Chapter 33
Thank You, Beck
Milan.
Vanilla membungkuk untuk menyapukan bibirnya di bibir pria yang ia cintai. "Kau mengatakan jika aku boleh menanyakan apa saja padamu. Apa hal itu masih berlaku?"
Nick yang merebahkan diri di sofa dengan posisi kepala berada di atas paha Vanilla menatap kekasihnya, satu telapak tangannya menyentuh bagian belakang kepala Vanilla seraya menjawab, "Berlaku selamanya."
Jemari Vanilla menyentuh alis tebal Nick. "Kurasa kita harus membuat komitmen."
Pendar di mata Nick tampak berkilau, nyaris menyilaukan. "Kau bersedia menikah denganku secepatnya?"
Vanilla tersenyum, ia membalas tatapan mesra Nick. Ujung jemarinya beralih menyentuh jambang di wajah kekasihnya yang mulai memanjang. "Kurasa kau harus bercukur."
"Kau harus belajar membantuku bercukur."
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men