Zee mengajak Indah menghabiskan waktu di pub tapi langsung ditolak yang membuat dirinya berakhir dengan pergi seorang diri, berada di pub bukan hal pertama untuk Zee meski sebelumnya pernah tapi tidak pernah seorang diri tapi saat ini dirinya membutuhkan sedikit hiburan atas apa yang baru saja terjadi dengan Romeo dan juga pria yang tadi komplain atas apa yang dilakukan oleh Yusron.
“Kita bertemu lagi gadis kecil” Zee menatap pria yang ada disampingnya di mana pria yang sama tadi di cafe “sudah aku bilang jika kamu akan memasakkan sesuatu di apartemen milikku tidak sekarang tapi nanti.”
Zee tersenyum sinis “jangan bermimpi.”
“Billy” Zee menatap bingung “namaku Billy” Zee akhirnya mengangguk ketika mengetahui nama pria itu.
“Billy jadi apa mau kamu?” Zee menatap malas “aku tidak mau membuang waktu untuk hal tidak penting.”
Billy menarik Zee dengan mengangkat dagunya “aku menginginkanmu berada di ranjangku.”
PLAK !!
Zee menampar Billy setelah mengatakan hal tersebut “percaya diri sekali anda bahkan kita tidak saling kenal, apa hanya one night stand?” Zee menatap Billy mengejek “lihat wanita yang di pojok sana sepertinya kekasih kamu ah bukan karena dia tampak lebih tua darimu bisa jadi kamu adalah pria bayaran” menatap Billy dari atas ke bawah “kembali lah ke wanita itu sebelum menjadi mangsa pria lain.”
Billy menghentikan gerakan tangan Zee ketika hendak meminum minumannya dan tanpa Zee duga di mana Billy mencium dirinya dengan memaksa membuat Zee tidak bisa melawan disebabkan tangannya yang dipegang oleh Billy erat. Ciuman yang awalnya kasar berubah menjadi perlahan seolah mereka menikmati ciuman satu dengan lainnya bahkan Billy sudah berani meremas bukit kembar milik Zee, Billy tidak memikirkan dampak apa pun ketika melakukan hal ini. Billy melepaskan pagutan mereka dan menatap bibir Zee yang membengkak secara perlahan Billy membelai bibirnya dengan satu tangan membersihkan saliva mereka berdua dan tatapan Zee membuat Billy semakin ingin berbuat lebih.
“Tunggu di sini,” bisik Billy meninggalkan Zee.
Zee menatap punggung Zee menghampiri wanita yang berada di pojokan dan entah membicarakan apa dirinya tidak peduli, Zee memutuskan melanjutkan minum minuman yang ada dihadapannya menghilangkan berbagai macam perasaan yang dirinya alami. Gerakan tangan Zee terhenti kembali ketika hendak menyentuh gelas di bibirnya membuat Zee menatap tajam orang yang berani menghentikan kesenangan dirinya dan sekali lagi Zee tidak menyukai pria bernama Billy ini. Zee tidak menyiapkan diri ketika tubuhnya diangkat oleh Billy dan digendongnya, Billy meletakkan kepala Zee di dadanya hingga akhirnya tidur dalam pelukan Billy.
Billy menatap wajah dihadapannya sudah tidur dengan nyenyak membuat sesuatu dalam dirinya bangkit, perasaan dendam ketika sang ayah meninggalkan dia dan sang ibu demi wanita penggoda. Ibunya yang harus sakit menahan semuanya ketika hamil adiknya Endi, sayangnya ketika lahir Endi langsung dipisahkan oleh mereka meski sesaat, meski begitu mereka bisa bertemu dengan Endi hingga sekarang. Billy menatap Zee dengan penuh dendam di mana hal yang ada dalam benaknya adalah menodai Zee karena dengan begitu akan membuat mereka malu dan nanti dirinya bisa masuk ke dalam keluarga itu dengan mudah. Mengambil semua kekayaan adalah tujuan utama sang ibu sebagai ganti rugi untuk kehidupan mereka selama ini, kekayaan mereka yang tidak ada habisnya membuat sang ibu tidak terima pasalnya mereka juga menjatuhkan usaha keluarga sang ibu. Hubungan Billy dengan sang ayah Bima masih baik meski sedikit berbeda ketika Bima bersama Endi, entah Billy yang merasakan berbeda atau tidak karena menurut semua orang Bima sangat menyayangi Billy.
