Pada keesokan harinya waktu menunjukkan pukul setengah enam, Kenandra sudah bangun terlebih dahulu dan masih mendapati istrinya masih tidur dengan nyenyak tanpa rasa bersalah sedikitpun padahal seharusnya istri terlebih dahulu yang membangunkan suaminya ini malah kebalikannya.
Kenandra bangun dengan hati-hati agar tidak membangunkan istrinya yang masih tidur dilihatnya wajah polos dan tubuh istrinya yang masih terbungkus selimut, terdengar dengkuran halus tanda ia masih lelap dalam tidur nya.
"Kasihan sekali gadis polos ini, harus menikah di usia muda meninggal kan masa muda yang bebas demi seorang Shena kakak tercinta nya itu."kata Kenandra dengan senyuman yang mengandung arti.
Hal ini akan menjadi permainan yang menarik tak boleh terlewat kan untuk aku saksikan," batin Kenandra senang dan tersenyum licik.
"Tidurlah istriku yang malang, setelah hari ini hidupmu akan dimulai dengan berat," ucap Kenandra lirih dan kemb
Drett! drett!Ponselku kembali bergetar untung saja aku sudah selesai mandi dan hanya ada piyama ini saja yang bisa kupakai dan kulilitkan piyama mandi di tubuhku."Apa lagi ini Siska ,lenguh nya dengan malas dan menyambar ponselnya tanpa melihat siapa yang sedang video call di seberang sana menghidupkan ponselnya begitu saja di meja rias dengan dirinya yang kini sedang mengeringkan rambut dengan handuk."Cepatlah ini sudah lima belas menit, cepat datang kemari bawa bajuku jangan terus mengganggu ku ingat kamar no 503. Ku tunggu." Kata Amera mengakhiri percakapan nya.Tut.Sambungan telepon itu terputus tanpa melihat kembali siapa yang di ajak bicara barusan karena saking kesalnya karena sedari tadi Siska terus menelpon dan bertanya maka ia pikir Siska yang terus menelponnya.Sedangkan di seberang sana Kenandra masih berpikir mau kemana istriku marah-marah minta pakaiannya. Terbesit di ingatannya bahwa Amera tidak membawa pakaian ganti barang sele
Terdengar pintu diketuk oleh seseorang, setelah merasa cukup berdandan Amera bergegas meninggalkan alat makeup nya dan melihat siapa yang datang, ia mengintip dari layar depan pintu."Bukanya ini pria yang selalu menempel dengan suaminya itu sedang apa ia disini."Batin Amera heran dengan kedatangan pria bernama Rudy itu."Ah mending ku tanyakan saja apa maunya daripada bengong di depan pintu seperti ini pasti membosankan, sedangkan Siska orang yang ia tunggu belum juga kelihatan batang hidungnya." pikir Amera kesal."Ada apa? Tanya Amera setelah cukup lama membuka pintu kamarnya."Maaf nona mengganggu ini ada kiriman dari tuan Kenandra untuk nona." Jawab Rudy dan menyodorkan paper bag kepada wanita itu."Saya terima, terima kasih." Ucap Amera dan menutup pintu kamar tanpa berbasa-basi dengan Rudy ia tahu pria itu adalah asisten suami kejamnya saat ini dan sama menyebalkan juga seperti suaminya itu, sikapnya lebih kasar dulu pria itu juga yang menyeretny
Jam sudah menunjukkan waktunya makan siang, tidak seperti biasanya Kenandra pulang lebih awal, ia menunda semua jadwal meeting untuk hari ini dan menyerahkan semua pekerjaan pada Rudy."Rudy, handle semua pekerjaan ku dan batalkan semua meeting, aku akan pulang cepat khusus hari ini."perintah Kenandra tegas."Baik pak, ucapan Rudy mengiyakan tanpa membantah satupun perintah dari bosnya.Hari Ini adalah pertama bosnya tidak gila kerja. Mungkin hal mengherankan bagi semua karyawan tapi tidak bagi Rudy yang selama ini sudah mengenal sifat Kenandra dengan baik."Awal yang baik untuk mu bos, semoga kau bahagia," ucap Rudy lirih turut bahagia dengan perubahan bosnya.Kenandra melangkah menuju parkiran mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, hatinya kini sedang berbunga-bunga yang ada dipikirannya sekarang adalah bertemu dengan Istrinya baru kali ini ia merasakan degup jantung nya begitu kencang di dekat seorang wanita dan wanita
"Baiklah, Kenandra mencoba mengalah menekan sedikit egonya. Dengan senang hati Amera membereskan semua barang-barang yang tidak seberapa dan memasukkan kedalam paper bag setelah itu pesanan makan siang datang."Hem aneh," pikir Amera merasa heran kalau Kenandra baik padanya."Apa kamu merencanakan sesuatu? Tanya Amera penuh selidik sedang kan mulutnya masih penuh dengan makanan."Rencana apalagi," jawab Kenan pura-pura tidak mengerti dan menanggapi dengan biasa saja padahal ia sudah merencanakan sesuatu yang besar untuk istrinya."Ayolah bereskan makananmu, dasar kekanak-kanakan," ucap Kenandra ketus melihat tingkah istrinya yang berantakan."Aku memang masih muda, aku harusnya masih pergi main-main seperti anak muda sebayaku, hai tuan Kenandra yang terhormat." Ucap Amera yang dengan mengecap-ngecap bibirnya membuat Kenandra semakin gemas ingin melahap gadis di depannya."Kalau kamu masih ingin main-main kenapa menerima perjodo
