Share

Rencana

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-30 09:49:34

Zee berada di dalam kamar dengan ketakutan tersendiri, untungnya saat dirinya masuk di dalam rumah orang tuanya tidak berada di tempat sehingga bisa masuk ke dalam kamar tanpa ada yang curiga. Zee merutuki kebodohannya yang bisa masuk dalam jebakan pria bernama Billy, bagaimana mungkin dirinya bisa melakukan itu bahkan terjebak dalam situasi tidak mengenakkan, bahkan Zee dapat melihat tanda – tanda bahwa mereka telah melakukan hubungan terlihat jelas pada tubuhnya di mana Billy meninggalkan jejak pada tubuh polosnya ini ditambah pada bagian bawah miliknya terasa sakit saat dirinya melangkah yang langsung diobati dengan berendam di air hangat.

“Pulang jam berapa?” Tania menatap Zee yang akan duduk “mami gak lihat kamu pulang.”

Zee memberikan tatapan menggoda ke Tania “gimana mami bisa tahu orang asyik mulu sama papi” seketika wajah Tania memerah membuat Zee tersenyum melihatnya “abang dan yang lain ke mana?” ketika melihat meja makan tampak sepi.

“Abang mana pernah pulang kalau gak mami minta, papi lagi urus hotel sama Leo kalau Jimmy dan Rey sekolah” Zee mengangguk mendengar penjelasan Tania “kemarin gimana buku – bukunya?.”

Zee menatap Tania dengan perasaan senang seolah melupakan apa yang terjadi semalam bersama Billy, menceritakan bagaimana reaksi para anak – anak ketika mendapatkan buku baru bahkan mereka dengan tidak sabar membaca bukunya. Kegiatan sosial ini mendapatkan donatur tetap yang tak lain adalah Tania sang mami, sedangkan Wijaya alias sang papi tidak ingin terlibat jauh meski mendukung dari belakang.

Pembicaraan kedua wanita beda usia ini akhirnya bukan hanya mengenai buku tapi juga hal – hal lain, Zee sangat dekat dengan Tania dari kecil sehingga selalu menceritakan apa yang dirinya lakukan jika sekolah atau saat kejadian penting. Komunikasi ini dilakukan Tania agar sang anak merasa nyaman bercerita pada orang tuanya bukan pada teman atau orang lain yang belum tentu memiliki niat baik dengan dirinya, Wijaya dan Tania menekankan bahwa apa pun yang terjadi keluarga akan menjadi tempat pertama mendukung disaat jatuh sekali pun.

“Romeo menyerah?” Zee mengangguk “dan kemarin kamu ke club?” Zee mengangguk kembali “gak mabuk kan?” Zee menggelengkan kepala “baguslah biasanya jika seperti itu akan mabuk lalu berakhir di ranjang” Zee sempat membeku mendengar perkataan Tania.

“Mami pengalaman banget” goda Zee mengalihkan semuanya membuat Tania cemberut “pengalaman sama papi atau mantan.”

Tania menyentil kening Zee pelan “anak kecil ini sudah besar saja otaknya.”

Zee memutuskan untuk berada di rumah menenangkan diri dari kejadian semalam yang masih membuat dirinya ketakutan banyak hal, Zee masih menatap tubuhnya di mana jejak Billy masih dapat terlihat dan untungnya saat tadi bersama Tania tidak melihat semua ini jika sampai terlihat akan membuat semuanya berantakan. Seketika Zee ingat jika Billy mengeluarkan di dalam dengan segera Zee berganti pakaian untuk membeli obat agar dirinya tidak hamil, Zee menanyakan pada Indah yang sempat membuat bertanya – tanya tapi Zee beralasan ada temannya yang membutuhkan. Indah menjanjikan akan memberikan obat tersebut paling tidak beberapa menit lagi dan akhirnya mereka berjanji bertemu di cafe, Zee tidak tahu lagi ke mana untuk bertemu dengan Indah.

Suasana cafe ketika masuk tampak lengang menandakan tidak banyak orang datang, meski yang datang silih berganti. Zee tidak melihat keberadaan Erland sehingga bisa membuat dirinya bernafas lega karena Erland tidak akan mengetahui niatnya tersebut, menunggu Indah membuat Zee memutuskan untuk berada di dapur bersama Yusron dan tidak lama pegawainya mengatakan Indah telah datang.

“Buat siapa sih pakai obat beginian?” Zee hanya tersenyum melihat Indah bicara “kalau belum siap jangan melakukan dong.”

“Dia kebablasan dan belum siap buat nikah, jadi berapa semua?.”

Indah menggelengkan kepala “free dan kebetulan di sini kita bahas masalah rencana amal yang akan dilaksanakan di sini, kita butuh jasa organizer karena gak mungkin melakukan sendiri.”

Zee mengangguk “nanti aku yang cari.”

