Kesatria Luis menarik pedangnya. Kemudian menyodorkan ke leher Duke Leon. Ujung pedang itu sedikit menusuk Duke Leon. Dari awal dia memang curiga, tapi ia mengembangkan-pura untuk mengelabui mereka. Dan dua ekor tikus itu akhirnya keluar dari sarangnya. Siapa sangka, ia akan menemukan di kamar majikannya. melihat keduanya menaiki teras sang majikannya membuat darah. Ia takut terjadi sesuatu dan akhirnya masuk setelah Zoya jika ada seseorang yang memasuki kamar Duchess Anabella.
Duchess Anabel
"Tidak, aku tidak suci lagi. Aku seorang janda." Pungkas Duchess Anabella. Laki-laki itu mendesah pelan, sepertinya dia lelah menjelaskan semuanya. Bahwa apa pun yang terjadi, hatinya masih sama mencintai Anabella. "Lihat aku, Anabella." Duchess Anabella menatap netra biru itu. "Aku tidak memandang status mu. Aku akan membuat dirimu bahagia seperti dulu. Jangan khawatirkan masalah lain. Yang terpenting kita bersama seperti dulu lagi.
Tak terasa tiga hari telah berlalu, selama itu pula Duke Alex tidak menemui Duchess Anabella. Dia belum sanggup bertemu dengan Duchess. Tragedi malam itu, tak bisa ia hilangkan dari pikirannya."Tuan, lihatlah. Aku sudah memesan gaun pengantinnya." Ucap Floria.Duke Alex tak bereaksi apa pun. Entah mau senang atau tidak. Entah karena apa? tiba-tiba hatinya merasa tak menginginkan pernikahan ini."Tuan, apa Tuan tidak menyukai gaun ini?" Tanya Floria. Gaun dengan warna biru dan kerlap kerlip batu safir berwarna putih yang menempel di gaunnya. Ia sudah memesan gaun itu sejak jauh hari. Pernikahannya pasti meriah seperti saat Duke Alex menikah dengan Duchess Anabella. "Jika Tuan tidak suka, aku akan menggantinya yang lain.""Aku suka, terserah kamu." Ucap Duke Alex. Bibirnya ingin mengatakan tidak mau menikah, tapi hatinya memikirkan perasaan Floria. Dia tidak mungkin berlari tanpa tanggung jawab."Flo, terserah kamu. Aku serahkan saja pada mu. Pernik
Sepanjang malam Duke Alex menghabiskan waktunya di teras depan dan di temani beberapa botol Wine. Sebotol Wine itu pun mengalir di tenggorokannya. Dalam semenit, Duke Alex sudah menghabiskan sebotol Wine di tangannya. Dia menuangkan cairan merah itu ke lantai. "Hah, aku tidak ingin berpisah dengannya."Kesatria Luis yang berdiam diri di samping Duke Alex pun memegangi bahunya. "Tuan sudah mencintai Nyonya. Hanya saja Tuan belum menyadarinya." Tutur Kesatria Luis.Duke Alex mencerna perkataan Kesatria Luis. Ingatannya tentang kebersamaannya dengan Duchess berputar di kepalanya. Benar, sudah sangat lama dia menghabiskan waktu bersama dengan Duchess. Ia memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat."Apa Tuan merasa kenyamanan dan kehangatan saat bersama dengan Duchess?""Benar, bersamanya aku merasa sangat nyaman dan tenang. Bahkan jantungnya berdetak lebih cepat. Kadang aku gugup saat bersamanya."Duke Alex beranjak berdiri dari kursinya. Keduanya tan
"Tuan, ini tidak benar. Biar saya yang ke sana." Ucap Kesatria Luis hendak melangkah. "Tunggu." Duke Alex menahan lengan Kesatria Luis. "Biarkan saja. Kita akan mengawasinya dari jauh." Kesatria Luis pun pasrah. Dia tidak mengerti jalan pikiran kedua majikannya. Yang adalah diri sendiri, lalu sadar setelah pergi. Dan yang satunya, ingin pergi karena sudah menemukan orang lain.
