Selama 3 tanun aku diam, merawat buah hatiku hasil hubungan diluar nikah dengan bosku di kantor. Aku adalah seorang sekretaris, aku tidak menyangka memiliki anak secepat itu. Aku diam dan aku tidak mau atasan ku itu tahu bahwa aku memiliki anak dengan dia. "Yumna, saya tidak tahu apakah Aurora anak saya atau bukan. Kita berdua begitu mirip, tapi jika dia anak saya, saya tidak bisa menjadikan kamu istri saya. Dikarenakan saya memiliki istri jauh sebelum kita melakukan hal 'itu'. Saya akan memberikan nafkah untuk kamu dan saya harap kamu tutup mulut atas kejadian ini." Sampai di mana dia mengatakan hal itu, dia lebih memilih istrinya. Aku tidak bisa apa-apa, aku hanyalah bawahan dia dan aku membutuhkan pekerjaan di kantornya. Hingga akhirnya kesabaran ku menipis, aku kasihan ketika anakku bertanya di mana ayahnya. Aku tidak peduli apakah istri Farez akan marah aku memberitahu fakta sebesar ini. Yang jelas, aku ingin anakku mendapatkan haknya. Haruskah aku membuat Farez dan istrinya bercerai? Aku tidak bisa terus menderita seperti ini. Aku membutuhkan keadilan, aku memang orang kecil, tapi apakah aku tidak berhak bersuara dan bahagia?
View MoreYumna POV
"Dimana suaminya? Pasien mengalami pendarahan, kita harus mendapatkan persetujuan dari suaminya untuk melakukan tindakan lebih lanjut!""Pasien datang tanpa suami, dokter. Pasien korban tabrak lari.""Kita tidak bisa melakukan tindakan tanpa persetujuan, di mana keluarganya?"Aku mendengarkan percakapan antara suster dan dokter di sebelah aku, rasanya aku berada di ambang antara hidup dan mati. Perutku sangat sakit, tulangku seolah dicabut paksa dari posisinya. Yang ada di pikiranku hanyalah keadaan janinku saja.Aku begitu ceroboh, aku takut bayi ku kenapa-napa. Suster sibuk mencari nomor ponsel suamiku di handphone milikku. Itu hanya akan sia-sia, aku sudah tidak tahan lagi dan aku merasa perutku akan meledak detik ini juga."Suster, lakukan apapun untuk menyelamatkan bayi saya. Tolong saya," pinta ku dengan nada yang begitu lirih."Tapi pihak rumah sakit harus menghubungi suami anda."Aku menggeleng pelan. "Saya tidak memiliki suami dan keluarga, tolong selamatkan nyawa bayi saya. Saya mohon," sahut ku.Suster itu mengangguk. "Baik, tolong tahan sedikit lagi. Ruangan operasi akan siap sebentar lagi."Hari itu juga adalah hari di mana bayi kecilku lahir, ini belum waktunya dia lahir dan karena kecerobohanku dia harus lahir dalam keadaan prematur. Rasanya sangat menyakitkan, di dalam keadaan yang seperti ini aku tidak ditemani oleh siapapun.Jangankan suami, keluarga saja aku sudah tidak memiliki. Waktu itu yang hanya dipikiranku hanyalah keselamatan bayiku saja. Aku tidak peduli jika nyawaku yang terancam asalkan nyawa anakku bisa diselamatkan. Tepat pada tanggal 15 Oktober anakku yang bernama Aurora Livy telah hadir di dunia ini.Selamat datang di dunia ini Aurora, Bunda akan menjaga mu dengan baik. Bunda tidak akan membiarkan kamu disakiti oleh siapapun. Bunda akan menjadi ibu sekaligus ayah untuk kamu, terimakasih sudah bertahan untuk bunda.Itulah yang aku ucapkan ketika pertama kali aku menggendong Aurora, membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan lamanya aku menunggu sampai Aurora bisa dibawa pulang. Sebab malaikat kecil ku itu harus mendapatkan penanganan yang intensif di rumah sakit.Bolak-balik dari rumah ke rumah sakit, 2 bulan hanya diriku habiskan untuk melihat Aurora berada di tempat tidur khusus. Aku hanya bisa melihatnya dari kaca saja. Tapi aku tidak menyesal telah melahirkan Aurora. Karena aku percaya, Tuhan mengirimkan Aurora untuk menemani kesepian ku.