Indah dan Zee memilih menghabiskan waktu berbicara satu dengan lain tentang rencana amal, cukup lama mereka berbicara membahas acara amal sampai tidak menyadari seseorang yang mendengar pembicaraan mereka dari awal penyerahan obat. Orang tersebut adalah Billy yang harus menahan emosinya mendengar niat Zee untuk konsumsi obat pencegah kehamilan. Billy tidak ingin rencananya berantakan dengan Zee konsumsi obat tersebut dan satu lagi Billy kecanduan setiap inch dari tubuh Zee, orang yang dibencinya membuat Billy tidak bisa menghilangkan bayangan kejadian semalam.

Billy mendengarkan pembicaraan mereka tanpa disadari oleh Zee, tidak lama kemudian pembicaraan terhenti di mana Zee langsung melangkah naik ke atas dengan cepat Billy mengikutinya dari belakang. Dugaan Billy adalah Zee akan masuk ke dalam ruangannya untuk meminum obat tersebut, tepat ketika Zee akan menutup pintu Billy menahannya membuat Zee membelalakkan mata melihat kehadiran Billy di atas dan bagaimana bisa ikut naik.

Billy yang tahu jika Zee menatap tidak suka langsung mendorong masuk ke dalam dan tidak lupa mengunci pintunya dengan tidak lupa menahan kedua tangan Zee dengan satu tangannya. Billy seketika merasakan perasaan lega ketika sudah melihat kembali wanita yang ada dihadapannya kali ini, dibelainya pipi Zee perlahan dengan tangannya yang bebas dan ketika melihat Zee menutup mata membuat salah satu sudut hati Billy tersenyum senang di dekatnya wajah Billy ke arah Zee. Tatapan mata Billy mengarah pada bibir Zee yang kemarin membuatnya ketagihan, perlahan memberi kecupan ringan tapi sayangnya Billy tidak ingin hanya kecupan hingga akhirnya melumat dengan perlahan dan mulai merasakan jika Zee sedikit nyaman dengan ciuman mereka sehingga Billy memperdalam ciuman mereka yang membuat Billy tidak ingin melepaskan ciuman ini tapi mereka berdua membutuhkan nafas.

Billy menatap wajah merah Zee setelah melepaskan ciuman membuat dirinya gemas, Billy ingin mengulangi kembali kegiatan mereka semalam tapi dirinya tahu jika Zee masih baru melakukannya berbeda dengan Tyas yang sudah sering melakukannya bahkan memiliki anak. Billy membelai pipi Zee pelan yang mungkin akan menjadi kesukaannya setelah ini, kulit tubuh Zee yang lembut tanpa polesan apa pun memberikan kecantikan tersendiri dari dalam membuat Billy terpesona melihatnya. Billy mengecup bibir mungil yang sudah menjadi kesukaannya semenjak mereka melakukannya, bukan hanya bibir tapi seluruh tubuh dari wanita dihadapannya ini.

“Aku tidak akan mengijinkan kamu untuk minum obat itu” Billy memberikan suara datarnya membuat Zee menatap terkejut “aku mendengar semua pembicaraan dengan temanmu itu dan sudah bisa menebak apa yang ingin kamu lakukan jadi hentikan semuanya.”

“Aku tidak mau memiliki anak diluar nikah” protes Zee jadi lebih baik aku hilangkan saja yang membuat Billy menatapnya tajam.

“Aku akan melamarmu jadi persiapkan diri semuanya dan jangan pernah sedikit pun meminum obat itu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hurt You   Epilog

    Menatap keluarga kecil dimana Zee baru melahirkan anak mereka beberapa bulan lalu, Zee sedang menyusui putra pertama mereka yang bernama Althan dengan menggunakan botol karena mereka kedatangan dua orang tidak penting yaitu Leo dan Endi. Mereka berdua memutuskan untuk membeli rumah yang tidak jauh dari orang tua Zee, Billy sudah mengubah panggilan pada Bima dengan sebutan mas.“Kalau suka itu bilang bukan diam aja” Billy menatap Zee dan Endi bergantian “adik kamu ini suka sama Tere.”“Tere” Zee mengangguk “kamu pedofil?”Bantal melayang mengenai wajah Billy dimana pelakunya adalah Endi sedangkan Leo dan Zee tertawa melihat apa yang Endi lakukan.“Udah lewat tujuh belas tahun dan jarak kita nggak jauh – jauh amat.”“Wajah Tere keliatan anak kecil jadi tetap aja kamu pedofil” Leo memberikan kata – kata godaan membuat Endi menatap tajam.“Tapi memang orang

  • Hurt You   Penyelesaian

    Billy menatap gudukan tanah yang ada dihadapannya dimana sebagai tempat terakhir wanita yang melahirkannya, tidak ada dalam bayangannya jika Mili akan berlalu begitu cepat bahkan depan kedua matanya. Billy berada di pemakaman bersama Wijaya, Bima, Endi dan Tian serta Pandu. Billy sendiri belum bicara panjang lebar pada Wijaya mengenai masalahnya bahkan beberapa kali mantan suami Tyas ingin bertemu dengannya belum juga bisa terlaksana sama sekali.Proses pemakaman berlangsung cepat dimana Endi benar – benar mengurus semuanya bersama dengan Leo dan Rifat, Billy sendiri menghabiskan waktu dengan memeluk Zee di ranjang sambil membelai perutnya dan mengucapkan banyak kata syukur pada Tuhan.“Ayo kita pulang” tepukan pelan di bahu membuat Billy beranjak meninggalkan tempat Mili terakhir.Perjalanan ke rumah dengan menggunakan satu mobil karena mereka memang malas untuk menggunakan mobil masing – masing, Pandu yang menyetir di depan dengan Tian