Amera menggerakkan tubuhnya mulai ia merasakan kurang nyaman tapi tak lama ia pun bangun dari tidur panjangnya, Mera mengedip - kedipan kedua bola matanya saat bangun dan dilihatnya diluar jendela adalah tempat asing baginya."Apa kita sudah sampai, tanya Mera yang menggeliat sebentar merenggangkan seluruh tubuhnya yang pegal-pegal badannya karena baru kali ini ia tertidur dimobil jadi badannya akan terasa kaku semua."Ayo turun! perintah Kenandra"Auw! Badanku sungguh sakit semua keluh Mera yang kini wajahnya meringis karena kesakitan ."Tunggu sebentar badanku sakit semua ini,"ujar Mera yang mulai merajuk karena ini kali pertama ia tidur didalam mobil yang membuat Syaraf dan tulang punggung nya kaku."Manja,"ucap Kenandra sedikit kesal"Seperti nya kamu salah urat baiklah kita masuk dulu nanti ku bantu memijitnya."ucap Kenandra sambil mengedipkan mata nya bermaksud menggoda."Dipijit Kenandra, ih dasar pria mesum ini Amera bergidik ngeri m
Keputusan ini memang berat bagi kami berdua menikah karena terpaksa dan menikah karena menjadi mempelai pengantin pengganti kakakku sedang kan entah kemana kakakku pergi tidak ada kabar sama sekali beberapa hari ini, seperti hilang ditelan bumi.Seandainya kakakku yang benar-benar menikah dengan pria ini pasti hal seperti ini tidak akan terjadi. Kakakku lebih dewasa dan lebih baik daripada diriku pastinya.Tap tap tap!terdengar langkah kaki menuruni tangga, kulihat Kenandra dengan wajah muram turun dari kamar nya dan menghampiri ku."Ayo pulang! Ucap Kenandra datar dan menarik lengan Amera menuju pintu keluar rumah besar yang seperti istana yang merupakan kediaman keluarga Hutama Wijaya yang terpandang dinegara ini.Aku menurut saja mengekor dibelakang nya kulihat ,ibu tersenyum padaku akupun membalasnya dengan senyum terbaikku walaupun sebenarnya aku masih ingin tetap berlama-lama tinggal dirumah ini tapi nyatanya suamiku punya hunian sendi
Diam lah! kalau kamu terus saja bergerak seperti ini jangan salahkan kalau aku memaksamu."ucap Kenandra mengancam kini benar nafsunya tidak dapat dikontrol lagi, gesekan terus menerus dari tubuh Amera yang terus meronta membuat akal sehat nya menjadi hilang.Benda kenyal yang kini menempel didadanya membuatnya tak sanggup lagi untuk menyimpan hasratnya yang ingin segera menyentuh dan memiliki apa yang seharusnya ia miliki saat ini."Amera seketika terdiam, membiarkan suaminya memeluk tubuhnya, nafas Kenandra yang seperti memburu dan tersengal-sengal membuatnya takut sedangkan pelukannya semakin erat. Tak lama setelah itu pria itu semakin berani menciumi leher jenjang milikku meninggalkan jejak merah di sana dan mendusel kan wajahnya ke ceruk leherku dan terus turun dan berhasil aku menahan kepala nya, tapi seperti nya ia ingin marah."Jangan lakukan itu padaku, aku belum siap menyerahkannya," ucap Amera memohon. Namun pria itu masih tidak mau menghentik
Amera POVPria yang sekarang bersama ku memang suamiku, aku sudah bilang padanya kalau diriku belum siap, namun sepertinya ia ingin meminta lebihNamun aku tak bisa bohong aku ikut menikmati setiap sentuhan lembut nya aku takut dia akan terlalu jauh, aku berusaha memberontak, ia tidak mau berhenti malah mengancam ku, semakin lama aku mulai terlena dengan setiap belaian tangan nya, namun aku tetap bertahan deru nafasku semakin memburu, ia terus menciumi ku, meninggalkan bekas merah di leherku, ciuman pertama ku berhasil ia dapat kan dan bahkan hal berharga yang paling kubanggakan selama ini berhasil ia koyak dan lumat, ia mengambil banyak sekali keuntungan dari ku ia berjanji padaku tidak akan mengambil satu hal yang paling ku jaga di area bawah.Tapi aku tidak percaya ia terus menindih ku membuatku tidak bisa bergerak dan bernapas lega, aku terkejut karena benda keras menempel di pangkal pahaku dan entah kapan dress yang aku pakai tersingkap ke atas, dan disa