YUMNA POV
"Aku tidak bisa percaya kalau aku menemukan sesuatu yang mengejutkan tentang kejadian 3 tahun lalu."Aku terkejut mendengarnya menyebutkan kejadian 3 tahun lalu. Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang insiden itu, dan aku tidak pernah mengira bahwa Ryan, seorang karyawan biasa seperti dia, akan mengetahuinya."Dari mana kamu tahu tentang itu?" tanyaku dengan penuh keheranan.Ryan tersenyum misterius, membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan diungkapkannya. "Saat aku membersihkan gudang kemarin, aku menemukan sebuah laci yang tersembunyi di sudut yang terabaikan. Ketika aku membukanya, aku menemukan beberapa dokumen lama yang terkait dengan kejadian itu. Tidak banyak orang yang mengetahui tentang ini, tapi aku merasa perlu memberitahumu."Aku duduk tegak, merasa campur aduk dengan berita yang tiba-tiba ini. Kejadian 3 tahun lalu telah menjadi rahasia tersembunyi yang aku pikir telah terlupakan, tapi sekarang ada karyawan biasa yang mengetahuinya.Saat aku sedang duduk sendirian di meja kerjaku, pikiranku terpaku pada kejadian yang terjadi 3 tahun lalu. Itu adalah rahasia pribadiku yang sangat aku jagakan, dan aku tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan mengetahui tentang hal itu. Namun, ketika salah satu karyawan, namanya Ryan, mendekatiku dengan tatapan yang penuh kejutan, aku merasa seperti dunia sedang runtuh di hadapanku."Aku tidak bisa percaya kalau kamu tahu tentang kejadian itu," ucapku dengan suara gemetar, masih mencoba memproses kenyataan ini.Ryan, dengan wajah penuh penyesalan, mencoba menjelaskan bagaimana ia menemukan dokumen tersembunyi yang terkait dengan kejadian itu. Tapi aku hampir tidak bisa mendengar suaranya, terlalu terpaku pada fakta bahwa seseorang telah menemukan rahasia yang aku pikirku telah aman.Aku merasa kebingungan dan marah pada diriku sendiri. Bagaimana bisa aku begitu ceroboh? Bagaimana bisa aku tidak melindungi rahasia ini dengan lebih baik? Pikiranku dipenuhi dengan kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayai Ryan atau apa konsekuensinya bagi kehidupanku.Saat ini, aku merasa seperti dunia seakan runtuh di hadapanku. Aku berharap ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir, tapi kenyataan pahit terus menghantuiku. Aku harus mencari tahu lebih lanjut dan memutuskan apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Kepercayaan dan privasiku telah hancur, dan aku tidak tahu apakah aku akan pernah bisa memulihkan semuanya.YUMNA POV END***AUTHOR POVFarez duduk sendirian di ruang kerjanya, memandangi keheningan di sekelilingnya. Pikirannya terhanyut dalam renungan yang dalam tentang kejadian yang terjadi 3 tahun lalu. Di balik kerumunan pikiran yang memenuhi benaknya, satu pertanyaan terus menerus menghantuinya: Apakah Yumna, sekretarisnya saat itu, mengandung anaknya atau tidak?Sudah tiga tahun berlalu sejak mereka berpisah, dan Farez tidak pernah mendengar berita apapun dari Yumna. Mereka berdua pernah berbagi momen indah dan kenangan yang mendalam, tetapi situasi saat itu tidak memungkinkan mereka untuk menjalin hubungan yang lebih jauh.Farez merenung tentang perasaan yang pernah mereka bagi bersama-sama dan bagaimana hubungan mereka harus berakhir. Tapi sekarang, dengan keberadaan anak yang mungkin ada, semuanya berubah. Pertanyaan itu menghantui pikirannya dan membuatnya merenung tentang tanggung jawab yang mungkin harus ia hadapi.Apakah dia siap menjadi seorang ayah? Apakah dia mampu memberikan kasih sayang dan dukungan yang diperlukan oleh anak itu? Bagaimana dengan Yumna? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia membutuhkan bantuannya?Rasa cemas dan kebingungan memenuhi hati Farez. Dia tahu bahwa ini adalah waktu yang kritis bagi mereka berdua. Keputusan yang dibuat saat ini akan mempengaruhi hidup mereka dan juga hidup anak yang mungkin ada.Dalam ketidaktahuannya, Farez berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari tahu kebenaran. Dia akan menemui Yumna, berbicara dengan jujur, dan mencari pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Hanya dengan kejelasan dan transparansi, dia bisa memahami konsekuensi dari keputusan-keputusan yang telah dibuat dan mencari cara untuk menghadapinya.Saat dia terus merenungi situasi yang rumit ini, Farez berharap bahwa dia akan menemukan kekuatan dan kebijaksanaan untuk menavigasi jalan yang mungkin panjang dan berliku di depannya.Dengan hati yang berdebar, Diana memasuki ruangan Farez dengan langkah hati-hati. Namun, saat ia melihat suaminya yang sedang duduk di meja kerjanya dengan tatapan murung, kebingungan segera menyelimuti dirinya. Dia berjalan pelan mendekat, mencoba membaca ekspresi wajah Farez yang penuh kekhawatiran."Mas, apa yang terjadi?" tanya Diana dengan suara lembut, mencoba memecah keheningan yang mengisi ruangan.Farez terkejut oleh kehadiran Diana, dan matanya segera bertemu dengan tatapan bingungnya. Dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya memberikan senyuman kecil."Oh, Diana. Maaf, aku hanya sedang merenungkan beberapa hal," jawab Farez dengan suara yang terdengar lelah.Diana merasa semakin bingung dan khawatir. Dia mengambil kursi di dekat meja Farez, mencoba mencari tahu apa yang sedang mengganggu suaminya."Bisakah kamu berbagi dengan aku, Mas? Aku khawatir denganmu. Kau terlihat begitu murung," ucap Diana dengan nada keprihatinan.Farez menatap Diana dengan pandangan yang campur aduk. Dia merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk berbagi beban yang sedang dia pikul."Ada beberapa masalah yang aku hadapi, Diana. Aku sedang menghadapi tantangan besar di pekerjaan, dan perasaan khawatir tentang masa depan kita juga menghantuiku," jelas Farez dengan suara yang penuh kejujuran.Diana merasakan rasa sakit dan kekhawatiran merambat dalam dirinya. Dia memegang tangan Farez dengan lembut, mencoba memberikan dukungan dan kenyamanan."Kita akan menghadapinya bersama, Farez. Kita adalah tim, ingat itu. Aku di sini untukmu dan bersama-sama kita akan menemukan jalan keluar dari masalah ini," ucap Diana dengan tekad yang tulus.Farez mengangguk perlahan, merasakan kekuatan dan dukungan dari kehadiran Diana di sisinya. Dia merasa beruntung memiliki istri yang memahami dan mendukungnya dalam masa-masa sulit.Dengan kehadiran Diana di sisinya, Farez merasa sedikit lega. Meskipun tantangan dan masalah mungkin berat, mereka akan menghadapinya bersama-sama, memperkuat hubungan mereka, dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik.Hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah yang membebani dirinya. Dia menyadari bahwa dia telah menyembunyikan kejadian itu dari Diana, istri tercintanya, dan itu membuatnya merasa semakin terbebani.Berkali-kali Farez berusaha mencari alasan untuk mengapa dia tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada Diana. Mungkin dia takut akan reaksi dan dampak yang akan ditimbulkan. Atau mungkin dia merasa bahwa menjaga rahasia itu adalah cara terbaik untuk melindungi Diana dari rasa sakit dan kebingungan.Namun, semakin lama dia merenung, semakin terasa berat beban yang dia pikul. Dia menyadari bahwa kejujuran adalah inti dari hubungan yang sehat dan saling percaya. Dia merasa bersalah karena telah menyembunyikan sesuatu yang begitu penting dari orang yang paling dekat dengannya.Yumna berjalan dengan hati-hati di lorong-lorong supermarket, fokus mencari barang-barang yang dia butuhkan. Pikirannya terfokus pada tugas-tugas sehari-hari, hingga tiba-tiba dia melihat sosok yang sangat akrab. Dia terhenti sejenak saat melihat Diana, istri dari Farez, berada di lorong yang sama.Pandangan mereka bertemu, dan saat itu Yumna merasakan kejutan dan