Chapter 26
Making ****
"Aku merindukanmu, Mi Amor." Nick memeluk Vanilla, mengecup pipi gadis itu berulang kali seolah-olah ia telah meninggalkan Vanilla selama seratus tahun.
Vanilla terkekeh. "Kita hanya terpisah beberapa jam."
"Tapi, aku sungguh merindukanmu."
Vanilla menarik bahunya sedikit condong ke belakang. "Apa yang kau bawa?" Ia melirik ke arah beberapa paper bag yang diletakkan oleh Nick di atas tempat tidur.
"Oh." Nick melepaskan pelukannya dari tubuh Vanilla, ia beringsut mendekati tempat tidur diikuti oleh Vanilla. "Sebenarnya kau tidak memerlukan ini selama berada di dekatku. Tapi, aku tidak ingin terlihat buruk membiarkanmu hanya mengenakan kemejaku di rumah."
Nick membuka salah satu paper bag dan mengeluarkan isinya.
"Astaga...." Vanilla menggelengkan kepalanya mel
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men