AUTHOR POV
Malam semakin larut, Farez belum juga tertidur. Padahal besok pagi-pagi sekali dia harus pergi ke kantor. Malahan sekarang ini laki-laki itu berada di balkon kamar sembari menatap bulan dan bintang yang berada di langit sana.Istrinya sudah tidur terlebih dahulu, sementara dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan percakapan padi antara ia dan juga Diana sewaktu di ruang keluarga. Keluarganya terus mendesak dirinya untuk segera memiliki anak supaya marga Mahatama bisa diteruskan.Bahkan keluarganya sendiri tidak mau mengerti bagaimana keadaannya, mereka berpikir istrinya tidak mau memiliki anak. Padahal mati-matian ia juga Diana berjuang supaya diberikan anak oleh Tuhan. Tujuannya menikah dengan Diana itu karena cinta, dirinya tidak ingin istrinya itu tertekan karena permintaan dari keluarganya.Selamat bertahun-tahun dirinya menjauh dari keluarganya. Tiba-tiba saja ia teringat dengan kejadian 3 tahun yang lalu antara dirinya dan juga Yumna. Setelah diselidiki ternyata ada yang sengaja menaruh obat perangsang di minuman yang ia minum.Tetapi yang dirinya ingat ia tidak benar-benar merenggut kesucian dari Yumna. Jadi menurutnya perempuan itu tidak akan memiliki anak dari dirinya. Setelah kabar bahwa perempuan itu kembali ke kantornya ia mulai menyelidiki kehidupan perempuan itu. Tidak ditemukan tanda-tanda bahwa dia memiliki anak hasil dari hubungan pada malam pesta itu.Kalaupun memiliki anak, ia tidak bisa bertanggung jawab dikarenakan ia tidak hubungan rumah tangga antara dirinya dan juga Diana hancur karena orang ketiga. Tetapi bagaimana jika Yumna waktu itu hamil? Dokter mengatakan yang tidak bisa hamil itu Diana karena faktor keturunan.Orang-orang juga menyarankan dirinya untuk menikah dan menjadikan perempuan lain sebagai istri keduanya. Itu tidak menutup kemungkinan bahwa ia menanam benih di perut Yumna. Tetapi ia tidak berharap itu terjadi. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar dan ada seseorang menelepon dirinya dengan nomor yang tidak dikenal."Farez, semua itu sudah 3 tahun berlalu tapi kok masih belum mengetahui bagaimana kebenaran dari kejadian itu. Ternyata kau memang tidak sepintar yang orang-orang kira. Bahkan kau mencoba menutup lubang yang telah kau gali sendiri!" ujar seseorang itu dari balik telepon sana."Siapa dirimu?! Apa maksudmu mengatakan itu kepada saya?!""Kau tidak perlu tahu siapa diriku. Yang jelas masih banyak hal yang tidak kau ketahui. Istrimu itu mandul dan dia tidak akan bisa memiliki anak!""Jaga bicara mu!"TitTitTitSambungan telepon itu dimatikan secara sepihak. Farez mengepalkan tangannya, ia tidak terima dengan apa yang orang itu Katakan apalagi sampai menjelek-jelekan orang kesayangannya yaitu istrinya. Farez menyuruh asistennya untuk mencari tahu siapa orang dibalik nomor itu. Lihat saja, ia tidak akan membiarkan dia bersenang-senang setelah apa yang dia lakukan.***Sekarang waktunya jam makan siang, Yumna bersama dengan Tika dan Mario memutuskan untuk pergi ke cafe yang lokasinya terdekat dari kantor untuk makan siang. Mereka hanya pergi bertiga saja karena karyawan yang lain maunya beli makanan lewat online saja."Tik, gimana sekarang nasib sekretaris baru, Pak Farez?" tanya Tika."Sebenernya sih udah dari 2 bulan yang lalu dipecah dan selama ini yang menggantikan pekerjaan sekretaris itu aku sebenarnya. Karena Pak Farez nggak mau terima orang lagi, katanya sih nggak cocok dan maunya sama karyawan yang lama aja. Tapi emang benar sih, nggak ada yang bisa kerja secepat kamu. Makanya waktu kamu bilang ada lowongan pekerjaan aku langsung usulin sama Pak Farez buat rekrut kamu lagi di perusahaan."Yumna menganggukkan kepalanya pertanda paham. "Terus ada yang berubah nggak dalam beberapa tahun terakhir?""Banyak sih yang