kebingungan. Dia tidak pernah mengharapkan bertemu dengan Diana di tempat seperti ini. Wajah Diana mencerminkan kejutan yang sama, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.Keduanya saling menatap, terdiam dalam ketidaknyamanan yang terasa tegang di antara mereka. Yumna merasa ada begitu banyak yang ingin dia katakan, namun dia terbungkam oleh keheningan dan beban masa lalu.Diana akhirnya memecah keheningan, mencoba menjalin komunikasi dengan sikap yang tegar. "Yumna, apa kabarmu? Aku tidak mengharapkan bertemu denganmu di sini."Yumna menggigit bibirnya, mencari kata-kata yang tepat untuk merespons. Dia merasakan kebin
Di pagi hari yang sibuk, Yumna bangun dengan energi dan semangat yang tinggi. Dia tahu bahwa dia memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan sebelum berangkat ke kantor. Dengan cekatan, dia bangun dari tempat tidur dan segera mulai mempersiapkan diri.Yumna bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mengenakan pakaian yang rapi dan profesional. Dia mengatur rambutnya dengan cepat, memberikan sentuhan akhir pada penampilannya yang segar. Setelah itu, dia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan yang sehat dan bergizi.Sambil sarapan, Yumna juga memeriksa jadwal harian dan daftar tugas yang harus diselesaikan. Dia membuat daftar prioritas dan memastikan semuanya terorganisir dengan baik. Dia memeriksa email dan pesan-pesan penting yang masuk, memastikan tidak ada hal yang terlewatkan.Setelah sarapan selesai, Yumna membersihkan dapur dan merapikan rumah sebelum pergi. Dia ingin meninggalkan rumah dalam keadaan yang rapi dan bersih agar bisa kembali dengan tenang nantinya. Setelah itu,
Farez berjalan dengan langkah tegas menuju ruang rapat, ketegangan yang terpancar dari wajahnya. Begitu dia masuk, pandangannya langsung tertuju pada masalah yang ada di ruangan itu. Rasa marah dan kecewa memenuhi hatinya karena situasi yang tidak diharapkan.Dengan nada tegas dan penuh kemarahan, Farez memanggil semua karyawan yang ada di ruangan tersebut. Suara keberatan yang lantang memenuhi ruangan saat dia mengecam ketidakdisiplinan dan kurangnya tanggung jawab dari anggota timnya. Farez tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya dan meminta klarifikasi segera."Saya sudah cukup dengan kinerja kalian semua! Bagaimana mungkin pekerjaan ini bisa berantakan seperti ini?""Maaf, Pak Farez. Kami memang membuat kesalahan dalam pekerjaan kami. Kami akan berusaha lebih baik lagi."Farez mengernyitkan kening. "Berusaha lebih baik? Saya sudah mendengar janji-janji itu berkali-kali, tapi apa yang benar-benar kalian lakukan? Setiap kali ada proyek penting, hasilnya selalu mengecewakan!"Pak Far
Diana memutuskan untuk memberikan kejutan istimewa untuk Farez di kantor. Ia bangun pagi-pagi dan dengan semangat memasuki dapur rumahnya. Diana memilih bahan-bahan segar dan memulai proses memasak dengan penuh cinta.Ia memasak hidangan favorit Farez, menyiapkan makan siang yang istimewa untuk suaminya tercinta. Setiap langkahnya penuh perhatian dan keahlian. Diana ingin menghadirkan rasa kenyamanan dan kehangatan dalam hidangan tersebut.Ketika semua hidangan selesai dimasak, Diana dengan hati-hati mengemasnya dalam kotak makan siang yang rapi. Ia meletakkan secangkir kopi favorit Farez di sampingnya, menambahkan sentuhan personal dalam kejutan tersebut.Dengan membawa kotak makan siang yang penuh kebaikan, Diana memasuki mobilnya dan meluncur ke kantor Farez. Ia berharap kejutan ini dapat memberikan semangat dan kebahagiaan di tengah kesibukan suaminya.Sesampainya di kantor, Diana melangkah dengan mantap menuju ruang kerja Farez. Ketika Farez melihat istrinya dengan membawa kotak
