Share

12. Kejutan dari Suami

"Mari kita akhiri ini baik-baik" Naveah memberi senyum termanis dihadapan suaminya yang tengah duduk di sofa yang menghadap ke televisi.

Pria itu tiba-tiba berdiri, menjabat tangan istrinya dan kemudian memeluk erat Naveah. Perempuan itu kaget dan bingung karena tiba-tiba Lee Kwon memeluk dirinya, padahal selama menikah Lee Kwon tidak pernah berani memeluk Naveah.

"Kamu gila, berani nya kamu" Naveah mencoba mengeluarkan dirinya dari pelukan Lee Kwon. Semakin berontak, semakin erat Lee Kwon memeluk Naveah.

"Selamat ulang tahun istri ku" bisik Lee Kwon di telinga Naveah. Perempuan itu terdiam tidak bisa berkata-kata, dia mengira hari ini adalah hari dimana dia bisa bebas dari penikahannya tanpa dia duga Lee Kwon memberi kejutan untuk dirinya.

Naveah dan Lee Kwon berpelukan cukup lama, namun Naveah tidak membalas memeluk Lee Kwon, perempuan itu diam terpaku dan tiba-tiba jantungnya berdebar begitu cepat. Lee Kwon perlahan-lahan melepas pelukannya pada Naveah dan mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya. 

Pria itu memberi hadiah kalung yang bertuliskan nama Naveah dan memakaikan nya di leher Naveah.

"Cantik" puji Lee Kwon setelah memasangkan kalung di leher Naveah. Wajah Naveah seketika berubah merah dan jantungnya berdebar lebih kencang. Perempuan itu masih diam tidak bisa berkata-kata ini adalah kali pertama ia mendapat kejutan seperti ini. Lee Kwon masih berdiri dihadapan Naveah, pria itu mengamati wajah istrinya yang tampak datar-datar saja.

"Naveah"panggil Lee Kwon, perempuan itu masih tetap tidak merespon. Lee Kwon menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri di depan wajah Naveah tapi perempuan itu masih tidak merespon.

"Naveah, kamu baik-baik saja" Lee Kwon memanggil nama Naveah kembali dan menggenggam tangan perempuan itu.

Naveah terbangun dari lamunan nya seketika saat tangannya dipegang oleh Lee Kwon.

"Bagaimana kamu suka apa tidak dengan hadiah ku?"tanya Lee Kwon.

Perempuan itu tidak menjawab pertanyaan Lee Kwon dan malah bertanya balik pada suaminya itu. "Kenapa tiba-tiba memberi aku kejutan? bukankah kamu bilang kita akan bercerai" tanya Naveah penasaran.

Lee Kwon tersenyum sambil melipat tanggannya di depan dada, "siapa yang bilang, itukan keinginan mu" tebak Lee Kwon.

"Bukankah kamu bilang barusan kalau kita lebih baik bercerai kenapa tidak jadi, padahal aku pikir" perempuan itu tidak bisa melanjutkan perkataanya.

"Kau pikir aku menceraikan mu, semudah itu?" tanya Lee Kwon.

"Kamu benar-benar mempermainkan aku ya, kamu pikir setelah menerima hadiah dan kejutan dari mu aku tidak akan meminta cerai" ucap Naveah.

"Coba saja kalau bisa" pria itu mencium kening Naveah dan tersenyum licik pada perempuan itu. Naveah benar-benar merasa dipermainkan oleh Lee Kwon, dia benar-benar terjebak dengan kondisinya sekarang.

"Siapa yang menyuruh mu mencium kening ku" Naveah memegangi keningnya yang baru dicium oleh Lee Kwon.

"Apa sebenarnya maksud dari semua ini, kenapa kamu melakukan hal aneh-aneh pada ku hari ini" ucap Naveah dengan nada kesal.

"Bagianman yang menurut mu aneh, saat aku memeluk mu, saat aku memasangkan kalung di leher mu, atau saat aku mencium kening mu, bukankah semua itu hal yang wajar yang biasa dilakukan oleh pasangan suami-istri" jelas Lee Kwon.

Naveah benar-benar kehilangan akal, semangat yang ia kumpulkan saat berada di apartemen Seohyun runtuh seketika karena kelakuan tidak terduga Lee Kwon. Naveah memejamkan matanya dan menutupinya dengan tangan.

"Aku tidak paham maksud dari semua ini" Naveah menggelengkan kepala nya.

