Erd mengirimkan banyak sekali data terbaru. Juga beberapa gambar yang ia ambil untuk memperjelas informasi yang ia dapatkan. Aku bisa memahami dengan sangat cepat. Benar juga perkataan Andre tadi. Ternyata Erd juga merumuskan masalahnya di sini. Kami belum menemukan jawaban pasti, mengapa hanya kami para anggota pasukan bayangan yang dapat melihat dengan mata telanjang? Kenapa masyarakat sama sekali belum mengetahui tentang hal ini? Selain karena informasi bohong yang tengah tersebar, mengapa sama sekali tak ada satu pun warga yang memergoki aksi kami? Apakah ada sesuatu yang melapisi udara? Semacam sekat? Aku malah berpikiran terlalu jauh, teringat dengan cerita dongeng masa lalu, yang sering diceritakan Annie.
Sebelum mengingat Annie lebih jauh, aku kembali melanjutkan mempelajari berkas yang dikirimkan Erd. Aku mulai mengerti sekarang dengan sistem kerja para Cyborg itu. Memang lumayan sulit untuk dikalahkan, tapi ternyata tanpa disadari aku telah menemukan cara paliSampai di depan gedung lima tingkat itu, aku langsung berlari kecil memasukinya. Tak kuhiraukan para penjaga yang menatap kedatanganku. Mereka juga hanya melihat sekilas. Tetap seperti kemarin, gedung ini tak terlalu mementingkan keamanan pada orang asing yang baru masuk.Tanpa mencari arah, pun bertanya tempat, aku langsung menuju ke ruang tunggu praktek ayah Annie. Tak perlu heran lagi dengan dinding kamuflase, aku pun dengan mudah memasukinya. Sampai. Keringatku bercucuran. Jantungku berdetak sangat kencang, aku tak tahu apa yang akan dikatakan Dokter Hans nanti.Aku duduk di kursi tunggu, seperti saat pertama kali kuinjakkan kaki di ruang ini. Hampir saja kuhubungi Dokter Hans, dia sudah keluar dengan seragam khususnya. Sepertinya kali ini tak ada pasien di dalam. Sang dokter tampak tenang, berbeda dengan waktu itu yang dengan jelas terpampang wajah kelelahannya."Hay, Ren. Terima kasih kau mau datang ke sini memenuhi undanganku." Dia
Aku mengaktifkan mode terbang pada mobil yang kukendarai dengan kecepatan penuh. Aku juga mengaktifkan sistem kemudi otomatis. Aku sudah merasa sangat malas berada di area ini.Sesekali, kulempar benda kecil di dalam mobil sebagai pelampiasan, juga membiarkan air mataku menetes dengan sangat deras.Setelah berpuluh tahun tak kukenal lagi air mata, sekarang aku kembali mengeluarkannya dengan sangat deras. Seperti saat dulu terakhir kali kurasakan ini. Saat di mana aku harus melihat kedua orang tuaku terbaring kaku karena kecelakaan di kantornya. Ayah dan ibu adalah anggota pasukan bayangan yang sama-sama terbunuh saat harus melakukan perlawanan dengan makhluk luar angkasa.Saat itu aku benar-benar terpukul. Sempat kubenci semua anggota dan segala hal yang berkaitan dengan Pasukan Bayangan. Aku bahkan pernah berjanji untuk tak akan menginjakkan kaki di sana. Namun salah, takdir ternyata membawaku untuk harus berada di sana. Tak
Aku kembali memasuki gedung lima lantai itu dengan sedikit berlari. Berada di ruang tunggu depan tempat praktek keluarga Dokter Hans, aku memilih untuk berada di dekat jendela mencari pemandangan. Juga mulai mengetikkan pesan untuk Dokter Hans, tak sopan jika aku langsung memasuki ruangannya begitu saja tanpa izin.Aku :Maaf, Ayah. Aku sudah menunggumu di depan. Jika kau berkenan, keluarlah atau bukakan pintu untukku.Pesanku dibaca langsung olehnya. Tak lama, dia membuka pintu ruang prakteknya. Aku langsung mengikutinya masuk, kembali duduk berhadapan di meja utama."Apa yang kau butuhkan, Ren?"Aku masih mengutak-atik hologram di depanku. Menghiraukan pertanyaan Dokter Hans."Aku yakin, kau akan ke sini lagi. Namun dugaanku esok kau baru akan ke sini. Ternyata kau lebih tanggap dari apa yang kukira. Kau memang cerdas, Ren." Dokter Hans tampak tertawa ringan."Berarti kau s