Billy tidak membuang waktu untuk melepas seluruh pakaian yang melekat pada tubuh Zee dan setelah semua terlepas seketika tubuhnya menegang melihat bagaimana sempurnanya wanita dihadapannya ini, Billy menetralkan detak jantungnya terlebih dahulu sebelum melakukan misi balas dendam. Hal yang pertama Billy lakukan adalah mencium bibirnya yang lembut dan baru pertama kali ini Billy merasakan bibir wanita lembut seperti kapas dan membuat Billy tidak bisa melepaskan ciuman mereka dengan semakin memperdalam ciuman mereka, tangan Billy tidak tinggal diam dengan memberi gerakan di bukit kembarnya dan membuat Billy tidak tahan merasakan bagaimana nikmatnya gadis ini ketika milik mereka bersatu. Ciuman Billy turun ke bawah hingga di depan milik Zee yang polos dan juga bersih serta aromanya yang membuat Billy akan teringat, dibuka dengan kedua jarinya di mana dapat terlihat bagaimana merahnya membuat Billy menelan salivanya kasar. Di dekatnya bibir Billy ke milik Zee dengan memasukkan lidah perlahan seketika membuat tubuh Billy menegang seolah baru pertama kali ini merasakannya milik wanita, gerakan Billy membuat tubuh Zee bergerak tidak nyaman sehingga tidak lama kemudian cairan milik Zee keluar membuat Billy menelan semuanya. Setelah itu milik Billy memposisikan tepat berada di depan milik Zee, dimasukkan perlahan seolah takut menyakiti gadis dibawahnya.
Percobaan pertama sangat susah membuat Billy sedikit frustasi sehingga membuat memasukkan kembali dan akhirnya berhasil meski hanya pucuknya belum secara keseluruhan dan ketika Billy mendorong dengan keras membuat Zee membelalakkan matanya menatap Billy, Billy tahu jika Zee sudah cukup sadar saat ini dan dirinya merasa miliknya terasa dipijat ketika berada di dalam Zee. Billy mengalihkan dengan mencium bibir Zee dan memegang tangannya agar tidak melakukan hal yang diluar dugaan, gerakan bagian bawah mereka membuat suara erangan dan Billy tahu jika Zee telah lemah dan juga tidak akan melawan membuat Billy semangat menggerakkan miliknya. Satu hal yang Billy tidak tahu jika Zee menahan diri untuk tidak menangis dihadapan Billy karena akan tampak lemah dan meski berusaha untuk tidak menikmati pengalaman pertamanya tapi Billy mempunyai cara agar Zee larut pada apa yang dirinya lakukan saat ini, Zee hanya bisa agar tidak mengeluarkan suara seolah dirinya menikmati tapi apa daya tidak bisa. Cukup lama mereka melakukan hingga tidak berasa berapa kali Zee mencapai klimaks dan Billy memasukkan benihnya di dalam Zee yang membuat Zee harus menahan kata – kata kasar yang keluar dari bibirnya.
“Kamu sangat luar biasa” Billy melepaskan penyatuan mereka sehingga membuat badan Zee lemas “istirahatlah kamu pasti sangat lelah.”
Billy menarik Zee ke dalam pelukannya membuat Zee yang sudah lelah akhirnya tertidur dalam pelukan Billy, Billy yang merasa Zee telah tidur akhirnya hanya bisa tersenyum bahagia karena langkah dirinya untuk balas dendam tidak akan lama lagi. Billy hanya berharap apa yang mereka lakukan akan mendapatkan buah cinta mereka sehingga Billy bisa membalaskan dendam ibunya Mili. Terlalu lelah membuat Billy akhirnya tidur dengan memeluk Zee, Zee yang belum tidur memastikan terlebih dahulu bahwa Billy telah tidur dan setelah pasti bahwa Billy tidur dirinya mencoba berdiri dan melangkah meskipun sakit pada bagian bawahnya tidak membuat Zee untuk segera kabur dari tempat ini.
“Jangan pernah mencari aku lagi di cafe.”
Menatap keluarga kecil dimana Zee baru melahirkan anak mereka beberapa bulan lalu, Zee sedang menyusui putra pertama mereka yang bernama Althan dengan menggunakan botol karena mereka kedatangan dua orang tidak penting yaitu Leo dan Endi. Mereka berdua memutuskan untuk membeli rumah yang tidak jauh dari orang tua Zee, Billy sudah mengubah panggilan pada Bima dengan sebutan mas.“Kalau suka itu bilang bukan diam aja” Billy menatap Zee dan Endi bergantian “adik kamu ini suka sama Tere.”“Tere” Zee mengangguk “kamu pedofil?”Bantal melayang mengenai wajah Billy dimana pelakunya adalah Endi sedangkan Leo dan Zee tertawa melihat apa yang Endi lakukan.“Udah lewat tujuh belas tahun dan jarak kita nggak jauh – jauh amat.”“Wajah Tere keliatan anak kecil jadi tetap aja kamu pedofil” Leo memberikan kata – kata godaan membuat Endi menatap tajam.“Tapi memang orang