***"Selamat pagi kesayangan bunda," sapa ku kepada Aurora. Dia menggeliat pelan dalam tidurnya ketika aku mendekat ke arah box bayi milik dia.Nama ku Yumna Karina Yasmin, aku tinggal di rumah peninggalan orang tua ku. Kalian tidak salah dengar, kedua orang tuaku sudah meninggal dan mereka memberikan rumah satu lantai untukku. Aku tidak memiliki saudara dan aku hanya tinggal seorang diri, ahh maksudku aku tinggal dengan Aurora di sini.Hampir 1 tahun aku mengambil cuti di kantor, aku hidup dengan uang tabungan ku. Umur ku sekarang 22 tahun, aku masih sangat muda untuk memiliki seorang anak. Tapi itu tidak penting, yang terpenting aku harus bersyukur dengan takdir yang Tuhan tetapkan untuk ku."Mbak Yumna, Auroranya teh udah bangun?"Aku tersenyum menatap ke arah Mbok Marni. Dia adalah orang yang selama ini membantu ku merawat Aurora. Dia sangat baik, ada hal yang perlu kalian ketahui bahwa dia bukanlah pembantu di rumahku. Mbok Marni adalah tetangga ku, dia sering main ke sini."Udah mbok, ini saya mau masak. Mbok mau saya masakin apa?" tanya ku. Aku memang sering mengajak mbok Marni makan bersama di rumah ku."Saya tadi teh udah sarapan di rumah, mbak masak aja. Biar mbok yang jaga Aurora.""Yaudah mbok, terimakasih banyak ya. Tapi saya mau mandiin Aurora dulu, baru masak.""Biar mbok yang mandiin, mbak.""Nggak apa-apa, mbok?""Enggak mbak, santai aja atuh."Aku tersenyum kecil, akhirnya aku membiarkan Mbok Marni membawa Aurora ke kamar mandi untuk memandikan dia. Aku sudah dianggap cucu sendiri oleh Mbok Marni. Sebenarnya Mbok Marni tidak memiliki anak, aku sendiri juga menganggap Mbok Marni sebagai nenek ku sendiri.Aku berada di dapur, aku memasak untuk sarapan hari ini. Persediaan sayur ku di kulkas menipis, 2 minggu aku tidak belanja di supermarket. Akhirnya masakan ku sudah matang, aku tidak memasak banyak. Aku hanya memasak nasi goreng dan telur saja."Mbak, ada tamu. Katanya sih cari mbak.""Siapa, mbok?" tanyaku dengan alis berkerut."Saya teh nggak tahu, mbak. 2 orang, satu laki-laki satunya lagi perempuan. Kayaknya sih usianya sama dengan, mbak. Pakaiannya juga rapi banget.""Yaudah mbok, saya temui mereka dulu ya.""Iya, mbak."Akhirnya aku berjalan menuju ke pintu utama, sesampainya di sana Aku melihat dua orang yang sangat aku kenal. Dalam hati aku bertanya-tanya bagaimana bisa mereka ada di sini. Padahal aku sama sekali tidak pernah memberitahu mereka di mana letak tempat tinggalku."Yumna, kok kamu nggak balik-balik kerja? Pak Farez marah-marah, katanya dia nggak cocok sama sekretaris pengganti kamu. Dia maunya kamu yang jadi sekretaris dia."Aku terdiam di tempat mendengar nama laki-laki itu disebut. Farez, ah rupanya dia ingin aku kembali ke kantornya. Tapi aku tidak suka mendengar nama laki-laki itu bajingan itu kembali disebut. Akan ku kenalkan mereka siapa, Mario dan Tika. Mereka adalah temanku sewaktu aku masih bekerja di kantor.Setelah pernikahan yang bersejarah itu, kehidupan Farez dengan Yumna, Diana, dan Aurora berjalan dengan harmonis. Mereka berusaha membangun keluarga yang saling mendukung dan penuh kasih. Farez dengan bijaksana membagi waktunya di antara kedua istrinya, memberikan perhatian dan kasih sayang yang setara kepada Yumna dan Diana. Di rumah, mereka menjalin ikatan yang kuat. Aurora, sebagai buah cinta dari Farez dan Yumna, tumbuh dengan penuh kebahagiaan dan cinta dari kedua ibunya. Yumna dan Diana bekerja sama dengan baik dalam merawat Aurora, memastikan bahwa ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih dan nilai-nilai yang baik.Farez, sebagai suami dan ayah, berperan sebagai pilar yang kuat bagi keluarga. Dia berusaha menciptakan waktu berkualitas bersama istri-istrinya dan Aurora, mengadakan kegiatan keluarga, seperti piknik, perjalanan, dan makan malam bersama. Setiap hari, mereka mengisi rumah dengan tawa, keceriaan, dan kebersamaan yang erat.Dalam kehidupan sehari-hari, Farez mempe
Tiga bulan telah berlalu sejak Yumna dan Farez mengumumkan rencana pernikahan mereka. Pada hari yang ditunggu-tunggu, keluarga dan kerabat dekat berkumpul di tempat pernikahan yang indah. Suasana penuh kebahagiaan dan haru terasa di udara, menggambarkan awal dari ikatan baru yang akan terjalin.Di tengah hening, Farez berjalan dengan tegap menuju altar, disambut dengan senyuman hangat dari keluarga dan teman-teman yang hadir. Setelah itu, tiba giliran Yumna yang menyusul, berjalan dengan anggun memakai gaun pernikahan yang memancarkan kecantikan dan kebahagiaan.Pada momen sakral itu, dua hati yang telah mengalami perjalanan panjang dan penuh liku ini bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Upacara dipenuhi dengan doa, janji, dan harapan untuk masa depan yang penuh cinta dan kebahagiaan.Setelah penandatanganan saksi-saksi pernikahan, pasangan itu keluar dari pelaminan dengan senyuman bahagia yang tak terhingga. Mereka saling memandang dengan penuh kasih sayang, merasakan kehangatan dar