Sampai di Pulau Ujung Selatan.Ternyata semua akses sangat mudah untuk dilalui. Tak seperti yang ada di bayangan, aku bahkan sebenarnya bisa saja langsung mengendarai mobil tanpa turun untuk mengurus izin.Namun tidak, sesuai perintah Angel untuk berhati-hati, aku terlebih dulu merubah semua penampilan. Mulai dari menggunakan kaos oblong polos dan tipis, bersama dengan celana tebal yang aku sudah tahu kalau sebenarnya ini agak kebesaran di tubuhku. Juga aku merasa sangat sulit menggerakkan diri dengan luwes.Aku menitipkan mobil di kantor wilayah selatan, ada Pak Edwin di sana. Sebelumnya, ia telah menyemangatiku dan memberikan informasi tentang serangan Cyborg di wilayah selatan. Aku hanya mendengarkannya sekilas.Lalu melanjutkan perjalanan dengan perahu kecil menuju Pulau Ujung Selatan. Karena jarak yang tak terlalu jauh, banyak para masyarakat yang menggunakan akses ini. Hanya ada 3 penumpang, itu juga termasuk aku. Ternyata benar kata Ang
Salah satu Cyborg menyerangku lagi. Dengan mengeluarkan kekuatannya mengembuskan angin dengan sangat kencang sehingga pasir-pasir di area pantai berterbangan dan mengganggu pengelihatanku.Aku mencari keberadaan Annie dengan meraba-raba sekitar. Tak ada tangan Annie di sana. Aku benar-benar tak bisa melihat saat ini."Annie?""Annie kumohon, jawablah aku. Di mana kau sekarang?"Aku semakin berpikiran yang tidak-tidak. Aku takkan memaafkan diri jika Annie telah benar-benar mereka rebut dariku. Aku terus meraba ke sana ke mari."Annie, kumohon ...." Aku sudah tak memiliki daya lagi untuk memanggilnya. Suaraku serak, terus memanggil Annie.Bagaimana aku melakukan penyerangan, jika aku saja tak bisa melihat keberadaan musuh dengan benar. Lalu, jika kutembakkan asal, aku takut salah sasaran. Bagaimana jika tembakanku mengenai Annie?"Annie, aku mohon ...." Aku su
BUMM!Annie menyerang ketiga Cyborg tanpa ampun. Dia bahkan mengangkat tubuh Cyborg dengan jarak jauh, lalu membatingnya dengan sangat keras. Satu Cyborg berhasil tumbang.BUMM!Kali ini sang Cyborg api tak mau kalah. Dia mengirimkan serangan apinya tepat ke badan Annie, tapi dengan lihai Annie bisa menghindarinya. Berlari dengan sangat kencang danBUMM!Kini Annie yang justru membalikkan keadaan. Pukulannya sangat keras menghantam Cyborg api hingga ia terpental beberapa meter ke belakang.Tinggal satu Cyborg yang merasa ketakutan. Dia menatap kedua temannya yang sudah terbaring.Tanpa disadari, ia menghilang bersama kedua temannya. Mereka telah melarikan diri.Saat itulah, aku pun sudah tak sadarkan diri. Entah, apa yang terjadi dengan Annie setelah ini.***Kurasakan ada sesuatu hangat yang mengalir di darahku. Tubuhku terasa ringan seketi
Setelah merasa sudah baikan, dan semua tubuhku kembali terasa normal, aku langsung berpamitan pada Dokter Hans. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih. Pak Edwin sengaja menjemputku, langsung menyuruhku untuk ke Kantor Pusat bersamanya. Aku menurut, setelah memaksa Annie untuk berjanji agar tetap berada di rumahnya dan hidup normal layaknya manusia biasa.Aku tak terlalu mengambil pusing kejadian kemarin, karena aku kini telah tahu alasan sebelumnya. Semalam, bersama Dokter Hans dan Pak Edwin, kami membahas masalah Annie. Awalnya aku sempat berontak, tapi karena Pak Edwin yang terus menenangkanku dan selalu memberikan pikiran positifnya, membuatku mulai bisa menerima. Annie akan tetap menjadi manusia, hanya saja dia memiliki kekuatan super yang bisa melawan serangan para Cyborg berantena.Tak ada lagi rahasia di antara kami. Pak Edwin juga menceritakan semuanya pada Dokter Hans. Kini, kami menjalin kerja sama yang sangat apik. Mimpi mereka berdu
Hari ini adalah hari pertama aku kerja bersama dengan kekasihku, Ren. Hari ini juga adalah hari pertama aku menjalani semua dengan kutekankan agar bisa bersyukur. Walau sedikit sesak, aku mulai mencoba untuk mengikuti alur cerita Sang Pencipta. Aku akan kembali menjalani kehidupan sebagai manusia normal. Hanya saja benar kata ayah, aku memiliki kekuatan super, yang justru bisa kugunakan untuk membantu dan melindungi penduduk sekitar.Setelah merenung dan terus menyendiri seharian penuh saat di Pulau Ujung Selatan, aku mulai bisa menyadari hakikat asli kehidupan. Dengan terus mengamati proses matahari dan ombak yang berkejaran, tentu semakin membuatku merasa terhina. Aku tak bisa hidup sendiri.Beberapa hari lalu, aku teringat saat tengah melakukan rutinitas, ada tiga makhluk aneh menemuiku. Aku sangat kaget, juga merasa terancam. Siapa mereka? Bahkan tanpa aba-aba, salah satu dari mereka mengeluarkan api dari tangannya dan menyerangku, aku tak bisa berbuat