Share

13. Tinggal Satu Rumah

"Cepat kembali ke apartemen mu, aku mau tidur" pinta Naveah.

"Naveah, bagaimana kalau mulai minggu depan kita tinggal bersama" ide Lee Kwon. Naveah benar-benar dibuat terkejut berulang kali oleh Lee Kwon.

"Kenapa tiba-tiba sekali,bagaimana dengan?" Naveah tidak melanjutkan perkataanya tapi Lee Kwon paham betul siapa yang dimaksudkan oleh istrinya itu.

"Soal Nari, tidak perlu khawatir dia akan meninggalkan Korea dalam beberapa hari dan dia akan tinggal di Taiwan selama dua bulan" jelas Lee Kwon.

"Apakah tidak lebih baik tinggal terpisah seperti ini saja, kita juga sama-sama lebih menyaman" Naveah menyampaikan pendapatnya.

"Tidak, kita sudah dua tahun menikah dan kita masih belum bisa mengenal satu sama lain dengan baik" Lee Kwon menggelengkan kepala menolak pendapat Naveah.

"Tapi" ucap Naveah.

"Apa yang masih kamu takutkan?" tanya Lee Kwon.

"Aku hanya belum siap untuk tinggal dengan orang asing di apartemen ku" jelas Naveah.

"Mau sampai kapan kita akan menjadi orang asing, aku sudah bilang kita akan belajar untuk memulai kehidupan rumah tangga kita, jangan khawatirkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi" ujar Lee Kwon meyakinkan Naveah.

"Aku merasa tidak enak dengan Nari, biar bagaimana pun kalian saling menicintai" ucap Naveah.

"Naveah kita sudah menikah, Nari dan aku memang saling mencintai dulu, aku pikir pertemuan kami sekarang bukan untuk membuat aku dan dia akan bersama tapi ini adalah suatu kondisi yang akhirnya menyadarkan ku kalau apa yang aku lakukan salah dan membuka mata ku pada mu. Orang yang dengan setia bersama ku tanpa mengeluh dan menuntut sesuatu dari ku yang sebenarnya itu adalah hak mu. Saat bertemu dan mendengar cerita Nari dengan mantan suaminya aku pikir apa yang bergumul dalam hati ku adalah cinta yang pernah aku berikan pada nya. Tapi ternyata aku salah, aku kasihan dengan kondisi nya dan merasa simpati dengan apa yang ia alami karena itulah aku tidak bisa langsung memutus hubungan ku dengan nya. Saat Nari pulang menyelesaikan pekerjaannya aku akan berbicara baik-baik padanya" Lee kwon meyakinkan Naveah.

"Jangan-jangan yang sebenarnya kamu takutkan adalah aku" ucap Lee Kwon.

"Aku kan sudah bilang, aku belum merasa nyaman tinggal satu rumah dengan orang yang belum familiar bagi ku, aku tidak bilang takut pada mu" lirik Naveah.

"Benarkah, kalau begitu aku akan mulai tidur di sini nanti malam" ucap Lee Kwon.

"Kau gila, aku tidak mengizinkan mu" tolak Naveah.

"Berarti kau takut pada ku kan?" tanya Lee Kwon tidak menyerah.

"Terserahlah, di apartemen ini memang ada beberapa kamar tapi belum tentu sudah dibersihkan" Naveah mulai pasrah.

"Kalau masalah itu, tenang saja aku akan tidur di sofa ini untuk malam ini, kau bisa tidur di kamar mu" ide Lee Kwon.

"Kamu benar-benar deh, di sini dingin tahu, aku bisa dimarahi Ibu kalau tahu anak yang disayanginya aku telantarkan"Naveah menolak ide Lee Kwon.

"Aku beri waktu sampai acara tv ini selesai, setelah itu pulanglah ke apartemen mu" Naveah menghadapkan wajahnya pada Lee Kwon yang duduk di atas sofa.

"Benar-benar perempuan yang tidak bisa dipahami dan tidak terkalahkan" Lee Kwon lelah berdebat dengan Naveah.

"Baiklah setelah acara ini aku akan pulang" Lee Kwon menyetujui permintaan Naveah pada nya.

"Bagus, itu nama nya laki-laki sejati" Naveah tersenyum senang.

Saat mereka tengah menikmati acara televisi, hp Naveah berdiring. Panggilan telpon itu berasal dari Dongman. Perempuan itu menggeser layar hp nya dan mengangkat telponnya.

"Kecilkan sedikit volumenya" bisik Naveah pada Lee Kwon.

"Halo, Hyung ada apa malam-malam begini?" tanya Naveah pada Dongman.

"Naveah maaf telat, aku ingin mengucapkan ulang tahun pada mu yang ke-26 tahun. Aku berhadap apa yang ingin kamu raih dapat tercapai dan aku doakan kamu mendapat pacar yang baik" doa Dongman pada Naveah.

Perempuan itu tersenyum mendengar kakak tingkatnya itu masih ingat hari ulang tahunnya bahkan mendoakannya. Lee Kwon yang duduk di sofa mendengar apa yang dikatakan Dongman pada Naveah.

"Terima kasih Hyung atas doa nya dan terima kasih masih ingat dengan hari ulang tahun ku" ucap Naveah.

"Aku ingin membawakan mu kue tapi ini sudah malam, kamu pasti sudah mau tidur" ucap Dongman.

"Ah, Hyung tidak perlu repot-repot" ucap Naveah. Lee Kwon terlihat tidak senang mendengar percakapan antara Dongman dengan Naveah.

"Kalau begitu, apa besok ada waktu?" tanya Dongman.

"Besok, aku belum tahu dengan pasti Hyung, aku perlu menanyakan pada asiten ku besok" Naveah tidak dapat memberi kepastian.

 "Baiklah kalau begitu, istirahatlah sekarang. Kalau memang memungkinkan ada waktu kosong jangan lupa untuk hubungi aku ya" pinta Dongman.

"Pasti, Naveah akan memberitahu kalau jadwal Naveah memungkinkan untuk bertemu" kata Naveah. 

Mereka berdua pun mengakhiri pembicaraan mereka, di sisi lain Lee Kwon terlihat kesal melihat kedekatan Naveah dan Dongman.

"Aku pikir-pikir kamu selalu dapat bicara baik dengan pria itu tapi saat dengan ku kamu berbicara seolah-olah tidak ingin lama-lama mengobrol dengan ku" ungkit Lee Kwon.

"Makanya jangan menyebalkan" ucap Naveah singkat.

"Aku heran kenapa dia mendoakan mu mendapat pacar, apa dia tidak tahu kalau kamu peremuan yang sudah bersuami?" tanya Lee Kwon.

"Kamu menguping pembicaraan ku dengannya kan?" tanya Naveah balik.

"Aku tidak menguping, dia saja yang suaranya terlalu keras" jelas Lee Kwon.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak menutupi telinga mu" ucap Naveah kesal.

Perempuan itu memukul Lee Kwon dengan bantal yang terdapat di sofa. 

"Hei, sakit" keluh Lee Kwon.

"Rasakan" Naveah senang melihat Lee Kwon merengek kesakitan.

"Benar-benar deh kalau sama kamu bawaannya pengen marah-marah" canda Lee Kwon. Pria itu mengelus badannya yang mendapat pukulan bantal dari Naveah.

"Naveah duduklah di sini" Lee Kwon menunjuk duduk di dekatnya. Naveah tampak ragu tapi akhirnya mengiyakan permintaan Lee Kwon.

"Ada apa?" tanya Naveah.

"Coba ulurkan tangan jari-jari mu" pinta Lee Kwon. Naveah mengulurkan jari-jari nya pada Lee Kwon.

"Sekarang pejamkan mata mu sebentar" perintah Lee Kwon. Perempuan itu sebenarnya takut tapi tetap mengikuti perintah Lee Kwon.

"Sekarang buka mata mu" perintah Lee Kwon pada Naveah. Perempuan itu tidak menyangka mendapat hadiah ulang tahun lagi dari Lee Kwon.

"Wah, bagus sekali. Terima kasih sudah mengingat ulang tahun ku dan memberi kejutan tidak terduga" ucap Naveah dengan penuh rasa haru dan gembira.

"Kau senang?" tanya Lee Kwon.

"Tentu saja" jawab Naveah singkat.

"Sekarang saatnya aku minta sesuatu dari mu" ucap Lee Kwon tiba-tiba pada Naveah.

"Bukankah uang mu lebih banyak, kamu mau minta apa?" tanya Naveah dengan penuh keraguan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status