CHAPTER 19
Mi Amor
Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa pasanganmu salah cerminan dirimu. Sepertinya pepatah itu cocok untuk diterapkan kepada Beck dan Sophie.
Itu yang terlintas di dalam pikiran Charlotte saat ia berkomunikasi dengan kekasih Beck. Semua tempat yang direkomendasikan oleh Charlotte ditolak oleh Sophie dengan alasan tidak sesuai seleranya, padalah pilihannya adalah tempat-tempat yang berkelas. Charlotte jadi semakin penasaran seperti apa rupa dan juga penampilan gadis pilihan Beck yang sombong itu.
Charlotte mengetuk pintu ruang kerja Beck dan segera memasuki ruangan itu meski tatapan Beck tampak kaku menyambutnya. Ia telah terbiasa diperlakukan oleh pria sialan itu yang menatapnya seolah ia adalah musuh hanya karena ia dianggap 'orang ibunya' padahal ia dan Lucy juga baru saja saling mengenal karena ibunya yang memaksa untuk menjadi sekretaris di perusahaan yang tidak seberapa besar.
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men