berubah, pendapatannya dan sahamnya semakin naik dan banyak investor asing yang menanamkan dananya di perusahaan ini. Waktu kamu udah nggak kerja di sini, Pak Farez sempat marah. Dia mikirnya kamu berhenti bekerja karena ada masalah sama karyawan lain. Makanya waktu itu aku datang ke rumah kamu buat bujuk kamu supaya mau kembali lagi ke sini.""Iya tuh, nggak hanya itu aja sih. Pernah tuh Pak Farez marah banget karena ada anak magang yang nggak bisa selesain pekerjaannya dan berakhir kena marah sama Pak Farez. Satu yang buat kesalahan semua yang dimarahi."Yumna mendengar cerita tentang apa saja yang terjadi di kantor sewaktu ia resign selama beberapa tahun. Sebenarnya dirinya sempat mendengar omongan tidak enak dari karyawan lain. Mereka mengatakan dirinya memiliki hubungan spesial dengan Farez.Karena setelah bertahun-tahun berhenti bekerja lalu kembali dan langsung diterima lagi di perusahaan itu dengan posisi yang cukup disegani. Tetapi untung saja Mario dan Tika menjelaskan kepada mereka bahwa selama bertahun-tahun ini Yumna ada masalah khusus yang tidak berkaitan dengan kantor.Tetapi memang tidak ada salahnya mereka berpikir seperti itu, tetapi di satu sisi mereka paham bahwa Farez tidak cocok dengan sekretaris lain selain dirinya. Ahh, ia jadi rindu dengan anaknya yaitu Aurora. Kira-kira sekarang dia sedang bermain apa ya?Orang-orang di kantor belum mengetahui bahwa dirinya memiliki anak karena mereka tahunya ia masih single. Entah sampai kapan jadinya akan menutupi hari ini dan entah sampai kapan ia akan menyembunyikan fakta bahwa Aurora adalah anak dari pemimpin Mahatama Company?"Eh, udah habis nih jam istirahatnya. Lebih baik kita kembali ke kantor saja."Sesampainya di kantor mereka mendapatkan kabar bahwa akan dilakukan meeting mendadak 5 menit lagi dan dipimpin langsung oleh Farez. Jadi tanpa berlama-lama lagi mereka langsung menuju ke ruangan meeting dan menunggu pimpinan perusahaan ini masuk ke dalam ruangan.Tidak biasanya dilakukan untuk mendadak dan biasanya kalaupun dilakukan terjadi sesuatu besar. Tetapi mereka berharap tidak terjadi apa-apa dan semuanya baik-baik saja. Sejujurnya mereka juga sedikit takut. Tak butuh waktu lama, Farez masuk dan duduk di kursi kebesarannya. Di sebelahnya sudah terdapat Yumna."Saya mengumpulkan kalian semua di sini bukan tanpa alasan. Sekarang saya minta jujur kepada kalian siapa di sini mata-mata dari perusahaan Akura Group!""Maaf, maksud bapak apa ya?""Sudah, tidak perlu saya basa-basi lagi saya yakin kalian semua paham dengan apa yang saya katakan! Salah satu dari kalian mata-mata untuk menghancurkan perusahaan saya! Sebelum saya menunjukkan bukti-bukti kepada kalian, Saya mau minta siapapun yang merasa saya bicarakan sekarang untuk mengaku!""Tidak ada yang mengaku?"Seketika semuanya hening, sampai seseorang yang duduk di ujung sana berdiri hingga semua tatapan mata mengarah kepada sang empu."Saya tahu pelakunya, tetapi saya ingin berbicara terlebih dahulu dengan bapak dan Yumna saja di sini."Tanpa berlama-lama lagi mereka langsung keluar dari sini kecuali Farez dan Yumna."Pak, jika anda mempermalukan pelaku itu. Maka kejadian 3 tahun lalu akan diungkap oleh pelaku itu di hadapan semua orang, bahkan dihadapan media."YUMNA POV "Aku tidak bisa percaya kalau aku menemukan sesuatu yang mengejutkan tentang kejadian 3 tahun lalu."Aku terkejut mendengarnya menyebutkan kejadian 3 tahun lalu. Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang insiden itu, dan aku tidak pernah mengira bahwa Ryan, seorang karyawan biasa seperti dia, akan mengetahuinya."Dari mana kamu tahu tentang itu?" tanyaku dengan penuh keheranan.Ryan tersenyum misterius, membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan diungkapkannya. "Saat aku membersihkan gudang kemarin, aku menemukan sebuah laci yang tersembunyi di sudut yang terabaikan. Ketika aku membukanya, aku menemukan beberapa dokumen lama yang terkait dengan kejadian itu. Tidak banyak orang yang mengetahui tentang ini, tapi aku merasa perlu memberitahumu."Aku duduk tegak, merasa campur aduk dengan berita yang tiba-tiba ini. Kejadian 3 tahun lalu telah menjadi rahasia tersembunyi yang aku pikir telah terlupakan, tapi sekarang ada karyawan biasa yang mengetahuinya.Saat aku sedang
