alana di dapur saat Alana tengah sibuknya memotong beberapa sayur-sayuran seorang diri. “Cieee… Ada yang mau honeymoon nih bentar lagi.” Ucap Aldo kepada Alana memberikan candaan sembari mengambil satu buah apel yang berada di hadapan adiknya itu. “Iya dong! Iri ya?” Sindir Alana saat dia tengah asik memotong sayur-sayuran. “SORRY! NO TIME FOR LOVE!” Ucap Aldo sombong “Ouchh!!!” “Mas Aldo… Aku mau nanya deh. Boleh?” “Hahahahahaha. Baru juga nikah udah berubah aja nih adek gue. Ya kalo mau nanya mah nanya aja. Biasanya juga kamu gak minta izin dulu.” Ucap Aldo keheranan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. “I-i-iya, sih.” Ucap Alana kikuk “Aku mau nanya hubungan Mas Aldo sama Mbak Paula sih.” Jawab Alana sembari menggigit bibir bawahnya. Seakan merasa tidak enak bertanya akan hal ini. “Hmm--- Aku cuma bingung aja. Kalian kan pacaran udah lama banget, Mas. Bahkan se

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 37 - Menikah

    Acara pernikahan di gelar di salah satu hotel yang berada di Jakarta. Alana memakai gaun berwarna cream dan Alan pun memakai Jas dan celana dengan warna yang sesuai dengan dress Alana.Pernikahan yang digelar oleh Alan dan Alana benar-benar terlihat mewah.Semua sudut ruangan di beri dekorasi yang benar-benar memadu padankan barang-barang mewah namun terkesan elegan.Semua rekan kerja Alan maupun Alana tampak menghadiri acara pernikahan mereka seperti Ezra, Farhan, Lita dan Sanjaya."Alanaaaa!!" Teriak Tasya yang ikut menghadiri pernikahan Alan dan Alana dengan seorang bayi yang sedang berada digendongannya dan juga suami Tasya yang berada di sampingnya."Hei, Sya. Thanks ya udah dateng." Ucap Alana sembari memeluk Tasya"Tasya, Alana." Lily pun terlihat menghampiri mereka di tempat pelaminan."Wah darimana aja lo? Suami lo mana?" Tanya Tasya ke Lily"Suami gue gak bisa dateng, dia keluar negeri urusin bis

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 36 - Pre-Wedding

    Satu bulan kemudian… Beberapa minggu lagi Alan dan Alana akan sah menjadi sepasang suami istri dimata hukum, negara, dan agama. Ya, Farhan sudah memberikan tahu pihak keluarga Alan dan Alana bahwa Alan sudah mulai bisa menghadapi kejadian trauma dan mengontrol pikiran-pikirannya ketika kejadian trauma itu kembali lagi dalam kehidupannya. Artinya pria itu sudah dinyatakan pulih oleh Farhan. Dengan hasilnya yang dinyatakan pulih, Alan pun bergegas untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Alana seperti yang sudah di janjikan sebelumnya. Saat ini pun mereka tengah sibuk mempersiapkan acara pernikahan dimulai dari design baju pengantin, diskusi bersama wedding organizer, bimbingan pranikah bersama Farhan, serta foto pre-wedding untuk mengabadikan momen indah Alan dan Alana. “Alan… Kalau dress model ini bagus, gak?” Tanya Alana yang tengah memakai gaun berwarna cream untuk pesta pernikahannya. Ya, saat ini

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 35 - Hello Again Jtown!

    Tok… tok… tok… Alana terbangun saat mendengar pintu apartemennya diketuk dari luar. Seketika dia pun berjalan dengan melas untuk membuka pintu dengan matanya yang masih menyipit. Cklek! Seketika Alana melihat bouquet bunga bertuliskan ‘Selamat datang di Jakarta, calon istriku yang cantik’ di depan pintu dengan Alan yang memegangnya. “Loh… udah kelar meeting-nya?” Tanya Alana dengan masih menyipitkan mata, kemudian dia pun kembali masuk ke dalam apartemen di ikuti oleh Alan dari belakang. “Sayang, ini udah jam tujuh malam.” “Ha? Serius?” Seketika Alana menoleh dan membelalakkan matanya kepada Alan. Alan pun hanya mengangguk sembari meletakkan bouqet bunga-nya di atas meja. “Wah tadi nyampe jam setengah dua siang langsung tidur gak bangun-bangun sampe sekarang.” Gumam Alana yang tengah membaringkan dirinya di atas sofa. Seketika Alana pun terduduk dan memegang perutnya “Sayang aku belu

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status