Yumna berjalan dengan cepat melintasi setiap ruangan di rumah, mencari keberadaan putrinya, Aurora. Hatinya berdegup cepat, sedikit khawatir karena tidak melihat Aurora di tempat biasanya berada. Dia memeriksa kamar tidur Aurora, ruang keluarga, dan ruang bermain, namun Aurora tak tampak.Yumna mulai merasa cemas. Dia berjalan lebih cepat menuju halaman belakang, berharap Aurora mungkin bermain di taman belakang. Namun, saat pintu terbuka, kelegaan langsung menyelimuti hati Yumna. Di tengah halaman, Aurora bermain dengan riang, tersenyum lebar sambil mengikuti kupu-kupu yang melayang di udara.Yumna tidak bisa menahan senyuman saat melihat kebahagiaan Aurora. Dia melangkah mendekati putrinya yang tengah asyik bermain. "Aurora, Mama mencari-mu ke mana saja, sayang? Mama khawatir."Aurora berbalik dan melihat Yumna dengan tatapan penuh keceriaan. "Mama! Aku sedang mengejar kupu-kupu. Lihat, mereka begitu indah!"Yumna merangkul Aurora dengan lembut, merasa lega melihatnya aman dan bahagi
Diana dengan hati gembira membawa sebuah kotak kue yang indah dan menarik ke ruang kerja Farez. Dia ingin memberikan kejutan manis kepada suaminya tercinta dan menyemarakkan suasana di tengah-tengah kesibukan kantor. Dengan langkah ceria, Diana masuk ke dalam ruangan Farez sambil tersenyum lebar."Mas, aku punya sesuatu untukmu!" serunya dengan penuh kegembiraan. Farez yang sedang sibuk dengan tumpukan pekerjaan menoleh dan tersenyum melihat kedatangan Diana."Apa ini? Kue?" Farez bertanya dengan rasa penasaran.Diana mengangguk sambil meletakkan kotak kue di atas meja Farez. "Ya, sayang. Aku membawakanmu kue kesukaanmu. Aku tahu hari ini kamu pasti sibuk, jadi aku berpikir kue ini bisa sedikit menceriakan harimu."Farez tersenyum lebih lebar, merasa senang dengan kejutan yang diberikan oleh Diana. Dia merasa dihargai dan diperhatikan oleh istri tercintanya. "Terima kasih, sayang. Kamu selalu tahu cara membuat hari-hariku menjadi lebih istimewa. Ayo, mari kita nikmati kuenya bersama-s
Setelah perjalanan yang menyenangkan, Yumna dan Aurora akhirnya tiba di hotel tempat mereka akan menginap selama 3 hari. Mereka merasa lega dan bersemangat melihat bangunan hotel yang megah dan pemandangan yang indah di sekitarnya.Setelah memarkir mobil, Yumna membantu Aurora mengambil barang-barang mereka dari bagasi. Mereka masuk ke hotel dan disambut oleh staf yang ramah di meja resepsionis. Yumna dengan senyuman memeriksa semua prosedur check-in dan memberikan informasi tentang lamanya mereka akan menginap.Mereka berdua kemudian menuju ke kamar mereka. Begitu pintu kamar terbuka, Aurora langsung berlarian ke tempat tidur dan melompat-lompat dengan sukacita. Yumna tertawa melihat keceriaan putrinya dan berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan untuk berlibur bersama.Yumna memeriksa fasilitas kamar yang nyaman dan lengkap. Dari jendela kamar, mereka bisa melihat pemandangan pantai yang memukau. Mereka merasa sangat beruntung bisa menikmati indahnya pantai dan suasana liburan y
Yumna membuka mata dan tersenyum ketika sinar matahari pagi menyapa wajahnya di dalam kamar hotel. Setelah semalam yang melelahkan, dia merasa segar dan siap menghadapi hari yang baru. Ia melonggarkan tubuhnya di atas tempat tidur yang nyaman, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela terbuka.Dengan langkah perlahan, Yumna beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Air hangat mengalir di atas tubuhnya, menghilangkan kelelahan dan memberikan kesegaran yang menyegarkan. Setelah mandi, Yumna mengenakan pakaian yang nyaman dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang penuh harapan.Ia berjalan ke area sarapan di hotel, di mana meja-meja terisi dengan makanan lezat dan minuman segar. Yumna memilih makanan yang sehat dan bergizi untuk memulai hari dengan energi yang baik. Sambil menikmati setiap suapan, pikirannya melayang ke rencana dan kegiatan yang akan dia lakukan hari ini.Setelah sarapan, Yumna kembali ke kamarnya dan mengambil tas