Yumna berjalan dengan hati-hati di lorong-lorong supermarket, fokus mencari barang-barang yang dia butuhkan. Pikirannya terfokus pada tugas-tugas sehari-hari, hingga tiba-tiba dia melihat sosok yang sangat akrab. Dia terhenti sejenak saat melihat Diana, istri dari Farez, berada di lorong yang sama.Pandangan mereka bertemu, dan saat itu Yumna merasakan kejutan dan kebingungan. Dia tidak pernah mengharapkan bertemu dengan Diana di tempat seperti ini. Wajah Diana mencerminkan kejutan yang sama, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.Keduanya saling menatap, terdiam dalam ketidaknyamanan yang terasa tegang di antara mereka. Yumna merasa ada begitu banyak yang ingin dia katakan, namun dia terbungkam oleh keheningan dan beban masa lalu.Diana akhirnya memecah keheningan, mencoba menjalin komunikasi dengan sikap yang tegar. "Yumna, apa kabarmu? Aku tidak mengharapkan bertemu denganmu di sini."Yumna menggigit bibirnya, mencari kata-kata yang tepat untuk merespons. Dia merasakan kebin
Di pagi hari yang sibuk, Yumna bangun dengan energi dan semangat yang tinggi. Dia tahu bahwa dia memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan sebelum berangkat ke kantor. Dengan cekatan, dia bangun dari tempat tidur dan segera mulai mempersiapkan diri.Yumna bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mengenakan pakaian yang rapi dan profesional. Dia mengatur rambutnya dengan cepat, memberikan sentuhan akhir pada penampilannya yang segar. Setelah itu, dia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan yang sehat dan bergizi.Sambil sarapan, Yumna juga memeriksa jadwal harian dan daftar tugas yang harus diselesaikan. Dia membuat daftar prioritas dan memastikan semuanya terorganisir dengan baik. Dia memeriksa email dan pesan-pesan penting yang masuk, memastikan tidak ada hal yang terlewatkan.Setelah sarapan selesai, Yumna membersihkan dapur dan merapikan rumah sebelum pergi. Dia ingin meninggalkan rumah dalam keadaan yang rapi dan bersih agar bisa kembali dengan tenang nantinya. Setelah itu,
Farez berjalan dengan langkah tegas menuju ruang rapat, ketegangan yang terpancar dari wajahnya. Begitu dia masuk, pandangannya langsung tertuju pada masalah yang ada di ruangan itu. Rasa marah dan kecewa memenuhi hatinya karena situasi yang tidak diharapkan.Dengan nada tegas dan penuh kemarahan, Farez memanggil semua karyawan yang ada di ruangan tersebut. Suara keberatan yang lantang memenuhi ruangan saat dia mengecam ketidakdisiplinan dan kurangnya tanggung jawab dari anggota timnya. Farez tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya dan meminta klarifikasi segera."Saya sudah cukup dengan kinerja kalian semua! Bagaimana mungkin pekerjaan ini bisa berantakan seperti ini?""Maaf, Pak Farez. Kami memang membuat kesalahan dalam pekerjaan kami. Kami akan berusaha lebih baik lagi."Farez mengernyitkan kening. "Berusaha lebih baik? Saya sudah mendengar janji-janji itu berkali-kali, tapi apa yang benar-benar kalian lakukan? Setiap kali ada proyek penting, hasilnya selalu mengecewakan!"Pak Far