Billy menatap gudukan tanah yang ada dihadapannya dimana sebagai tempat terakhir wanita yang melahirkannya, tidak ada dalam bayangannya jika Mili akan berlalu begitu cepat bahkan depan kedua matanya. Billy berada di pemakaman bersama Wijaya, Bima, Endi dan Tian serta Pandu. Billy sendiri belum bicara panjang lebar pada Wijaya mengenai masalahnya bahkan beberapa kali mantan suami Tyas ingin bertemu dengannya belum juga bisa terlaksana sama sekali.Proses pemakaman berlangsung cepat dimana Endi benar – benar mengurus semuanya bersama dengan Leo dan Rifat, Billy sendiri menghabiskan waktu dengan memeluk Zee di ranjang sambil membelai perutnya dan mengucapkan banyak kata syukur pada Tuhan.“Ayo kita pulang” tepukan pelan di bahu membuat Billy beranjak meninggalkan tempat Mili terakhir.Perjalanan ke rumah dengan menggunakan satu mobil karena mereka memang malas untuk menggunakan mobil masing – masing, Pandu yang menyetir di depan dengan Tian
Rencana berubah total dimana langsung membawa Mili ke rumah sakit dan orang – orangnya langsung diamankan oleh polisi, Billy memandang Mili yang banyak mengeluarkan darah pada kepalanya. Dokter yang datang mengatakan jika peluru tidak terlalu dalam masuknya tapi bukan jaminan jika akan selamat, Billy hanya terdiam disamping Mili sambil menatap penuh dengan kesedihan.“Kamu harus ikhlas jika sesuatu terjadi pada dia.”Billy mengangguk pelan mendengar perkataan dari Bima, menatap ruang operasi yang baru saja tadi dimasuki Mili. Billy terdiam dengan menundukkan kepalanya dimana tidak menyangka sama sekali jika sang ibu yang dicintainya akan berbuat sejauh ini, perasaan bersalah memenuhi dirinya dimana tidak bisa mencegah semuanya.“Tyas sudah meninggal.”Billy menatap Bima dengan tidak percaya “apa benar Tyas dibunuh?”“Menurut keterangan mereka ya tapi bukan salah satu dari kami atau orang yang menjaga
Perkataan Billy membuat Mili terkejut namun seketika tertawa, Billy menatap sang ibu dengan tatapan yang tidak mempercayai semuanya dan saat menatap Bima dimana tampak biasa saja dengan apa yang Mili lakukan.“Kamu nggak akan setega itu melakukannya pada ibu kamu sendiri” menatap santai pada Billy “kamu hebat bisa membuat dia bersandiwara seperti ini” mengalihkan pandangan pada Bima dengan tatapan mengejek.“Terserah, sekarang apa yang akan kamu lakukan padaku?”“Jebakan murahan” sindir Mili menatap remeh pada Bima “kamu nggak lupa kan siapa orang tuaku?”“Kamu sendiri tidak lupa bukan siapa mertuaku dan peran mertuaku pada orang tuamu?”“Tutup mulutmu saat mengatakan hal itu, kalau bukan karena pria itu orang tuaku akan tetap hidup sampai saat ini.”“Kamu yang membuat masalah dengannya jadi apa harus diam?” Bima memandang Mili dengan sedikit wasp
Semua menatap tidak percaya dengan apa yang Rifat katakan, Zee yang mendengar itu seketika menjadi pucat dan takut hal buruk terjadi. Sentuhan di tangannya membuat Zee menatap sang sumber dimana memberikan senyuman yang sangat menenangkan, memilih untuk diam dengan menarik serta menghembuskan nafas secara perlahan.Pihak rumah sakit sudah diberitahukan untuk tidak ada yang masuk ke dalam ruangan kecuali dengan panggilan salah satu diantara mereka, jika sampai pihak rumah sakit masuk tanpa panggilan Wijaya akan menuntut secara hukum. Zee tahu jika saat ini sangat aman bersama dengan keluarganya, memilih duduk dekat Tania dengan memeluknya erat diimbangi dengan sentuhan pada rambutnya.“Maafkan aku, mi.”“Nggak perlu minta maaf karena meski kamu nggak melakukan ini pasti suatu saat akan terjadi” belaian lembut di rambut membuat Zee lamgsung mengantuk “alasan kita setuju dengan semua rencana kamu adalah menyelamatkan Billy dimana
Semua Mata memandang pintu yang terbuka dimana tampak Tari dan Via beserta yang lain masuk ke dalam ruangan Zee membuat mereka saling memandang satu sama lain, mereka mengelilingi Zee dengan memberikan pelukan singkat secara bergantian.“Tama kamu sama mama di ruangan mami dan papi temani Rey. Papa akan disini sama Tari dan Jimmy” menatap Tama yang mengangguk pelan “Mbak Via mau di sini atau tempat papi?”“Bagaimana kalau semua berkumpul di tempat Anggi?” mereka semua menatap Zee “atau berkumpul dalam satu tempat jadi biarkan penjaga ada di tempat masing – masing, strategi mengalihkan perhatian.”Semua saling menatap satu sama lain seakan apa yang dikatakan Zee adalah benar adanya, akan lebih baik jika mereka berada dalam satu ruangan yang sama sehingga mudah untuk menghentikan gerakan mereka semua.“Keadaan siapa yang sudah jauh lebih baik?” Tian menatap Leo yang mengangkat bahu.&l