  • Hurt You   Bye Mili

    Rencana berubah total dimana langsung membawa Mili ke rumah sakit dan orang – orangnya langsung diamankan oleh polisi, Billy memandang Mili yang banyak mengeluarkan darah pada kepalanya. Dokter yang datang mengatakan jika peluru tidak terlalu dalam masuknya tapi bukan jaminan jika akan selamat, Billy hanya terdiam disamping Mili sambil menatap penuh dengan kesedihan.“Kamu harus ikhlas jika sesuatu terjadi pada dia.”Billy mengangguk pelan mendengar perkataan dari Bima, menatap ruang operasi yang baru saja tadi dimasuki Mili. Billy terdiam dengan menundukkan kepalanya dimana tidak menyangka sama sekali jika sang ibu yang dicintainya akan berbuat sejauh ini, perasaan bersalah memenuhi dirinya dimana tidak bisa mencegah semuanya.“Tyas sudah meninggal.”Billy menatap Bima dengan tidak percaya “apa benar Tyas dibunuh?”“Menurut keterangan mereka ya tapi bukan salah satu dari kami atau orang yang menjaga

  • Hurt You   Kematian

    Perkataan Billy membuat Mili terkejut namun seketika tertawa, Billy menatap sang ibu dengan tatapan yang tidak mempercayai semuanya dan saat menatap Bima dimana tampak biasa saja dengan apa yang Mili lakukan.“Kamu nggak akan setega itu melakukannya pada ibu kamu sendiri” menatap santai pada Billy “kamu hebat bisa membuat dia bersandiwara seperti ini” mengalihkan pandangan pada Bima dengan tatapan mengejek.“Terserah, sekarang apa yang akan kamu lakukan padaku?”“Jebakan murahan” sindir Mili menatap remeh pada Bima “kamu nggak lupa kan siapa orang tuaku?”“Kamu sendiri tidak lupa bukan siapa mertuaku dan peran mertuaku pada orang tuamu?”“Tutup mulutmu saat mengatakan hal itu, kalau bukan karena pria itu orang tuaku akan tetap hidup sampai saat ini.”“Kamu yang membuat masalah dengannya jadi apa harus diam?” Bima memandang Mili dengan sedikit wasp

  • Hurt You   Mendatangi Musuh

    Semua menatap tidak percaya dengan apa yang Rifat katakan, Zee yang mendengar itu seketika menjadi pucat dan takut hal buruk terjadi. Sentuhan di tangannya membuat Zee menatap sang sumber dimana memberikan senyuman yang sangat menenangkan, memilih untuk diam dengan menarik serta menghembuskan nafas secara perlahan.Pihak rumah sakit sudah diberitahukan untuk tidak ada yang masuk ke dalam ruangan kecuali dengan panggilan salah satu diantara mereka, jika sampai pihak rumah sakit masuk tanpa panggilan Wijaya akan menuntut secara hukum. Zee tahu jika saat ini sangat aman bersama dengan keluarganya, memilih duduk dekat Tania dengan memeluknya erat diimbangi dengan sentuhan pada rambutnya.“Maafkan aku, mi.”“Nggak perlu minta maaf karena meski kamu nggak melakukan ini pasti suatu saat akan terjadi” belaian lembut di rambut membuat Zee lamgsung mengantuk “alasan kita setuju dengan semua rencana kamu adalah menyelamatkan Billy dimana

  • Hurt You   Pindah Kamar

    Semua Mata memandang pintu yang terbuka dimana tampak Tari dan Via beserta yang lain masuk ke dalam ruangan Zee membuat mereka saling memandang satu sama lain, mereka mengelilingi Zee dengan memberikan pelukan singkat secara bergantian.“Tama kamu sama mama di ruangan mami dan papi temani Rey. Papa akan disini sama Tari dan Jimmy” menatap Tama yang mengangguk pelan “Mbak Via mau di sini atau tempat papi?”“Bagaimana kalau semua berkumpul di tempat Anggi?” mereka semua menatap Zee “atau berkumpul dalam satu tempat jadi biarkan penjaga ada di tempat masing – masing, strategi mengalihkan perhatian.”Semua saling menatap satu sama lain seakan apa yang dikatakan Zee adalah benar adanya, akan lebih baik jika mereka berada dalam satu ruangan yang sama sehingga mudah untuk menghentikan gerakan mereka semua.“Keadaan siapa yang sudah jauh lebih baik?” Tian menatap Leo yang mengangkat bahu.&l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status