Duchess Anabella memejamkan matanya. Nafasnya terasa berhenti, di mana ia harus mendengarkan sebuah perkataan yang tak pernah ia inginkan. Tentunya ia sangat paham. Sekian lama menunggu dan akhirnya bertemu, tanpa menunggu ikatan suci keduanya sudah melakukan."Duchess, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Floria tidak melakukan apa pun, sungguh.""Dan kenyataannya, kesungguhan Duke adalah kebohongan." Duchess Anabella turun perlahan dari satu anak tangga ke anak tangga lainnya. Dia tidak menampilkan wajah kekecewaannya atau kesedihannya. Sudah terbiasa menjalaninya, percuma saja. Wanita di hadapannya akan melunjak dengan senang.Dari awal dia sudah curiga, kebaikannya hanyalah sebuah usaha untuk meretakkan rumah tangga. Setelah berhasil menyakitinya, lalu dia
Duke Alex mengepalkan tangannya, lalu membukanya. Wajahnya terasa gusar, ia takut menemui Duchess Anabella. Apa lagi mengungkit masalah Floria. Semuanya bertambah runyam. Istrinya memberikan kesempatan untuk menikahi Floria, lalu bagaimana hubungannya? apakah istrinya akan tetap melanjutkan hubungan itu. Duke Alex menarik nafasnya dalam-dalam, ia memutar handle pintu itu tanpa keraguan sedikit pun. Namun, pintu itu sudah terbuka lebih dulu.
Duke Alex mengelus rambut Duchess Anabella dengan penuh kasih. "Maaf Duchess, aku menahan mu dengan berbagai cara, tapi ketahuilah, aku sangat menyesalinya."Duke Alex menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjangnya. Lalu menengadahkan kepalanya, agar air matanya tidak meluncur. Ia harus apa? Ia tidak tau ke belakang hubungannya. Setiap hari, ia pasti melihat Duke Leon bersama istrinya."Tuan, ada Duke Leon di lantai bawah."Duke Alex hanya mengiyakan saja. Ia kembali mengelus surai hitam wanitanya. Kemudian mencium kening wanitanya. Lalu bergegas membersihkan tubuhnya. Tidak butuh waktu lama, Duke Alex telah selesai mengenakan bajunya.Ia akan berbicara berdua dengan Duke Leon. Mumpung istrinya masih tidur nyenyak."Duke,"Duke Alex menyapanya dengan ramah. Sedangkan. yang di sapa merasa aneh. Tidak biasanya laki-laki di hadapannya bersikap ramah sekaligus tersenyum. Ia merasa curiga, entah apa yang sudah di rencanakannya."Apa kamu datang
"Apa maksud mu, Tuan?" Suara itu begitu dingin dan menekan. Duke Alex pun merangkul kedua pundaknya. Suka atau tidak, di curigai atau tidak. Sakit luar dalam jelas ia rasakan. Ia hanya ingin istrinya bahagia walaupun tidak bersamanya. Tidak ada seorang suami yang ingin memberikannya pada laki-laki lain, tidak ada seorang suami saat jatuh cinta menyuruhnya bersama orang lain. Bibirnya melengkung ke atas. "Aku tidak ada maksud tujuan apa pun Duchess. Aky hanya ingin menuruti semua permintaan mu,aku tidak bisa membuat mu bahagia. Setidaknya aku ingin kamu bahagia meskipun bersama orang lain." Duchess Anabella bisa merasakan laki-laki di depannya tengah menahan sakit hatinya. Apa benar dia melakukan itu hanya ingin membuatnya bahagia? Merasakan sakitnya dulu, hatinya menolak percaya. "Aku tidak percaya, apa yang Tuan lakukan? Aku akan mengajak Floria." Tangan Duke Alex pun mencegah Duchess Anabella melangkah. Giginya mengeluarkan gesekan tajam.