"Kau masih belum paham, benarkah?" Lee Kwon mendekatkan dirinya pada Naveah yang masih berdiri.

"Ih, kamu ini kenapa sih jadi seperti ini" Naveah merasa risih dan mendorong Lee Kwon yang mencoba mendekat padanya. Tangan Naveah menyentuh dada Lee Kwon, perempuanitu merasa berdosa karena sudah mengotori tangannya.

"Tangan ku" rengek Naveah menangisi tangannya.

"Kamu tidak pernah melakukan itu sebelumnya pada laki-laki lain" goda Lee Kwon.

"Kau, hentikan ocehan mu dan pergi dari sini, aku bisa gila lama-lama" Naveah kesal.

"Semakin malam, semakin menarik, itulah diri mu" Lee Kwon menyentuh kepala Naveah.

"Singkirkan tangan mu dari kepala ku" tangan Navaeh kembali menyentuh tangan Lee Kwon.

Lee Kwon memegang tangan Naveah dan mengajaknya menuju ruang makan, perempuan itu tidak tahu kalau Lee Kwon telah menyiapkan sesuatu untuk Naveah.

"Apalagi sekarang?" rengek Naveah. Perempuan itu terdiam melihat kue ulang tahun dan juga bunga yang sudah ada di atas meja.

"Ayo potong kue nya dan berdoalah apa yang ingin kamu harapkan"ucap Lee Kwon. 

Perempuan itu berdoa sebelum meniup lilin dan memotong kuenya. Lee Kwon terlihat senang melihat Naveah yang terlihat bahagia saat memanjatkan doanya. Naveah meniup lilin dan memotong kue ulang tahun yang telah disiapkan oleh Lee Kwon.

"Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam padahal tadi kamu menunggu di luar?" tanya Naveah sambil memberikan potongan kue nya pada Lee Kwon.

Pria itu kembali tersenyum pada Naveah, "tidak usah dipikirkan tidak penting" ucap Lee Kwon. Naveah menyerngitkan wajahnya mendengar jawaban Lee Kwon.

"Apa kau senang hari ini?" tanya Lee Kwon sambil memakan kue yang diberikan oleh Naveah.

"Aku tidak mau jawab, itu tidak penting" balas Naveah.

"Benar-benar perempuan seperti mu memang paling tidak bisa dilawan" ucap Lee Kwon sambil menggelangkan kepalanya.

"Aku rasa ini sudah malam, jadi pulanglah" usir Naveah pada suaminya.

"Setelah semua hal yang aku lakukan, pengusiran yang aku dapatkan dari mu" Lee Kwon melipat tangan di depan dada.

"Apa lagi, bukan kah semuanya sudah selesai tuan" ucap Naveah.

"Aku kira belum, karena kita" tangan Lee Kwon kembali memegang tangan Naveah.

"Kenapa kamu kembali seperti ini?" Naveah ketakutan.

"Apakah begitu menakutkan dekat dengan ku?" tanya Lee Kwon.

"Aku tidak terpengaruh dengan godaan dan rayuan mu, pergilah" Naveah menghempaskn tangan Lee Kwon.

Perempuan itu bersiap melangkahkan kaki meninggalkan Lee Kwon di ruang makan, tiba-tiba Lee Kwon memeluk Naveah dari belakang.

"Hei, lepaskan tangan mu aku bisa tercekik" ucap Naveah.

"Jangan menghadap ke sini, aku malu. Hari ini di hari ulang tahun mu, aku mau mengucapkan terima kasih sudah menjadi istri dan menantu yang baik, cerdas, penurut dan pengertian. Jangan terpikirkan untuk pergi dari ku meskipun mudah bagi mu untuk melakukannya. Aku memang belum bisa sepenuhnya memberikan hati ku, tapi aku sudah memikirkannya baik-baik dan tanpa pasaan, aku akan berusaha melakukan tugas ku sebagai seorang suami jadi aku mohon bantulah aku dan sabar lah sedikit lebih lama lagi" ucap Lee Kwon dengan mata berkaca-kaca pada istrinya itu. Tidak disangka Naveah menangis mendengar perkatan dari Lee Kwon.

"Kau menangis?" tanya Lee Kwon melihat tangannya yang basah saat memeluk dan memberi ucapan pada Naveah. 

"Haruskah aku tersenyum seperti ini" Naveah membalik kan badannya dan memberi senyuman tidak ikhlas pada Lee Kwon.

"Kau ini benar-benar" Lee Kwon mencubit pipi Naveah karena gemas melihat istrinya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status