Chapter 28
Making Family
Nick mendorong tubuh Vanilla hingga terpojok ke dinding kaca, sementara bibir mereka terus bertaut. Satu lengan Nick melingkar di pinggang Vanilla dan satu telapak tangannya menahan tengkuk Vanilla untuk memperdalam ciuman mereka sementara lengan Vanilla melingkar di leher Nick. Cumbuan bibir mereka bergairah, liar, nakal, dan sama-sama menuntut.
"Mi Amor," geram Nick di antara cumbuan mereka.
"Baby...." Vanilla mengerang, dadanya membusung merapat ke dada Nick.
Nick mengakhiri ciuman mereka, napasnya terengah-engah. "Aku menginginkanmu, Mi Amor."
Sama seperti Nick, napas Vanilla juga terengah-engah. "Aku tidak mau di sini."
Nick terkekeh, ia menyatukan keningnya dengan kening Vanilla, menggeseknya dengan lembut. "Tentu saja tidak, kita akan melakukannya di tempat yang seharusnya."
Tidak mungkin
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men