Diana memutuskan untuk memberikan kejutan istimewa untuk Farez di kantor. Ia bangun pagi-pagi dan dengan semangat memasuki dapur rumahnya. Diana memilih bahan-bahan segar dan memulai proses memasak dengan penuh cinta.Ia memasak hidangan favorit Farez, menyiapkan makan siang yang istimewa untuk suaminya tercinta. Setiap langkahnya penuh perhatian dan keahlian. Diana ingin menghadirkan rasa kenyamanan dan kehangatan dalam hidangan tersebut.Ketika semua hidangan selesai dimasak, Diana dengan hati-hati mengemasnya dalam kotak makan siang yang rapi. Ia meletakkan secangkir kopi favorit Farez di sampingnya, menambahkan sentuhan personal dalam kejutan tersebut.Dengan membawa kotak makan siang yang penuh kebaikan, Diana memasuki mobilnya dan meluncur ke kantor Farez. Ia berharap kejutan ini dapat memberikan semangat dan kebahagiaan di tengah kesibukan suaminya.Sesampainya di kantor, Diana melangkah dengan mantap menuju ruang kerja Farez. Ketika Farez melihat istrinya dengan membawa kotak
Yumna berjalan dengan cepat melintasi setiap ruangan di rumah, mencari keberadaan putrinya, Aurora. Hatinya berdegup cepat, sedikit khawatir karena tidak melihat Aurora di tempat biasanya berada. Dia memeriksa kamar tidur Aurora, ruang keluarga, dan ruang bermain, namun Aurora tak tampak.Yumna mulai merasa cemas. Dia berjalan lebih cepat menuju halaman belakang, berharap Aurora mungkin bermain di taman belakang. Namun, saat pintu terbuka, kelegaan langsung menyelimuti hati Yumna. Di tengah halaman, Aurora bermain dengan riang, tersenyum lebar sambil mengikuti kupu-kupu yang melayang di udara.Yumna tidak bisa menahan senyuman saat melihat kebahagiaan Aurora. Dia melangkah mendekati putrinya yang tengah asyik bermain. "Aurora, Mama mencari-mu ke mana saja, sayang? Mama khawatir."Aurora berbalik dan melihat Yumna dengan tatapan penuh keceriaan. "Mama! Aku sedang mengejar kupu-kupu. Lihat, mereka begitu indah!"Yumna merangkul Aurora dengan lembut, merasa lega melihatnya aman dan bahagi
Diana dengan hati gembira membawa sebuah kotak kue yang indah dan menarik ke ruang kerja Farez. Dia ingin memberikan kejutan manis kepada suaminya tercinta dan menyemarakkan suasana di tengah-tengah kesibukan kantor. Dengan langkah ceria, Diana masuk ke dalam ruangan Farez sambil tersenyum lebar."Mas, aku punya sesuatu untukmu!" serunya dengan penuh kegembiraan. Farez yang sedang sibuk dengan tumpukan pekerjaan menoleh dan tersenyum melihat kedatangan Diana."Apa ini? Kue?" Farez bertanya dengan rasa penasaran.Diana mengangguk sambil meletakkan kotak kue di atas meja Farez. "Ya, sayang. Aku membawakanmu kue kesukaanmu. Aku tahu hari ini kamu pasti sibuk, jadi aku berpikir kue ini bisa sedikit menceriakan harimu."Farez tersenyum lebih lebar, merasa senang dengan kejutan yang diberikan oleh Diana. Dia merasa dihargai dan diperhatikan oleh istri tercintanya. "Terima kasih, sayang. Kamu selalu tahu cara membuat hari-hariku menjadi lebih istimewa. Ayo, mari kita nikmati kuenya bersama-s
Setelah perjalanan yang menyenangkan, Yumna dan Aurora akhirnya tiba di hotel tempat mereka akan menginap selama 3 hari. Mereka merasa lega dan bersemangat melihat bangunan hotel yang megah dan pemandangan yang indah di sekitarnya.Setelah memarkir mobil, Yumna membantu Aurora mengambil barang-barang mereka dari bagasi. Mereka masuk ke hotel dan disambut oleh staf yang ramah di meja resepsionis. Yumna dengan senyuman memeriksa semua prosedur check-in dan memberikan informasi tentang lamanya mereka akan menginap.Mereka berdua kemudian menuju ke kamar mereka. Begitu pintu kamar terbuka, Aurora langsung berlarian ke tempat tidur dan melompat-lompat dengan sukacita. Yumna tertawa melihat keceriaan putrinya dan berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan untuk berlibur bersama.Yumna memeriksa fasilitas kamar yang nyaman dan lengkap. Dari jendela kamar, mereka bisa melihat pemandangan pantai yang memukau. Mereka merasa sangat beruntung bisa menikmati indahnya pantai dan suasana liburan y