Yumna duduk bersama Aurora di ruang keluarga, senyuman bahagia terpancar di wajahnya. Dia menggenggam tangan Aurora dengan lembut dan berkata, "Aurora, mama punya kabar baik untukmu. Aku dan ayahmu, Farez, telah memutuskan untuk menikah."Aurora melihat ibunya dengan tatapan penuh kegembiraan dan kegugupan. "Benarkah, Bu? Ayah dan Bu akan menjadi suami istri?"Yumna tersenyum lembut, mengangguk, dan menjawab, "Ya, sayang. Kami berdua sangat mencintai satu sama lain dan ingin membentuk keluarga yang bahagia bersama. Ayahmu juga sangat senang dan mendukung keputusan ini."Aurora merasa takjub dan berseri-seri. "Aku sangat bahagia, Bu! Aku senang memiliki ayah dan sekarang akan memiliki ibu baru juga. Aku tidak sabar menikmati momen-momen indah bersama keluarga kita."Yumna mengelus kepala Aurora dengan lembut. "Kamu adalah anugerah besar dalam hidup kami, Aurora. Kami berdua akan selalu ada untukmu, mendukungmu, dan mencintaimu dengan sepenuh hati. Ini adalah awal dari babak baru dalam
Dalam suasana yang tegang, Farez memutuskan untuk mengumpulkan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Diana untuk membicarakan keputusannya untuk menikah kembali dengan Yumna sebagai istrinya yang kedua. Farez, dengan hati yang penuh harap, berusaha menjelaskan alasan di balik keputusannya dengan tulus dan jujur."Ayah, Ibu, Mama, Papa, terima kasih telah bersedia hadir di sini hari ini. Saya ingin berbicara dengan jujur dan terbuka tentang keputusan yang saya ambil. Saya ingin memulai babak baru dalam hidup saya dengan Yumna sebagai istrinya yang kedua," ucap Farez dengan penuh kerendahan hati.Tentu saja, kehadiran mereka di ruangan tersebut dipenuhi dengan kejutan dan kebingungan. Wajah-wajah mereka mencerminkan campuran perasaan antara kebingungan, kekhawatiran, dan keinginan untuk memahami situasi tersebut."Namun, saya juga ingin menyampaikan bahwa saya menghormati pandangan dan perasaan semua orang yang hadir di sini. Khususnya, saya membutuhkan restu dari Diana, mantan istri s
Farez duduk di samping Yumna yang masih dalam keadaan lemah di rumah sakit. Ia ingin meyakinkan Yumna bahwa semuanya akan baik-baik saja, meskipun mereka telah mengalami cobaan yang begitu berat."Farez, aku takut. Aku takut semuanya tidak akan pernah kembali seperti semula," desis Yumna dengan suara serak.Farez memegang tangan Yumna dengan lembut dan mengucapkan kata-kata dengan penuh keyakinan, "Yumna, aku tahu kita telah melewati banyak hal yang sulit bersama. Tapi aku yakin kita bisa menghadapinya. Kita telah mengalahkan rintangan-rintangan sebelumnya, dan kita akan mengalahkan juga yang satu ini. Kita memiliki kekuatan dan cinta yang tidak tergoyahkan."Yumna menatap Farez dengan mata penuh keraguan dan rasa takut. Namun, ia bisa merasakan kehangatan dalam kata-kata Farez. Ada ketenangan dan keyakinan yang tersirat di dalamnya.Farez melanjutkan, "Kita akan bangkit dari semua ini, Yumna. Kita akan saling mendukung dan menjaga satu sama lain. Kami akan memulihkan segalanya, langk
Farez memasuki kantor polisi dengan perasaan campur aduk. Matanya masih memancarkan kecemasan dan raut wajahnya penuh ketegangan. Petugas di meja penerimaan segera menghampirinya."Selamat datang, Bapak Farez. Apa yang bisa kami bantu?""Saya ingin mengetahui perkembangan penyelidikan tentang kecelakaan yang menimpa istri saya, Nyonya Yumna. Bagaimana keadaannya?""Maafkan saya, Bapak Farez, saya tidak memiliki informasi terbaru tentang kondisi Nyonya Yumna. Namun, kami telah mengidentifikasi mobil yang menabraknya dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.""Apakah Anda bisa memberikan informasi tentang pemilik mobil itu? Saya ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini.""Kami telah menghubungi pemilik mobil dan sedang menjadwalkan pemeriksaan. Namun, saya tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut saat ini. Proses penyelidikan masih berlangsung.""Saya memahami. Tapi, tolong pastikan bahwa penyelidikan ini dilakukan dengan cermat dan tuntas. Saya ingin keadi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments